Gempa Sulbar dan Bencana Demi Bencana Awal 2021

Gempa Sulbar dan Bencana Demi Bencana di Awal 2021 - “Gempa di Sulbar, terasa sampai ke Makassar, Kak Niar rasa?” tanya Andy. Andy tinggal di Mataram, Lombok tetapi pengalaman dengan gempa 2 tahun silam membuatnya makin aware terhadap gempa dan orang-orang yang merasakannya.

Gempa Sulbar

Andy pernah tinggal di Makassar. Saya mengenalnya pertama kali sewaktu dia masih menjadi bloger Makassar, sekira tahun 2
012. Dia punya dua kakak dan banyak kawan yang tinggal di Makassar makanya dia sering mendapatkan informasi dari Makassar dan bertanya hal yang sama kepada saya.

“Tidak merasakan. Saya lagi duduk melantai ini, di depan laptop sejak tadi tapi tak merasakan ada gempa,” jawab saya.

Saya juga sempat melihat beberapa saat sebelumnya, di sebuah grup ada perbincangan mengenai orang-orang kota ini yang merasakan getaran akibat gempa bumi yang baru saja terjadi pada siang hari pada tanggal 14 Januari itu.

Rupanya gempa yang mulai disadari itu termasuk 1 di antara 8 foreshock atau gempa awalan yang terjadi. Sekian jam kemudian, pada dini hari, gempa utama (mainshock) terjadi dengan besaran 6,2 SR. Beberapa orang yang tinggal di Makassar mengaku turut merasakan gempa, dengan besaran yang jauh lebih kecil tentunya. Warga di beberapa kabupaten juga merasakannya.

Gempa mengguncang Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju, dan Kabupaten Polewali Mandar di provinsi Sulawesi Barat selama 5 – 7 detik. Akibatnya dahsyat. Membaca informasi yang beredar di grup-grup Whatsapp dan media sosial membuat saya bergidik dan ikut merasakan kesedihan. Beberapa teman saya memiliki kerabat dan kawan yang tinggal di Sulawesi Barat.

Kantor Gubernur Sulbar
Kondisi kantor gubernur Sulbar, 15 Januari.
Sumber foto: cek water mark setiap foto.

Beberapa kawan Facebook saya juga ada yang berasal/tinggal di Sulawesi Barat. Ada yang mengabarkan informasi mengenai keadaan mereka di media sosial.

Salah seorang kawan, pada hari pertama bencana mengatakan kakaknya masih bertahan di rumahnya sementara tetangganya sudah pada mengungsi. Rumah kakaknya berada di antara gunung dan laut. Sudah ada tanah longsor di dekat rumahnya, sudah ada pula rumah tetangganya yang rubuh tetapi dia masih nekad bertahan di rumahnya.

Bagaimana tak kepikiran teman saya dan orang tuanya. Saya saja yang membaca kabar itu merasa tegang. Informasi mengenai rumah-rumah yang roboh makin santer beredar, kemudian menyusul informasi orang-orang yang belum berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan.

Melalui berita CNNIndonesia.com yang dirilis kemarin saya mendapatkan informasi bahwa gempa susulan (aftershock) yang terjadi hingga kemarin itu terjadi sebanyak 22 kali, berdasarkan keterangan tertulis yang diperoleh dari Sub Koordinator Pelayanan Jasa BMKG – Siswanto.

Membayangkan keadaan ini saja rasanya sedih. Belasan ribu orang terpaksa mengungsi. Belum lagi wabah covid selesai, cuaca sedang dalam musim penghujan, mereka harus berada di tenda pengungsian. Listrik belum tahu kapan menyala, sulit memperoleh sembako pula. Ya Allah.

“Begini rasanya ya kalau orang-orang dekat kita menderita,” ungkap Kak Arni yang memiliki banyak kerabat di Sulawesi Barat.

