Alarm yang Terabaikan dan Sang Penyelamat

Alarm adalah andalan saya untuk membangunkan sahur saat Ramadhan. Kalau bukan alarm jam meja, ya alarm HP, atau malah keduanya. Begitu pun pada Ramadhan tahun ini. Namun kali ini saya harus puas dengan alarm HP milik saya saja karena jam weker sudah lama pensiun dini.

Sesekali terbersit kekhawatiran kalau-kalau alarm gagal membangunkan saya. Seperti beberapa kejadian pada tahun-tahun kemarin. Walau alarm menjerit-jerit, tetap saja saya lelap selelap-lelapnya karena kelelahan meninabobokan saya tanpa ampun.


Ramadhan adalah tantangan tersendiri bagi saya yang sehari-harinya tanpa PRT (Pekerja Rumah Tangga) dengan anggota rumah berjumlah 7 orang. Pekerjaan rumah sambung-menyambung menjadi satu sejak mempersiapkan berbuka puasa sekaligus makan malam (mulai dari mempersiapkan makanannya – entah itu masak sendiri atau beli jadi, hingga menghidangkannya di meja makan), membereskan makanan dari meja makan, cuci piring, mempersiapkan makanan untuk sahur dan menghidangkannya, membereskan meja makan usai sahur, dan mencuci piring.

Terus seperti itu, menjadi pekerjaan berantai yang tak ada habisnya di samping pekerjaan rumah lain, aneka urusan anak-anak, dan hal-hal lain. Si bungsu Afyad yang baru mulai diajarkan berpuasa di tahun ini juga harus diperhatikan. Pembiasaan yang kami terapkan padanya agak terlambat dibandingkan kakak-kakaknya yang sudah belajar berpuasa pada usia lebih muda. Si bungsu ini baru belajar berpuasa di usia 7 tahun karena secara kemampuan dia tergolong berkebutuhan khusus. Tahu, kan, memperlakukan anak berkebutuhan khusus harus khusus pula. Begitu pun dalam membujuknya untuk ikut berpuasa walau makan sahurnya sering kali baru pada pukul 7 pagi. Syukurnya dia bisa berpuasa setengah hari atau lebih.

Untuk segala tetek-bengek itu, tak jarang saya baru tidur pukul 24 lewat atau bahkan pukul 1 dini hari karena baru selesai mempersiapkan segala sesuatunya. Kebiasaan saya, memang seperti itu – tidur saat semua makanan untuk sahur sudah masak dan terhidang di meja.

Walaupun sesekali ada bala bantuan dari suami, anak-anak, dan Ayah, saya tetap saja sering merasa begitu lelah sampai-sampai bunyi alarm pun menjadi tantangan tersendiri selama bulan Ramadhan. Tentang tantangan yang ini, nanti akan saya ceritakan.

Jadi, si alarm sudah ter-set sejak malam menjelang sahur sebelum tanggal 1 Ramadhan. Volumenya saya setel maksimal. Saya pasrah saja saat salah satu anak saya mengganti bunyi alarm standard ponsel dengan lagu Bum Bum Tam Tam. Saya tak tahu siapa penyanyinya tapi lagu menghentak itu saya harapkan bisa sukses memaksa saya bangun pada pukul 3.30 dini hari.

Bum Bum Tam Tam versi animasi Sponge Bob

Hari-hari pertama, Bum Bum Tam Tam dari speaker HP yang tak begitu keras memang berhasil membangunkan saya. Namun tak sepanjang bulan Ramadhan. Beberapa kali saya terbangun sebelum alarm berbunyi. Bahkan dua kali kejadian, saya malah sama sekali tidak bangun sampai si bungsu Afyad yang membangunkan kami ...

Suatu kali, Afyad terbangun pukul 4 dini hari. Tiba-tiba saja dia minta makan pada ayahnya. Aneh, karena dia tidak pernah sama sekali bangun di jam itu hanya untuk makan. Tanpa melihat jam dan tidak menyadari sama sekali kalau kami harus bangun untuk makan sahur, si Papa mengambilkan makanan dan menyuapi Afyad dengan tenang. Sementara menyuapi Afyad, barulah dia sadar kalau kami harus segera makan sahur, pada saat jam dinding sudah menunjukkan waktu pukul 4.15. Dengan panik pak suami membangunkan saya dan anak-anak. Kedua orang tua saya sudah selesai makan, terlihat dari piringnya yang sudah berada di tempat cucian piring. Ini berarti, saat mereka bangunkan pun kami bergeming, tak mendengarkan gedoran di pintu. Lalu Ayah dan Ibu pasrah dan kembali masuk ke kamar mereka.

