“Ibu (berprofesi sebagai) dosen?” dalam minggu ini saja dua kali saya mendapatkan pertanyaan seperti itu. Heran juga, mengapa saya sering mendapatkan pertanyaan itu. Padahal sehari-harinya saya ibu rumah tangga yang senang ngeblog saja. Setelah 5 tahun terakhir aktif ngeblog lagi (sebelumnya, saya pernah ngeblog pada kurun waktu 2006 – 2009), ternyata pertanyaan itu masih sering saya dengar. Selain itu, ada dua pertanyaan lain lagi yang mungkin ditanyakan orang kepada saya. Saya, sih happy-happy saja. Rasanya menyenangkan dilihat sebagai orang terpelajar.
1. Ibu, (berprofesi sebagai) dosen?
Saat
saya dan Abby yang seumuran #usiacantik sedang terjebak dalam sebuah event yang didominasi mahasiswa pada hari
Selasa lalu, mahasiswa yang duduk tepat di sebelah kanan saya bertanya, “Ibu,
dosen?”.
“Bukan.
Saya blogger,” jawab saya penuh percaya diri.
Kalau anak muda ini masih penasaran,
akan saya perlihatkan blog saya. Siapa tahu saja pembaca blog saya jadi
bertambah.
Ternyata
apa yang saya pikirkan terjadi. Mahasiswa di samping saya itu bertanya tentang
apa kegunaannya ngeblog, apakah saya setiap hari nge-post tulisan, dan beberapa hal lain. Langsung saja saya ambil
kesempatan untuk memperkenalkan blog saya padanya dengan membukakan blog ini melalui gadget yang sedang saya pegang. Saya lalu menceritakan padanya hal-hal
menarik tentang ngeblog. Ini yang orang bilang “jual diri”. Daan, blogger perlu
sesekali melakukannya, biar pembaca blognya makin banyak. Iya, toh?
Dua
hari setelah obrolan dengan mahasiswa itu, obrolan yang serupa terjadi lagi.
Saat itu saya membeli perlengkapan bayi di toko Mama di Jalan Rappocini Raya.
Sudah lama saya berakrab-akrab dengan suami-istri pemilik toko ini karena memang sudah lama menjadi pelanggannya.
“Ibu,
dosen?” untuk yang kedua kali, si bapak pemilik toko bertanya kepada saya. Saya
bingung mengapa dia menanyakannya lagi. Apakah kesan terpelajar sedemikian
kentaranya pada diri saya, ya? Ah, jadi ge er.
Bingung juga, mengapa kami disangka sama :) Gambar: pixabay.com |
Hal yang "mengoneksikan" saya dengan "ibu dosen" :) Foto: pixabay.com |
“Saya
sehari-harinya menulis, Koh. Lebih banyak menulis di internet. Nanti saya kasih
lihat ki’ blogku,” jawab saya.
Sembari
menunggui si bapak itu membungkus kado, kami mengobrol. Tangan saya sibuk
menyalakan koneksi internet dan membuka browser.
Namun kali ini blog Mugniar’s Note sama sekali tidak mau terbuka. Aish,
gagal deh jual diri. Haha tak apalah, yang penting happy.
2. Bagaimana dukungan suami?
Well, jawabannya adalah luar biasa besar.
Tanpa restu pak suami, saya tak akan sampai di titik ini. Sering kali malah,
ketika saya menyampaikannya kepadanya dengan ragu-ragu mengenai sebuah acara
yang akan berlangsung, beliau malah mengatakan, “Pergi maki’, nanti saya yang jaga anak-anak.”
Dukungan
suami sangat-sangat besar sejak pertama kali saya mengenal blog. Pada tahun
2006, beliaulah yang mengenalkan blog kepada saya. Pak suami ketika itu menceritakan
mengenai “cara baru yang keren dalam menulis”. Lalu beliau membuatkan saya
blog (blognya masih ada, ternyata silakan dicek di http://mugniar.blogspot.co.id/, tulisan pertamanya tahun 2006). Saat itu kami belum punya koneksi internet. Jadi, setiap mau posting tulisan, beliau mengantar saya
ke warnet (warung internet). Biasanya kami ke warnet usai anak-anak tidur, di
atas jam sembilan malam. Pulangnya bisa jam dua belas malam.
Buku yang diperoleh suami saya di ulang tahun Komunitas Blogger Anging Mammiri yag ke-1 :) |
Tahun
2007, suami saya menghadiri ulang tahun pertama Komunitas Anging Mammiri. Saya
tak hadir malah. Saya menunggui Athifah yang masih berusia 1 tahun dan kakaknya Affiq yang baru berusia 5 tahun ketika itu. Hei, ternyata komunitas kesayangan ini tahun
lahirnya sama, ya dengan putriku!