Rumah sakit runtuh gempa
Reruntuhan RS Mitra Manakarra. Sumber setiap
foto, cek water mark

“Pasti, Kak. Saya saja merasa perih, apalagi kita’,” saya membenarkan kegelisahannya. Saya saja yang tak memiliki orang dekat di sana merasa sedih, rasanya ingin menangis saja membayangkan bencana itu. Ditambah lagi lini masa media sosial dan grup-grup Whatsapp juga mengabarkan keadaan di Kalimantan Selatan yang terkepung banjir besar. Ya Allah.

Bencana yang terjadi di Kalimantan Selatan ini tak cepat “diketahui” pusat. Jangan tanya saya kenapa dan tidak perlu menyalahkan siapapun atas keadaan itu. Bencana banjir yang terjadi di Kalsel ini sebenarnya bersamaan dengan gempa dini hari di Sulbar namun media massa nasional belum mengabarkan kejadian di Kalsel tapi sudah ramai memberitakan kejadian di Sulbar.

Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan dengan cepat adalah membantu menyebarkan informasi mengenai Kalsel di media sosial, seperti di Facebook dan Twitter. Alhamdulillah Ibu Susi Pudjiastuti juga ikut me-retweet salah satu cuitan mengenai permohonan bantuan untuk Kalsel.

Hari ini saya tak mengamati berita-berita televisi lagi. Rasanya makin pedih, bencana di mana-mana padahal belum lagi beres urusan evakuasi korban pesawat Sriwijaya di sekitar Kepulauan Seribu. Sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh, terjadi bencana tanah longsor di Sumedang dengan korban tewas sebanyak 25 orang.

Belum lagi para penyintas bencana di wilayah-wilayah itu terselamatkan, kemarin gunung Semeru di Jawa Timur meletus yang masih diwaspadai bisa memicu terjadinya banjir lahar dingin jika curah hujan tinggi.

Duh duh ... Indonesiaku ....

Banjir Kalsel
Banjir Kalsel. Sumber foto, lihat water mark.

Kembali ke gempa Sulbar.

Saya membaca sebuah artikel di Beritasatu.com yang berjudul Aktivitas Gempa Susulan Sulbar Tidak Lazim, BMKG Minta Masyarakat Waspada. Bukan hendak menakut-nakuti, namun untuk diwaspadai.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, “Jika mencermati aktivitas gempa Majene saat ini, tampak produktivitas gempa susulannya sangat rendah. Padahal stasiun seismik BMKG sudah cukup baik sebarannya tersebut sehingga gempa-gempa kecil pun akan dapat terekam dengan baik.”

Menurut Daryono, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa gempa Sulbar miskin gempa susulan. Padahal, dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, dengan kekuatan gempa yang hampir sama, biasanya pada hari kedua sudah terjadi gempa susulan yang sangat banyak bahkan bisa mencapai 100.

Nah, fenomena yang terjadi di Sulbar ini – masih menurut Daryono yang saya kutip dari Beritasatu.com, dikatakannya sebagai “agak aneh dan kurang lazim”. Sekali lagi, bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk diwaspadai.

Seperti ini pun percakapan saya dengan Andy beberapa hari yang lalu. Dia menceritakan pengalamannya dengan gempa Lombok yang mengalami amat sangat banyak gempa susulan hingga keadaan menjadi stabil.

Donasi gempa Sulbar

Yes,
teman-teman tentu tahu ya kalau bumi kita akan “mencari titik kesetimbangannya sendiri” maka pengalaman yang sudah-sudah memang layak menjadi perhatian.

Well, Sulawesi Barat berdiri menjadi provinsi sendiri pada tahun 2004. Sebelumnya Sulbar masuk dalam bagian dari provinsi Sulawesi Selatan. Makanya ikatan kami dengan Sulbar sedemikian kuatnya.

Untuk itu, komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) wilayah Makassar bekerja sama dengan LemINA (Lembaga Mitra Ibu dan Anak) dalam menggalang dana bagi para penyintas bencana Sulbar, khususnya untuk memenuhi kebutuhan ibu dan anak yang terdampak. Perhatian kami ibu dan anak karena biasanya dalam keadaan seperti ini, kebutuhan mereka kurang terperhatikan.