Di waktu lain, alarm terdengar seperti back sound saja. Masuk di alam bawah sadar saya bukan sebagai tukang bikin bangun, melainkan hanya seperti suara latar yang sayup-sayup terdengar. Bunyi handphone saya sama sekali tidak ada dahsyat-dahsyatnya, memang. Tanda-tanda minta pensiun ini. Sampai Afyad membangunkan saya, minta ditemani ke kamar mandi. Barulah saya terkejut, jam dinding di ruang tengah menunjukkan waktu pukul 4 dini hari. Segera saya cek persediaan nasi. Ulala, nyaris habis. Pasti tak cukup untuk makan seisi rumah! Secepat kilat saya memasak nasi menggunakan dandang. Untungnya nasi bisa siap pada pukul setengah lima. Seisi rumah masih bisa makan sahur masih pada waktunya.

Alhamdulillah, Afyad menjadi penyelamat kami. Volume alarm dari HP tidak terdengar gahar lagi. Saya pikir, pada Ramadhan tahun depan (in syaa Allah, kalau masih dipertemukan dengan Ramadhan), saya harus mengganti pembunyi alarm. Weker baru mungkin, atau sekalian handphone baru yang volumenya jauh lebih lantang. Saya pernah melihat HP-HP baru yang kualitasnya oke di Elevenia. Harganya bersaing dan bisa dicicil.


Kemudahan mencicil di Elevenia

Elevenia Escrow System: mudah, kan?
Elevenia memberikan penawaran cara pembelian yang mudah. Cukup menjadi member-nya, yaitu dengan masuk (login) maka kita bisa berselancar. Masuk ke setiap item dan meletakkan barang yang hendak dibeli di “keranjang belanjaan”. Masuknya (login-nya) pun sangat mudah. Bisa dengan hanya menggunakan akun Facebook atau akun Line saja. Sungguh sebuah kemudahan yang dihadirkan oleh kemutakhiran teknologi. Sepertinya saya perlu mencobanya sebab saya tak bisa mengharapkan Afyad selalu menjadi penyelamat kami di saat sahur, kan? Lagi pula, saya memang sedang butuh handphone baru.

Makassar, 6 Juli 2017


Tulisan ini diikutkan Lomba Blog Ramadhan Hepi Elevenia





Share :

35 Komentar di "Alarm yang Terabaikan dan Sang Penyelamat"

  1. Maaf lahir batin ya mbak

    Oh iya, semoga menang deh lombanya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Mas Andrew. Maaf lahir batin juga yaa

      Delete
  2. Allhamdulillah alarm alaminya Afyad bisa bikin ga kesiangan. Saya pas Ramadan kemarin baru sekali aja telat bangun sampe saurnya mepet.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wih alhamdulillah masih sempat sahur, ya Ipeh

      Delete
  3. Jadi ingat tahun2 yang lewat..apalagi kalau urusan sahur...selalu menengangkan..waktu kuliah pernah harus masak dengan 3 kompor sekaligus..gara2 terlambat bangun menyiapkan sarapan padahal giliran masak buat sahur...BTW belanja di Elevenia semdah itu ya...boleh dicoba ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untung ada 3 kompor, ya? Kompor milik sendiri satu, yang duanya milik teman, ya? :D

      Delete
  4. Wekerku jug pakainya alarm HP. NYaring bunyinya, begitu bunyi bentar cepet2 matiin takut ganggu tetangga trus tidur lagi #lho

    ReplyDelete
  5. Aku kadang bablas bun kalo pake alarm hp doang, dibantu sama gedoran tetangga kosan baru kebangun. wkwkw :D

    Btw, selamat lebaran bunda, mohon maaf lahir batin ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuih ada alarm "bala bantuan" berupa gedoran :D

      Mohon maaf lahir batin juga, ya Intan :)

      Delete
  6. Saya juga pas ramadan kemarin pasang alarm sampai 3x semalam biar nggak kesiangan bangunnya. Sempat hampir kesiangan gara-gara nonton film india.heu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biar seru ya hihi. Alarm saya bunyinya berkali-kali tapi ... gitu, deh wkwkwk

      Delete
  7. Kayaknya seru nih kalau saya ikutan juga. Hehehe...