Pulangnya,
saya menyimak cerita dari suami saya mengenai komunitas keren ini. Termasuk
mengenai Pacca – maskotnya yang waktu itu masih bertangan satu. Waktu itu, pak
suami membawa pulang buku Makassar di Panyingkul sebagai salah satu hadiah
kuis. Buku itu merupakan salah satu buku yang menjadi buku kesayangan karena
membuat saya ngeh dengan
penulis-penulis keren di Makassar seperti Kak Lily Yulianti Farid, Kak Luna
Vidya, Pak Guru Jimpe, dan Winarni. Saat itu saya belum mengenal mereka.
Membaca tulisan mereka di buku itu membuat saya terkesima dan terpesona. Namun
akhirnya takdir ngeblog yang saya jalani sejak tahun 2011 membawa saya
berkenalan dan mengobrol dengan mereka semua! Amazing!
Kegiatan
ngeblog saya yang vakum sama sekali di tahun 2009 akhirnya bersemi lagi di awal
tahun 2011. Lagi-lagi peran suami besar sekali di belakangnya. Beliau
membuatkan saya blog baru. Blog baru itu akhirnya berganti alamat menjadi www.mugniar.com. Yup, blog ini. Suami tercinta memberikan solusi membuatkan saya
blog baru karena blog lama tidak bisa lagi saya masuki. Saya kehilangan kuncinya untuk selamanya sehingga sama sekali tidak
bisa masuk lagi. Demi apa suami saya melakukan semua dukungan ini? Demi
supaya istrinya HAPPY!
3. Bagaimana perasaannya kalau kalah lomba?
Hahay,
santai saja. Sudah lama saya menganggap perlombaan sebagai sebuah seni yang
sama sekali tidak bisa ditebak alur logikanya. Sudah lama pula saya belajar
untuk tidak mempertanyakan keputusan juri. Justru itulah daya tarik lomba bagi
saya!
Adalah
sebuah tantangan menarik binti menyenangkan ketika saya harus berusaha
menaklukkan hati juri melalui tulisan. Adalah misteri yang sama menariknya bagi
saya dalam mendesain bagaimana supaya tulisan saya menjadi unik dan memikat
hati juri.
Acara Anging Mammiri bulan Januari lalu. Selalu ada pelajaran berharga dari kegiatan semacam ini. Kalah lomba, bukan alasan untuk tidak merasa happy. Sumber gambar: Daeng Nur Terbit |
Saya
kemudian bisa menjadi pemburu lomba blog ketika sudah merasakan manisnya meraih
kemenangan. Ada yang mengira saya sering menang lomba. Hoho, salah sekali. Saya
lebih banyak kalahnya ketimbang menangnya, lho. Dari sekira lebih dari 500-an
lomba yang saya pernah ikuti, yang saya menangkan tidak sampai 20%-nya, koq.
Malah
ada pelajaran-pelajaran baru lainnya yang saya dapatkan. Saya pernah
menuliskannya dua kali. Bisa dibaca di tulisan berjudul: Kalah?
Alhamdulillah dan Kekalahan
Bertubi-Tubi? Masih Ada Celah untuk Berbahagia! dua tahun lalu. Saya
sarikan di sini, yah pelajaran yang saya dapatkan:
- Kekalahan saya anggap sebagai bantal pengalas “kejatuhan”. Semakin sering kalah, semakin tinggi bantal-bantal itu tersusun. Jadi, kalau saya “jatuh” karena kalah, jatuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak besar lagi dampaknya (akibat meningginya bantal pengalas kejatuhan itu). Sesegera mungkin saya bisa bangkit lagi dan meneruskan hidup saya, lalu mencari info lomba lain lagi.
- Ada bagian-bagian dari kehidupan yang bisa disederhanakan. Jangan dibikin rumit. Kekalahan itu memang cuma kemenangan yang tertunda. Menyikapi kekalahan dengan baik berarti memenangkan jiwa kita dari kegalauan, dari frustrasi, dan dari kejelekan-kejelekan lainnya.
- Telusuri pengalaman ngeblog di tahun ini. Kalau memang bersungguh-sungguh menulis di tahun ini pasti ada banyak pengalaman dan pelajaran di tahun ini yang tak diperoleh di tahun-tahun sebelumnya. Misalnya nih, pengalaman menjadi nara sumber, pengalaman masuk televisi, dapat tambahan wawasan, bertebarannya undangan event untuk blogger, dan aneka goodie bag yang wajib disyukuri. Intinya, sebenarnya masih banyak celah untuk berbahagia!
