Begitu rusak menjelang
usianya 2 tahun dan susah diperbaiki baru deh merasa menyesal kenapa berpikir
demikian. Siapa tahu kalau saya berpikir usianya 4 tahun bisa sampai 4 tahun
kan 😆. Ya sudah, nasi sudah menjadi bubur. Tapi sebenarnya masih ada harapan
sih karena yang rusak “cuma” konektor fleksibelnya. Kalau masih bisa ketemu
penggantinya, masih bisa diperbaiki.
Saya suka sekali ponsel
Lava R1 ini. Selama menjadi blogger dan
influencer, ponsel yang pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2015
ini bekerja dengan sangat baik dalam menemani saya beraktivitas.
Kenangan
Baik yang Ditinggalkan Lava R1
Baiklah, ini sekilas review jujur penggunaan Lava R1 yang saat dibeli harganya mencapai 2 juta rupiah. Telepon seluler ini
memiliki dua keunggulan yang sangat membantu saya:
Foto
Kalau melihat hasil
foto-fotonya, langsung pada Lava R1 yang berlayar 5 inci ini, sangat memanjakan
mata, deh. Sayangnya, begitu dipindahkan ke laptop, kebagusannya berkurang 😅 tapi lumayanlah untuk sekelas handphone beresolusi 8 MP ini.
Lava R1 punya teknologi
Night Shot Master yang membuatnya mampu memotret pada keremangan atau cahaya
minim, ataupun pada malam hari. Saya jarang menggunakan fitur yang ini karena lebih
suka memotret pada cahaya atau keadaan terang.
Perekam
Suara
Sebagai perekam suara
adalah keandalan yang saya anggap penting pada jenis HP ini. Selama
mengoperasikannya, saya sering menggunakannya untuk merekam suara di samping
memotret ketika tengah meliput acara.
Suara yang ditangkap
cukup jernih meskipun saya merekamnya dari tempat duduk yang tidak begitu dekat
dengan loud speaker ruangan. Ketika mendengarkannya kembali di rumah,
saya bisa menggunakannya untuk mengembalikan memori selama berkegiatan hingga
dapat menuliskan review kegiatan dengan baik.
Spesifikasi Lava R1. Sumber gambar: https://carisinyal.com/ |
Makanya saat HP ini tak
bisa dipergunakan lagi, saya sangat merasa kehilangan karena seolah berkurang power
saya sebagai blogger. 😥 Performa ponsel dengan prosesor MediaTek MT6737 Quad-core berkecepatan 1.3 GHz,
berpadu RAM berkapasitas 2GB dan penyimpanan internal berkapasitas 16GB ini
cukup memadai.
Hingga masalah itu muncul
...
Masalah
yang Muncul pada Lava R1
Masalah serius yang
berulang kali muncul menjelang dua tahun HP ini berada di tangan saya, yaitu:
walaupun sudah di-charge
dalam waktu lama, baterenya tak mengisi maksimal. Lama-kelamaan malah tidak mau
mengisi.
Solusinya, sudah saya
coba ganti kabel untuk charging sampai akhirnya ganti batere. Seumur-umur
baru kali ini mengganti batere. Awalnya saya berpikir masalahnya memang di
batere. Lumayan juga, hampir 2 tahun dipakai dengan sering memaksanya bekerja
maksimal, HP ini belum pernah diganti baterenya.
Setelah ganti batere ... rupanya bukan di batere masalahnya, saudara-saudara!
Masalahnya ada pada konektor fleksibel atau
konektor charger yang tidak stabil. Tak stabilnya papan konektor dari Lava
R1 ini menyebabkan pengisian batere tidak berfungsi maksimal. Sebelumnya, sudah
pula berkali-kali bagian ini diservis dengan cara disolder oleh tukang servis
kepercayaan kami.
Saat solder untuk yang
kesekian kalinya tak berhasil. “Berarti harus ganti flexible connector,”
kata tukang servis itu. Dia menyarankan untuk mencari di market place,
katanya ada dijual di market place papan konektor yang kami cari.
Lalu kami pun
berselancar. Mengobok-obok semua market place yang mungkin menjualnya.
