Agar ASI Lancar, Libatkan Suami

Agar ASI Lancar, Libatkan Suami  – Menjalani masa menyusui saat anak-anak masih bayi menjadi tantangan dan kisah tersendiri yang tidak akan saya lupakan. Di masa-masa itu saya membuktikan bahwa air susu ibu (ASI) itu PASTI cukup untuk bayi selama kita meyakini demikian dan bersungguh-sungguh mengupayakan semaksimal mungkin meng-ASI-hi buah hati, mulai sejak pemberian ASI eksklusif hingga selesai 2 tahun.

MengASIhi

Sebagaimana yang saya lalui dulu, proses mengASIhi memiliki tantangan tersendiri. Entah itu dari keluarga sendiri ataupun dari dalam diri. Butuh adanya support system yang kuat dan suntikan motivasi yang tak ada habisnya agar bisa menjalani, bertahan, dan menyelesaikan proses menyusui dengan baik sebab tidak ada yang lebih baik dari ASI.

Rasanya dejavu menyaksikan keseruan di Main Stage Millebex Upperhills pada tanggal 17 Agustus kemarin. Ibu-ibu muda berseliweran dengan bayi atau balitanya. Begitu pula ketika menyimak talkshow Rahasia ASI Anti Seret, kembali aneka kenangan menyusui teringat kembali.

Meski masa menyusui sudah lama berlalu, tetap saja menarik menyimak segala sesuatu yang berhubungan dengan bayi, kehamilan, atau proses menyusui. Jadi seperti me time tersendiri. Membuat memori saya berkelana ke masa lalu, mengenang masa-masa manis itu sekaligus update pengetahuan, apa sih yang baru dari hal-hal tersebut.

Selain itu, saya tergelitik untuk mencari tahu, apakah tantangan menyusui zaman saya menyusui dulu sama atau berbeda dengan sekarang. Awalnya saya pikir jauh lebih mudah sekarang, mengingat pengetahuan mudah sekali diperoleh dengan browsing menggunakan smartphone. Oleh karenanya, permasalahan yang timbul jauh lebih kecil karena bisa browsing kapan saja.

Zaman saya menyusui anak pertama dulu, saat masih hamil saya keluar-masuk toko buku untuk mendapatkan bahan bacaan terkait hamil, melahirkan, dan menyusui. Sudah begitu, buku khusus menyusui sangat minim. Beruntung saya mendapatkan buku yang ditulis oleh Dokter Utami Roesli. Judul bukunya Mengenal ASI Eksklusif, diterbitkan tahun 2000.

Di zaman internet ini ternyata permasalahan yang timbul masih sama saja, salah satunya kurang mencari informasi tentang laktasi sebelum melahirkan sehingga proses menyusui tidak bisa berlangsung dengan baik.

Bersyukurnya, di zaman kini edukasi laktasi kerap dilakukan oleh mereka yang peduli. Salah satunya dengan talkshow yang dilakukan oleh GabaG Indonesia di Main Stage Millebex Upperhills kemarin sehingga masalah-masalah yang timbul saat menyusui bisa ditemukan solusinya agar ASI lancar. Talkshow bertema Rahasia ASI Anti Seret ini menghadirkan Gabriella Rayana – founder GabaG, Dita Febriyanti – Internal Expertise Konselor Menyusui GabaG, dan Deby Anggi – guest star.

“Menyusui itu butuh tiga hal: niat, knowledge, dan suami. Butuh support system dalam menjalani ASI dua tahun,” ujar Ci Gaby, founder GabaG memaparkan cara alami agar ASI melimpah. Dalam hati saya membenarkan karena demikian halnya pengalaman saya saya menyusui ketiga buah hati. Waktu itu orang tua kami berdua kerap mengusulkan susu formula untuk cucunya. Alhamdulillah suami mendukung penuh sehingga saya mampu konsisten menyusui.

Millebex

Tantangan Menyusui

 

Proses mengASIhi ini memang sangat menantang. Tahu tidak, 80% ibu menyusui mengeluh nyeri saat menyusui dan 50% new mom mengalami lecet saat menyusui, lho! Jangan resah berlebihan jika mengalaminya karena banyak yang mengalaminya juga. Untuk itulah, perlu belajar untuk mengatasinya, jangan dijadikan alasan untuk menyerah ya, Mom.

Maklumlah, bagi ibu baru, butuh adaptasi dan mempelajari proses ini sebelum menikmatinya. Begitu pula si bayi. Selama di dalam rahim dia tidak perlu ngapa-ngapain, makanan sudah masuk ke dalam tubuhnya melalui tali pusar. Kelahirannya ke dunia ini membuatnya harus belajar cara menyusu yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya.

Perlu pula mengamati proses menyusui untuk menilai posisi dan pelekatan bayi kepada ibunya, evaluasi anatomi, dan fungsi oromotor (sistem gerak otot rongga mulut, termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir, dan pipi pada bayi bayi).

 

Agar ASI Lancar

Mengupayakan Proses MengASIhi Lancar

 

Hal-hal tersebut dipaparkan Mbak Dita melalui presentasi Rahasia ASI Anti Seret, diselingi sharing dari Mom Deby. Usai melahirkan anak pertamanya, Mom Deby mengalami ASI “tidak keluar” selama 3 hari. Mbak Dita mengatakan tak perlu khawatir akan produksi dan stok ASI karena sesungguhnya payudara memproduksi ASI. Semakin stres justru semakin ASI-nya tidak keluar. Susui saja bayi sesering mungkin, selama yang baby kehendaki.