Ngeblog
itu sejatinya adalah kegiatan yang (seharusnya) dikerjakan dengan happy. Jangan terlalu banyak ketakutan sebelumnya. Juga jangan
terlalu banyak memikirkan hal-hal yang bisa mengganggu kesehatan jiwa dan raga.
Haha, ini mau bilang apa ya sebenarnya. Ah, sudahlah. Kalau Anda sudah
membacanya sampai di sini, seharusnya Anda sudah mendapatkan pesan tulisan ini.
So, mari ngeblog seperti saya. Saya
ngeblog, saya happy. Maka, hidup
pasti terasa lebih nikmat!
Makassar, 18 November 2016
Tulisan ini disertakan dalam lomba
blog #10tahunAM
Baca juga:
- 16 Alasan Kenapa Saya Jadi Blogger
- 11 Alasan Kenapa Kompetisi Menulis Itu Menarik
- 5 Kekonyolan dalam Kompetisi Menulis
- I'm Ready for the Next Battles
- Semangat Berlayar Bersama Anging Mammiri
Share :
Ada namaku, hehehe. Justru salah satu inspirasitor yang membuat saya ngeblog lagi adalah kak Niar. Melihat kesungguhan kak Niar membuat saya iri dalam arti positif. Terima kasih kak.
ReplyDeleteBtw, saya suka sekali dengan quotenya tentang kekalahan dalam lomba blog. Dulu memang sering kepikiran kalau kalah. Tetapi setelah reborn ngeblog, tujuan saya ikut lomba hanya ingin mengisi blog dengan tulisan gayaku. Kalau juri suka alhamdulillah, kalau tidak juga oke-oke saja.
Good Luck kak
Toss Inar. Mari berbagi hal positif ke dunia ini, dengan gaya khas (tulisan) kita. Ikut lomba, untuk memenuhi tantangan. Kalah atau menang bukan masalah.
DeleteAihh dak jadi ma ikut posting deh. Ada mi kak Niar.
ReplyDeleteWaah kenapa? Posting-laah, Vita.
Deletewah banyak banget lomba yang diikuti ya
ReplyDeleteAlhamdulillah, Mas Huda.
DeleteInspiratif sekali, Bunda. Sepertinya saya harus mulai mengdetilkan alasan saya ngeblog. Bukan hanya pengisi waktu luang saja. TFS ya :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir Mbak Damar. Intinya kita ngeblog karena senang. Kesenangan itu bisa jadi karena memberikan manfaat buat orang lain juga :)
DeleteSaya suka tulisan bu Mugniar..dan saya juga sudah mulai menulis blog sejak setahun lalu tetapi blm bisa konsisten. Untuk saat ini saya menulis untuk diri sendiri saja.Menulis untuk lebih mengenal diri sendiri tepat nya. Smoga bs kayak Bu Mugniar yang konsisten menulis di Blog trus dikira bu dosen juga , hehehehe
ReplyDeleteMulanya kita menulis untuk diri sendiri. Saya pun begitu. Lama-kelamaan saya ingin tulisan saya bukan hanya bermanfaat untuk saya melainkan juga untuk orang lain. Supaya saya punya banyak tabungan amal jariyah. Yuk sama2 belajar konsisten :)
DeleteMasih ngedraft postingan lomba, dan abis baca tulisan ini, jleb mi postinganku kayaknya hahahha
ReplyDeleteHei, jangan sampai ndak ikut ya Qiah.
DeleteLain kali mau ikut lomba, sudah pi posting dan daftar baru baca postingan peserta lain. Kalo saya, jaraaaang sekali mau baca tulisan pesaing sebelum berlomba, bisa menggugurkan niat baik untuk ikut hehehe.
Qiah ikut ji toh?
Yes! Mari kita hepi2 ngeblog.. jangan pernah ada beban di antara kita, wakwkkak.. =))
ReplyDeletesaya pengen ngerasain jadi dosen, kalau saya di posisi itu saya aminkan banget :)
ReplyDeletenomor 2, so sweet yah. Nomor 3, pastinya saya salut. Kalau saya tergantung juga, kalau pemenangnya oke, sesuai syarat, ya udah selesai. Tapi, kalau pemenangnya nggak sesuai syarat, pasti penasaran dan mempertanyakan. Tapi, yg penting sih tetap ikut lomba selanjutnya. Karena tujuannya memang ngasah tulisan.
Boleh jadi dosen blog saya kak :)
ReplyDeleteYuhuuu... ngeblog itu ternyata memang menyenangkan dan bikin happy...