Sayangnya, tak membuahkan hasil. Untuk jenis Lava R1 sama sekali tak ada yang jual
lagi. Yang banyak malah connector board untuk Lava Iris.
Lucunya, berdasarkan
pengalaman kami sendiri, putra sulung saya yang menggunakan Lava Iris 80 malah
tak pernah bermasalah konektor charger-nya. Justru Lava R1 saya yang
sering bermasalah.
Padahal dia menggunakan
HP-nya jauh lebih lama daripada saya dan jauh lebih mengerikan menurut saya. Dia
suka membiarkan ponselnya on terus sepanjang hari dan membiarkan HPnya di-charge semalaman sementara saya rajin
mematikan HP setiap mau tidur dan baru menyalakannya pada keesokan paginya.
Bagaimana
dengan Service Center Resmi Lava?
Jangan dikira saya belum
mengontak service center resmi Lava, ya. Pak suami sudah membantu saya
mencarikan informasi mengenai tempat service resmi brand Lava di kota
kami. Hasilnya, kami mendapati tempat yang dimaksud dipasangi tulisan TUTUP di
depan pagarnya - di jalan Gunung Nona pada penghujung tahun lalu.
Ketika mencoba
menghubungi nomor kontak yang tertera dalam pencarian Google, lelaki yang menerima
telepon kami mengatakan bahwa kantor layanan resmi dari Lava di Makassar sudah
tutup untuk selamanya, tak tahu kapan akan buka lagi. Waduh.
Si bapak yang dulu teknisi
resmi Lava itu katanya bisa memperbaiki
HP saya yang rusak asalkan dia menjempunya di rumah dan membawanya ke
kediamannya yang berjarak lebih dari 30 kilometer dari rumah kami.
Saya tidak bersedia. HP saya
yang rusak cuma di bagian konektornya saja. Kalau sudah diperbaiki dan bagus
kembali, bagaimana menjamin ponsel yang sudah bagus bisa dikembalikan kepada
saya? Jika sudah bagus, ponsel itu masih bisa dijual lagi seharga ratusan ribu
rupiah.
Jadi saya pikir, lebih
baik kami mencari konektor HP Lava R1 saja meskipun bekas tak mengapa lalu
meminta tukang servis kepercayaan yang memasangkannya.
Akhirnya HP Lava itu hanya
menghuni sebuah dompet milik saya dalam keadaan mati total. Setelah sekian lama
dicueki karena kami tak kunjung menemukan flexible connector yang pas,
terpikirkan untuk mencari tahu apakah konektor HP Lava Iris 80 sama dengan Lava
R1. Kami kembali kepada tukang servis andalan untuk menanyakannya, sembari
membawa Lava Iris 80 milik si sulung.
Sia-sia. Kata tukang
service kami, untuk Lava, papan konektornya berbeda untuk jenis yang berbeda.
Dia kemudian berbaik hati menawarkan jasa untuk mencarikan connector board di
jejaring kawan-kawannya sesama tukang servis HP di kota Makassar. Semoga saja
masih ada titik terang.
Jadi Guys, berpanjang-panjang
saya menulis ini, kalian bisa mengambil hikmah dari kisah saya ini, ya. Bahwa
untuk HP Android, sebaiknya memilih yang brand-nya sudah bertahan di
atas 5 tahun atau malah sudah di atas 10 tahun yang kantor servis resminya di
kota kalian tidak pernah tutup.
Ah ya, satu lagi ... kalau
di antara kalian ada yang punya flexible connector atau papan konektor Lava
R1 yang masih bagus, bolehlah informasikan ke saya berapa harganya kalau kalian
mau jual. Saya kangen sama HP Lava R1 saya, nih. Ingin menghidupkannya kembali. 😩
Makassar, 28 Februari 2020
Share :
Nahiya bener kak Niar. Sekarang agak susah mau nyoba pakai hape keluaran merk terbaru kalau bukan dari merk terkenal. Takutnya itu aja, tau-tau tutup. Kitanya yang rada bingung jadinya nyari bantuan gimana ya kalo ada kerusakan
ReplyDeleteIya kan ya hiks
DeleteSaya malah baru tau kalo ada HP merk Lava, ahhaha...