Hal penting lain yang perlu diketahui adalah payudara jangan dibiarkan terlalu penuh, boleh melakukan pengosongan payudara dengan cara memerah menggunakan tangan atau pumping, dan ketahui cara menyendawakan bayi.

Oya, untuk pumping, Mbak Dita mengingatkan, waktu terbaik untuk pumping adalah ketika bayi berusia 3 bulan ke atas. Mengapa? Karena sebelum itu, sebaiknya bayi mengalami DBF (direct breastfeeding). Satu lagi, untuk pumping ketika bayi berusia di bawah 6 bulan sebaiknya 2 jam sekali karena ASI masih menjadi makanan utama bayi pada masa ASI eksklusif.

Jika puting lecet, bisa diolesi ASI … sst, ASI bisa jadi obat untuk puting lecet, ternyata, Mom. Selain itu bisa oleskan nipple cream dari GabaG dan ingat untuk menjaga kebersihan dan kelembapannya. Dan jika payudara sampai bengkak, gunakan ice gel dari GabaG untuk mengompres payudara. Wah, senangnya, sekarang ibu menyusui bisa membeli bermacam produk dari GabaG untuk memperlancar proses mengASIhinya. Kenapa tidak dari dulu sih ada GabaG ini, Ci Gaby … eh kita beda masa, ya. 😄

Ketahuilah faktor pemicu ASI seret, yaitu masalah hormonal pada ibu (bisa ditimbulkan oleh stres), payudara (engorgement/pembengkakan, puting lecet, milk blister), transfer ASI kurang (bayi masih banyak tidur, bayi kuning, bayi kesulitan menyusu), atau keadaan lain (ibu atau bayi sakit sehingga perlu dirawat lama).

Mbak Dita detail sekali dalam memberikan pemahaman kepada para peserta talkshow. Sampai tips memilih pompa ASI dan corong juga dibagikannya. Bagian ini yang saya sama sekali tidak punya pengetahuan di masa lalu. Satu kali saja saya mencoba memompa ASI saat baru punya anak pertama tetapi tidak berhasil. Setelah itu, saya tidak pernah mencoba pompa ASI lagi.

Zaman dulu model pompa ASI masih serupa, tidak seperti sekarang yang beragam dan lebih praktis pula penggunaannya. Dahulu tak ada perbedaan ukuran corong, sama saja semua. Sekarang sudah lebih mudah mencari pompa ASI yang pas, GabaG menyediakannya.

Namun demikian, sebelum membeli pompa ASI, ketahui dulu ukuran diameter puting. Pemilihan corong yang pas harus sesuai dengan ukuran puting ibu. Corongnya tidak boleh terlalu sempit dan tidak boileh juga terlalu longgar. Harus ada sedikit ruang di antara puting dengan corong sehingga tidak mengakibatkan lecet.

Founder GabaG

Menjelang akhir acara, Ci Gaby membagikan tips pijat oksitosin, cara pijat payudara agar ASI cepat keluar yang melibatkan suami sebagai support system. Oksitosin adalah hormon “bahagia” yang berfungsi untuk mengalirkan air susu ibu. Ketika refleks oksitosin dirasakan ibu, terjadi “let down reflex (LDR)” yang mana air susu terpancing keluar.

Menarik sekali acara hari ini. Penting sekali untuk mengetahui cara supaya ASI senantiasa lancar. Saya membagikannya di blog ini buat yang membutuhkan informasi ini dan kelak sebagai bahan berdiskusi dengan menantu serta anak perempuan saya. Masih lama, sih tapi tak ada salahnya terus membuka wawasan, bukan? ☺️

Makassar, 19 Agustus 2024



Share :

4 Komentar di "Agar ASI Lancar, Libatkan Suami"

  1. Berasa dejavu memang kalo inget puting lecet bahkan sampai masalah menyusui yang lebih berat yakni mastitis.
    Bener kak, suami itu berperan dalam melancarkan asi. Bukan cuma saat melakukan pijat oksitosin. Bahkan saat suami ikut bantu beres rumah saat kita sibuk dengan bayi sudah menjadikan mood naik berkali lipat sehingga asi lancar. Btw masih inget banget rasa LDR (let down reflect) itu kak. Bikin nyaman banget karena asi keluar begitu lancar.

    ReplyDelete
  2. Iya juga ya, jaman saya masih mengasihi juga waktu itu belum banyak informasi di internet seperti sekarang. Masih manual nyari dari buku atau artikel di koran gitu.
    Asi booster juga masih diinfokan sama dokter atau medis lain. Belum seperti sekarang di medsos dan e-commerce banyak dijual ya...

    Tapi kalau support sistem dari suami, itu bener banget...

    ReplyDelete
  3. Paling enak kalau capek mengASIhi, punggung dipijat oleh suami. Namun, entah kenapa di momen menyusui pasti suami jadi lebih sibuk. Tantangannya jadi makin besar. Huhu.

    ReplyDelete
  4. Stigma yang berkembang di masyarakat bahwa menyusui adalah tugas ibu sehingga para ayah merasa itu bukan tugasnya (baca: menciptakan hal kondusif yang membuat ibu bisa memberikan asi dengan lancar kepada bayinya)
    Kalo dirunut dari kewajiban seorang ayah yang memberikan nafkah kepada istri dan anak, tentu bayi yang masih bergantung kepada ibunya memiliki hak untuk dipenuhi kebutuhannya. Maka ayah harus tanggap baik dalam memberikan support sistem maupun memastikan asi ibu cukup buat kebutuhan si bayi.
    Makanya, Takutlah Wahai para Ayah Kalo sampai ada bayi yang kekurangan ASI karena tidak mendapatkan support dari rumahtangga yang ia pimpin.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^