Keyakinan dalam Berdoa

Dari tulisan “Di Mana Doa Kita” dalam buku ‘LENTERA HATI’, oleh DR. M. Quraish Shihab, halaman 157 :

“Jangan salahkan Allah bila doa tak dikabulkan dan jangan pula menggerutu atau jemu”, demikian tulis Abdul Qadir Jailani (1078 – 1167 M), seorang sufi besar dalam bukunya Mafatih Al-Ghayb (Penyingkap Kegaiban). “Jika Anda memohon cahaya siang pada saat kian memekatnya kegelapan malam, maka penantian Anda akan lama, karena ketika itu kepekatan akan meningkat hingga tibanya fajar. Tetapi yakinlah bahwa fajar pasti menyingsing, baik Anda kehendaki atau tidak. Jika Anda menghendaki kembalinya malam pada saat itu, maka doa Anda tidak akan dikabulkan karena Anda meminta sesuatu yang tak layak, dan Anda akan dibiarkan meratap, lunglai, jemu, dan enggan. Tetapi Anda salah bila jemu berdoa, karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. 94: 5-6). Itu terjemahan ayatnya. Adapun tafsirnya adalah ‘sesaat setelah datangnya satu kesulitan pasti disusul oleh dua kemudahan’, karena itu – tetaplah yakin – bahwa ‘dalam genggaman tangan-NYA terdapat segala kebajikan”.
Bila apa yang dimohonkan tak diperoleh dengan segera, Anda tak akan rugi. Karena, lanjut Abdul Qadir Jailani, Nabi pernah bersabda: “Pada hari kebangkitan ada yang terheran-heran melihat ganjaran perbuatan yang dia rasakan tak pernah dilakukannya. Ketika itu disampaikan kepadanya: ‘Inilah doa-doamu di dunia yang dulu tidak dikabulkan’ “. Karena itu, jangan jemu berdoa, juga jangan menggerutu, apalagi mengutuk!

Share :

0 Response to "Keyakinan dalam Berdoa"

Post a Comment

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^