Bantuan dapat disalurkan melalui:

- BCA 7890827190 (a.n. Fitriani Arsjad)

- BNI 0613393427 (a.n. Nur Sahayana)

- Mandiri 1740002961068 (a.n. Indira Nur Triyani)

- BRI 208601001902504 (a.n. Wina Kurnia)

- Tambahkan angka kode unik 002 pada tiga angka terakhir jumlah transferan Anda).

Konfirmasi donasi via Whatsapp ke nomor 082187983084 (Dede Farsjad).

Sungguh sangat prihatin dengan keadaan Indonesia saat ini, semoga semuanya segera membaik. Apapun keadaannya, tentunya kita tak boleh pesimis. Semoga semua perbuatan baik melalui ujian yang harus kita lalui menjadi penghapus dosa. Semoga Allah menolong dan menguatkan kita semua

Makassar, 17 Januari 2021



Share :

23 Komentar di "Gempa Sulbar dan Bencana Demi Bencana Awal 2021"

  1. ya Allah iya mbak, sedih mendengar beritanya
    bencana dimana mana
    ah semoga semua korban segera mendaoat pertolongan

    ReplyDelete
  2. Awal tahun ini ada gempa dan banjir di Kalsel. Memang curah hujan di Kalimantan beberapa hari ini agak intens tapi gak menyangka juga area kalimantan Selatan bakal banjir segede itu. Duh, semoga semua bencana cepat berlalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga segera berlalu ya Mbak. Ikut prihatin juga dengan keadaan Kalsel.

      Delete
    2. Ohya, bencana ini berbarengan juga ya, dengan di Kalimantan Selatan. Alam sedang bergejolak. Ada kaitannya dengan La Nina. Semoga mbak Indri di Kalimantan juga dilindungi Yang Maha Kuasa. Semoga bencana lekas tertangani oleh pemerintah setempat.

      Delete
  3. Semoga distribusi bantun dapat terlaksana dengan mudah dan cepat

    Aamin

    ReplyDelete
  4. Entah kenapa kalau diingat-ingat, akhir tahun dan awal tahun, ada ajaa bencana di Indonesia. Mungkin karena cuaca yah...Iklim global juga ada perubahan...
    Tapi kalau gempa engga bisa diprediksi sih. Semoga yang tertimpa bencana segera mendapat bantuan dan semua aman terkendali yah...

    ReplyDelete
  5. Innalillahi... Sedih banget pas denger kabar ini mba... Apalagi saudaraku sempat tinggal di Mamuju selama beberapa tahun. Gedung kantornya rusak parah. Semoga Sulbar dapat segera pulih. AAmiin...

    ReplyDelete
  6. Innalillahi wa inna ilayhi raajiuun. Semoga para korban dilimpahi kesabaran dan diangkat derajatnya di sisi Allah. Terima kasih IIDN atas kepeduliannya.

    ReplyDelete
  7. Saya tidak menyimak berita televisi atau media sosial karena sedang sibuk urus komunitas Indonesia Saling Follow dan rutinitas di runah. Televisi gambarnya sedang jelek karena cuaca buruk. Sedih banget sekarang banyak terjadi bencana. Di kampung sebelah yang dipisahkan dengan seberang lembah saja ada bencana longsor, lalu di kecamatan sebelah juga.
    Ngebayangin tinggal di rumah yang hampir roboh itu rasanya menakutkan, semoga penghuninya selamat dan baik-baik saja..
    Tahun ini diawali dengan bencana barangkali untuk muhasabah juga
    Semoga saudara-saudara kita yang sedang alami.musibah bisa bangkit dari keterpurukan. Aamiin yaa robbal alaamuin.

    ReplyDelete
  8. Ya Allah Mbak, Indonesia tengah berduka. Semoga saudara-saudara kita diberi kekuatan dan ketabahan. Sedih rasanya Mbak.

    ReplyDelete
  9. Betul sekali.. tak terbayangkan di masa pandemi seperti ini ada banyak bencana alam.. sedang pandemi saja sudah sebuah bencana, jadi ini bencana di atas bencana.. semoga kita diberi kekuatan oleh Tuhan untuk menjalani semua ini..