ReplyDeleteWaktu baca judul saya sempat mikir Lava apaan yaa? Ternyata HP.
Keluaran mana ya kak HP merk Lava itu?
Ada di atas, Mam ... dari India hehe
DeleteAku juga mikirnya 2 th, jd beli baru meski ga rusak hehe..
ReplyDeleteAlhamdulillah blm pernah rusak < 2 th
Alhamdulillah hehe
Deleteponsel saya usianya 5 tahunan sih, mbak. dulu ponsel yg beli pakai uang sendiri pertama kalinya itu evercross. masalahnya sama, gak bs dicas. mungkin bagian yg rusak namanya jg sama. sekarang setia pakai hp somay, hape gratisan dari hadiah kuis, hihi.
ReplyDeletebtw nama lava kirain hape yg dr gunung merapi 😆
Alhamdulillah ya Tha bisa 5 tahunan. Awet itu.
DeleteSaya baru sadar kalau gawai yang saya gunakan lebih dari dua tahun itu sering mengalami masalah pada pengisian baterai.
ReplyDeleteJangan-jangan masalahnya sama dengan gawai saya, Mbak.
DeleteWahhh emang si kukut selalu punya kenangan yaa 😄😄😄
ReplyDeleteBetewe aku baru tau ada brand hp namnya LAVA R1. Pas awal baca kirain itu julukan kesayangan taunya beneran merknya. 😀
Hahaha iyaa, brand-nya kurang ngetop ya.
DeleteBuatan India ya Lava?
ReplyDeleteservice center nya dulu di dekat rumah
Tentang gadget di-charge dalam waktu lama, tapi baterenya tak mengisi maksimal.
Saya juga ngalamin utk tablet. Untung segera tau kalo masalahnya di kabel charger
Nah itulah, awalnya saya pikir di kabel atau di charger ternyata bukan, Ambu.
DeleteAku pernah pengalaman beli Tablet dulu, Mbk dengan merk baru promosi di Mall. Nyatanya belum 1 tahun rusak, servisnya susah enggak ada tempat resmi alaias TUTUP. Makasih sharingnya, Mbk.
ReplyDeleteBegitulah nasib kita-kita yang tidak tinggal di mamahkota ya Mbak Naqi.
DeleteDulu awal kemunculan hp Viv* saya udah beli tuh kak, awal masalahnya muncul saat saya pergi ke tambak pake sepeda motor dan jatuh kecebur ke kali. Hp yg saya kantongi ikut kerendem air juga.
ReplyDeleteSaat saya bawa ke tukang servis andalan eh katanya udah g bisa di perbaiki karena dalemannya kayak hp merk apa gitu ya yg sulit diperbaiki kalo rusak.
Sayang banget sih, soalnya kameranya mayan bagus, mksdnya bisa bikin bening yg butek.. hehe
Aih sayang banget ya, Mbak.
DeleteBetul itu di, janganki "niatkan" sesuatu sebelum kejadian. Contohnya almarhum handponeku merk Sony, sejak awal saya beli anakku sudah bilang, "tahan ini ma bisa sampai 3 tahun." Terus saya jawab, "mauka pakai sampai 5 tahun."
ReplyDeleteAlhamdulillah bertahan selama 4 tahun. Walau tak sesuai target, setidaknya lebih lama dibanding prediksinya anakku.
Alhamdulillah itu Kak hehehe.
DeleteKayaknya saya harus setting ki dulu pola pikirku kalo ada mi HP baruku biar makin awet HP di tangan hehehe.
Aku masih pake hp lava r1 sampai sekarang. Kalau gk salah sih pemakaian nya udah 2 tahun lebih. Alhamdulillah belum rusak, tapi udah sering dibongkar bagian tempat charger dan tempat sim nya. Hehe..
ReplyDeleteKualitas hp lava r1 menurut aku bagus kok..
Hanya saja kecewa sama perusahaan nya, brand baru tapi kok ditutup hehe..
Salam dari Makassar juga
Saya udah 3 tahun pake lava R1 ka.. Tapi sp tau kaka tau solusi.. Kenapa ya skrng hp saya. Hnya bisa di cas dalam keadaan mati.. Konektor nya tw apanya kak. Saya bingug
ReplyDelete