    ReplyDelete
  8. Sejak jaman HP sudah makin canggih, banyak weker yanh akhirnya pensiun dini.. tapi ternyata tetap kita gak bisa sepenuhnya mengandalkan alarm HP ya kak.. karena kalo HPnya off, alarmnya juga gak bunyi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus selalu teliti melihat HP-nya on atau tidak ya hehe

      Delete
  9. Sama mba, pernah sekali alarm di hp nggak bunyi entah kenapa, malah si kecil yg jadi 'alarm'. Untung malamnya udah masak, jd sisa waktu 15 menit sebelum imsak bisa dipakai makan :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, ya Mbak. Kita beruntung, masih diberi kesempatan sahur oleh Allah melalui anak-anak kita.

      Delete
  10. Semoga dipertemukan lagi di Ramadan mendatang ya mbak, dan dapat HP baru sebagai pengganti alarm bum bum tam tam nya, hehehe

    ReplyDelete
  11. Sama mbaaakkk, saya kalau alarm nya cuma sayup sayup jarang bisa kebangun. Harus yang stereo hehehe.... Semoga sukses lombanya ya mbaa

    ReplyDelete
  12. Saya sering kesiangan juga Mak. Untung suami saya gak pernah protes. Hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sammaaa, suami saya juga tidak pernah protes hihi. Toss.

      Delete
  13. Aku kalau pasang alarm buat sahur ada 3x 😂😂
    Goodluck mba lombanya

    ReplyDelete
  14. halo Mak Niar..
    Maaf lahir batin yaaa,

    Alarm..Oh Alarm yaa, ternyata memang hampir sama bunyinya selalu terabaikan. Kalo dirumahku ada Alarm Hidup yang bangunin selama bulan puasa yaitu Bapak Marbotnya jam 2,30 udah rame tereak2 di Mesjid. Mbayanginn gimana ga bangun coba Maak, rumahku pinggir mesjid heuheu..

    Sukses ya Mak Ngontesnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mak. Maafkeun baru membalas komen. Maaf lahir batin juga, yaa.

      Asyik ya, Pak Marbotnya setia. Eh :))

      Delete
  15. Aku baru tahu lho yang lagunya Sponge bob itu sekarang dan dari sini ... hehhehhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu parodinya, saja Mbak, hehehe. Video aslinya tidak enak dilihat :D

      Delete
  16. Tanpa alarm, apalah aku, mba. KUatirnya kebablasan kalau nggak pakai alarm, mba. CUma kadnag ya alarm diri ya jadi sudah ada waktunya kapan bangun. Hehehe

    ReplyDelete
  17. Saya beberapa kali kesiangan karena mengandalkan alarm hp yang gak bunyi2. Untungnya bukan pas sahur saat Ramadhan. Tapi jadi panik karena terlambat ngantor huhuhu..

    ReplyDelete
  18. Kami pakai dua weker, saking takut tidak kedengeran. Semoga menang lombanya yaa...

    ReplyDelete
  19. Terima kasih untuk infonya,sangat bermanfaat sekali

    ReplyDelete
  20. Aku tipe yg gampang bgt terbangun mba... Kadang kalo pas puasa gini, ada bgsnya. Jd gampang bangunin seisi rumah.. Tapiiiii, kalo lg ga puasa, trs aku kebangun krn suara2 yg gimana, ujung2nya susah utk tidur lagi :D. Dan dikantor pasti jd ga fokus krn ngantuk. Itu yg bikin sebel. Apalagi kalo suami udh pasang alarm di hp dia utk nonton bola tengah malam tuh, yg kebangun aku. Dia mah tetep lelap hahahaha.. Kan sebel banget...

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^