    ReplyDelete
  10. Awal tahun banyak berita sedih yg datang ya, semoga kita makin kuat dengan keadaan ini, bantuan masyarakat sangatlah dibutuhkan baik moril dan materi

    ReplyDelete
  11. Turut berduka untuk Indonesiaku. Semoga hanya awal tahun ini saja bencana terjadi, dan setelah ini jangan ada lagi. Amin. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan & kehidupan membaik pasca bencana/musibah ini.

    ReplyDelete
  12. Sedih jika mendengar ada bencana. Apalagi diawal tahun ini cukup banyak bencana yang terjadi. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk bisa menghadapinya. Dan marilah kita saling membantu untuk meringankan beban sesama

    ReplyDelete
  13. Sedih mendengar bencana yang menimpa saudara setanah air. Salut dengan Mbag Mugniar yang bertindak cepat dengan melakukan penggalangan dana. Ini tindakan yang menurut saya sangat responsif. Ketimbang para netizen di luar sana yang sibuk mengeluarkan komentar bernada kebencian ini itu. Sibuk menyalahkan ini itu.

    Banyaknya bencana ini juga sebenarnya berkaitan dengan perubahan iklim dan reaksi alam atasnya. Semoga bantuan segera tersalurkan. Take care, Mbak Mugniar.

    ReplyDelete
  14. subhanallah semenjak tahun 2020 membawa musibah bagi seluruh dunia, sekarang 2021 baru awal sudah banyak juga musibah, tapi saya optimis setelah ini semuanya akan baik-baik saja dan akan ada hikmah setelah ini

    ReplyDelete
  15. Kita berdoa yg terbaik mba Niar. Ga prnh putus doaku utk Indonesia. Seberat apapun cobaan kita, tapi aku yakin Indonesia akan bangkit.

    Aku juga sedih denger bencana bertubi2. Ga kebayang rasanya jika keluarga kita yg menjadi korban :(. Di saat beginilah, kita harus saling support, jgn tebar lagi kebencian, hoax , hanya utk keinginan pribadi. Semoga yaaa semua yg menjadi korban bisa ikhlas dan kuat, pertolongan dari pihak manapun segera tiba.

    ReplyDelete
  16. Semoga dengan adanya bantuan dari IIDN membantu pulihnya kondisi karena bencana. Bencana bertubi-tubi terjadi padahal baru hangat pesawat Sriwijaya jatuh. Semoga korban selamat dan mendapatkan bantuan yang layak ya mba

    ReplyDelete
  17. bismillah, kita sama-sama berdoa dan bahu membahu untuk pemulihan teman2 korban bencana di sana ya. kalau belum bisa membantu dengan fisik,meyisihkan harta untuk sedekah ke sana bisa jadi jalan ya mbak niar

    ReplyDelete
  18. Sedih rasanya mendengan aneka berita tentang bencana alam ini. Apalagi kemarin salah satu walisantri teman anak saya yang berasal dari Kalbar juga cerita, belum bisa kemana2 karena akses jalan terputus karena banjir. Semoga bencana ini bisa tertangani dengan baik, dan masyarakat bisa kembali hidup normal seperti sedia kala.

    ReplyDelete
  19. Saya pun tak pernah nonton tivi lagi. Saya hanya bisa sedih kalo melihat berita tentang bencana yang tayang di tivi. Tanpa bisa bantu apa-apa. Turut berduka atas bencana yang bertubi-tubi. Semoga semuanya segera bisa tertangani dengan baik.

    ReplyDelete
  20. Tahun 2021 jadi tahun yang begitu banyak bencana untuk Indonesia ya mbak mugniar. Mungkin memang perilaku kita saja yang harus dibenahi agar lebih mencintai bumi, huhuhu. Saya yang tinggal di Kal-Sel, berharap semoga banjir segera surut, padahal hujan deras tidak lagi turun tapi airnya belum surut juga, huhuhu. Bisa jadi peresapan kurang, huhuhu. Doa terbaik untuk Indonesia ya mbak mugniar.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^