Marah Sama Mama

Afyad senang sekali bermain di dekat Athifah. Ia memperhatikan apa yang dilakukan Athifah dan mencoba meraih peralatan yang digunakan Athifah.
Saat itu, seperti biasa Afyad sedang 'ikut bermain'. Sementara Athifah mulai tak rela.
Athifah memanggil mama, "Mama, Afyad pipis."
Mama yang berpikir Afyad sedang memakai diaper masih santai mengetik, "Ya."
Athifah masih mengulangi kalimatnya, "Afyad pipis!"
Mama mencoba mengulur waktu, masih asyik dengan ketikannya, "Ya, kenapa Athifah tahu kalau Afyad pipis?"
Athifah menjawab, "Tidak tahu. Tapi dia pipis!"
Mama masih menjawab santai, "Iya."
Athifah mulai tak sabaran, "MAMA, AFYAD PEGANG-PEGANG MAINANKU. DIA PIPIS."

Athifah menjerit sebal mengatakan hal itu.
Afyad menangis keras, ia tentu mengira tengah dimarahi kakaknya.
Papa yang terbangun kaget dengan tangis keras Afyad, langsung menggendongnya masuk ke dalam kamar.
Papa berkata, "Pipisnya sudah tembus. Celananya basah."
Oooh .. apa yang dibilang Athifah tadi betul. Ternyata yang ia maksud: celana Afyad basah oleh pipis yang sudah merembesi diaper.
Kali ini baru mama bergegas beranjak dari depan komputer (betul-betul ni ibu satu, kalau sudah ngetik nempel deh di situ).
Mama menyiapkan celana dan popok baru untuk mengganti Afyad.
Mama berkata kepada Athifah, "Tuh kan adiknya sedih, dikira dimarahi sama Athifah. Ayo minta maaf dong sama Afyad"
Afyad sudah berhenti menangis tapi masih terisak-isak.
Athifah berkata, "Saya tidak mau minta maaf sama Afyad!"
Mama menukas, "Lho, kan tadi Athifah marahi Afyad makanya dia nangis. Kasihan kan?"
Athifah berkata tegas, "Saya tidak mau minta maaf sama Afyad. Saya tidak marah sama dia, saya marah sama Mama karena Mama tidak cepat ambil Afyad!"
Duh, nona mungil ini sudah tahu mengekspresikan perasaannya.
Dengan perasaan bersalah, mama berkata, "Oh, marah sama Mama? Mama minta maaf ya?"
Athifah berkata, "Tidak mau."
Mama berkata lagi, "Kenapa tidak mau, Mama kan sudah minta maaf? Katanya marahnya sama Mama?"
Athifah mengulangi lagi kata-katanya, "Tidak mau!"
Mama pun mengalihkan perhatian penuh kepada Afyad yang masih juga terisak-isak (tetapi sudah mulai bermain).
Tak berapa lama kemudian Athifah menegur mama dengan satu pertanyaan.
Mama berkata, "Katanya tidak mau memaafkan Mama."
Athifah memeluk mama. Mama balas memeluknya.
Mama bertanya, "Athifah mau memaafkan Mama?"
Athifah mengangguk.
Mood-nya kembali ceria.
Makassar, 4 November 2011
Alhamdulillah ...

Share :

0 Response to "Marah Sama Mama"

Post a Comment

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^