ReplyDeleteSalah satu inspiratorku.. yang konsisten menulolis setiap hari :)
ReplyDeleteMbak....saya mau mint sedikit bantuan ini...memang yang saya tanyakan ini tidak ada hubunganya dengan postingan mbak. saya juga kayaknya berkesan mencari kepentingan saya sendiri.^^ mbak, saya ingin minta masukan terhadap blog saya, bagaimana ya mbak saya bisa membuat blog saya cukup terkenal dan disukai oleh orang2? Memang sih, kita tidak bisa memaksakan ap yg orang suka terhadap ap yg kita punya. Tetapi, ketika saya mengikuti blog mbak, jujur saya hanya ingin nmpang promosi tapi setlah saya sering ikuti, saya merasa blog mbak ini benar-benar enak untuk dinikmati membaca. seakan saya merasa nyaman. saya juga sebenarnya membuat blog untuk mendapatkan uang, dan saya belum ada sampai titik 1 pun blum, masih nol (hehehe). boleh minta sarannya mbak? kirmin ke email saya butuh.it@gmail.com . mohon bantuan ya mbak ^^
ReplyDeleteNgeblog bikin wajah kak Niar selalu memancarkan aura dosen ya hehehe..
ReplyDeleteTulisannya keren kak. Dan postingan kak Niar memang selalu keren!
banyaknya jumlah lomba yang diikuti..
ReplyDeleteselalu semangat dan aktif menulis nih mbak Niar, salut deh
good luck buat lomba kali ini
berarti aura ilmu dan wawasan yang mbak niar miliki karena pengalaman ngeblog terpancar dari sikap tubuh mbak niar..emang kok, sikap seorang berilmu sama yang kurang berbeda..yang berilmu lebih tenang dan percaya diri..yuk ngeblog terus..sukses mbak niar
ReplyDeleteSelama mengenal dunia blogging saya merasa makin happy. yess!! :)
ReplyDeletePoin nomor 3 saya suka saya suka. Saya aja ikutan lomba mulu tapi belum pernah ada yang menang. Tapi, kalau Giveaway masih nyangkut barang satu atau dua. Jadi gak ingin berdiam diri atau bersedih terlalu lama. Buat saya sedih wajar lah yaa, tapi kalau kelamaan mah ga sehat yaa Mba.
ReplyDeleteAh, diriku jadi banyak belajar nih mba Niar :)
ya nih bu.. masih saja saya punya beban kalau mau ngeblog, padahal jadi seorang blogger nothing toulouse itu menyenangkan dan bikin happy ya mba
ReplyDeleteSetuju banget, kekalahan itu sebagai bantal pengalas kejatuhan.
ReplyDeleteSepakat bunda!
ReplyDeleteMemang ngeblog itu harus dijalani dengan happy. Bukan mengesampingkan angka-angka yang bikin pusing & jadi tolak ukur tawaran job review itu, tapi memang kadang kala ada hal-hal yang harus kita sederhanakan. Contohnya ya ketika ngeblog ini. Kalo untukku sekarang, ngeblog = menulis + BW + bersihin broken link. Hehe
Itu aja dulu. Yang lain menyusul :D
wih, keren, bangga sekali ya jadi blogger. meskipun tampilan seperti dosen, aslinya mah.. suka nulis digital :)
ReplyDeleteWuiiiiiii Bunda keren. Bunda sudah lebih lama ngeblog dan aku jadi ingjn ngobrol ngobrol tatap muka sama bunda Niar. Semoga kapan kapan keinginan ini terlaksana. Aamiin.
ReplyDeleteIya ya. Ngeblog itu tentang HAPPY yang sebaiknya nggak perlu dijadikan beban. Be personal for your personal blog sih ya.
Dan soal kalah lomba. Duuuu pesan pesan Bunda membangkitkan semangat aku lagi. Kalah itu seperti tumpukan bantal yang biar kalau kita jatuh, nggak akan sakit.
Btw suami bunda keren. Hebat. Mendukung terus istrinya hingga sekeren ini.
Beneran deh. I wish i'll meet you one day bund.
Wah udh banyak bgt lomba yg diikutin bu...
ReplyDeleteSetuju bgt bu! Memang ngeblog itu dilakukan dengan Happy, kalo menanh lomba blog anggap aja bonus ya bu hehe.
Salam kenal Bu ^^
Gimana tanggapannya terhadap lomba blog? Jawaban aku, BAPER. Hahahahaha.... zonk mulu nih mba *LahCurhat.
ReplyDeletewah kalau mbak niar sih track and recordnay sih sdh mumpuni ya
ReplyDelete