Masih Setia Berkarya

Panti asuhan Setia Karya, seperti biasa tampak ramai. Beberapa orang dewasa duduk-duduk di depan kompleks panti. Saya mengenali dua orang di antara mereka merupakan pengurus panti. Saya lalu menyampaikan niat, mengantarkan titipan seseorang kepada seorang ibu pengurus panti.

Pengurus panti yang sampai sekarang belum saya ketahui namanya itu menanggapi pertanyaan-pertanyaan saya dengan bersahabat. Ia merupakan salah satu anak dari pendiri panti asuhan Setia Karya. Dari 12 bersaudara, 6 di antaranya tinggal di kompleks panti, bersama keluarga mereka.

Secara bersama-sama mereka bertindak sebagai orangtua anak-anak panti yang tidak semuanya yatim piatu itu. Ada di antara anak-anak itu masih memiliki ayah dan ibu tetapi orangtua mereka tak sanggup menafkahi mereka.

Panti asuhan Setia Karya
“Ada yang bapaknya kawin lagi, ibunya tidak bisa biayai, jadi dititip di sini. Ada juga yang bapaknya kawin lagi, ibunya juga kawin lagi, anak-anaknya dititipkan ke tetangganya padahal tetangganya tidak bisa mengurus anak-anak itu jadi dibawa ke mari,” tak ada beban terlihat di wajah dan tak pula terdengar dari nada suara ibu pengurus panti itu.

“Yang agak susah itu mengajarkan anak-anak ini sopan santun. Tapi setelah tinggal di sini dan dibina terus, alhamdulillah mereka bisa juga. Mereka juga harus shalat berjama’ah kecuali di waktu zuhur dan ashar. Karena waktu zuhur dan ashar kan masih banyak yang masih di sekolah,” lanjutnya lagi.

Senang sekali saya mendengarnya. Tak banyak pengurus panti yang benar-benar memperhatikan pendidikan agama, termasuk pembinaan akhlak anak-anak asuhnya dengan cukup rinci seperti ini.

Di waktu subuh, para pengurus membangunkan anak-anak untuk shalat. Ada pengurus panti yang memukul bokong anak-anak yang tak mau bangun. Salah seorang pengurus panti yang sementara kuliah di UIN (Universitas Islam Negeri) Makassar, mengajarkan anak-anak ini mengaji.

“Sekali-sekali Saya memberikan siraman rohani pada mereka, memberikan mereka nasihat. Bagusnya sejak anak-anak masih kecil. Kalau besar mi baru mau dikasih tau, sudah susah toh, Bu?” lanjut ibu itu lagi.

Ibu itu menceritakan kondisi pantinya. Kondisi yang boleh dibilang berat tetapi ia menceritakannya dengan ringan, seolah ia tak terbebani. Saya bisa menangkap ketulusan dalam nada suaranya. Anak-anak sebanyak 76 orang, bagi orang lain adalah beban luar biasa. Tapi bagi ibu itu dan saudara-saudaranya, mereka bagai berkah.

Setelah berpamitan pulang, kami masih bercakap-cakap di halaman panti. Beberapa anak terlihat bermain. Ada yang sepantaran Athifah, ada yang seumuran Afyad. Duh, mereka masih terlalu kecil.

“Kalau ada jilbab-jilbab, Bu … bisa barangkali untuk anak-anak di sini. Supaya bisa mereka pakai keluar. Biar yang bekas saja,” ujar ibu pengurus panti itu, sebelum saya bergerak meninggalkan halaman panti.

Well, barangkali di antara pembaca, ada yang berminat menyumbangkan jilbab bekas atau dalam bentuk lain ke sini?

Jl. Manurukki Raya No. 29 A
Makassar
Telepon: 0411 – 868077

Nomor rekening: BRI 005001014608508
(atas nama M. Muzakar)


Makassar, 13 Maret 2014


Silakan baca juga tulisan sebelumnya tentang panti asuhan ini:


Share :

20 Komentar di "Masih Setia Berkarya"

  1. kerudung maksdnya mb?
    wah kudu di share nih. aku sprtnya di rumah ada deh untuk anak2...
    aku share di FB ya mbak.

    ReplyDelete
  2. ohya itu daerah mana makasar kah?

    ReplyDelete
  3. coba kalau ada foto anak2 pantinya juga mb, biar bisa lihat keakurang mereka :)

    ReplyDelete
  4. moga yang ngurus disayang Allah
    amiinn..

    ReplyDelete
  5. Subhanallaah. . .
    Trenyuh rasanya, Mba.

    Mba, alamatnya itu udah lengkap, ya. Seperti kecamatan, kabupaten koq gak tertera?.

    Aat lengkap mohon diinbox ya, Mba. :)

    ReplyDelete
  6. ini perlu di share mba..
    kalau banyak yang menanggapi, dan kemungkinan banyak, pengumpulannya bisa sekaligus banyak..
    dan mungkin tidak hanya jilbab, yang lain pun saya kira akan banyak yang menyumbang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah2an .... alhamdulillah jadi rejeki anak2 itu ya ...

      Delete
  7. Kegiatan yang sangat mulia
    Semoga bernilai ibadah
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ... insya Allah demikian ...
      Terimakasih sudah berkunjung, Pakdhe :)

      Delete
  8. Subhanalloooh.. mbak mugniar semoga langkahnya dirahmati Allah swt

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^