Pekan Inovasi RRI di Usianya yang ke-70

Ketika Athifah begitu berminat ikut lomba Cerita Anak Makassar, ketika itu pula saya dan suami berniat mendaftarkannya. Mumpung lombanya gratis dan diadakan di tempat yang terpercaya, oleh lembaga yang terpercaya. Siapa sih yang tidak tahu RRI yang telah berkiprah selama 70 tahun? Apakah masih ada yang tidak kenal RRI? Radio Republik Indonesia? (eh, ternyata masih ada, lho orang dewasa yang tidak kenal RRI).

Singkat cerita, Athifah kebagian nomor tampil 21.  Lomba Cerita Anak diadakan hari Sabtu tanggal 3 Oktober lalu. Tempat pelaksanaannya di gedung Auditorium RRI, di Jalan Riburane. Letak RRI persis di belakang Fort Rotterdam. Di dalam gedung Auditorium RRI, saya bagai bernostalgia. Di zaman saya kecil dulu, di tahun 80-an, gedung ini sering kali dipakai sebagai tempat perhelatan acara besar. Acara besar yang menggelar pertunjukan seni, biasanya menggunakan gedung ini dulu. Saya beberapa kali menginjakkan kaki di sini, untuk menonton pertunjukan seni. Sekarang, saya nyaris melupakan gedung ini. Kalau tak hendak mengantarkan Athifah mengikuti lomba Bercerita, saya tentu tak menginjakkan kaki di gedung ini lagi.


Sebagai informasi, RRI (secara keseluruhan, sebagai LPP – lembaga Penyiaran Publik) memili kekuatan  62 stasiun penyiaran termasuk Siaran Luar Negeri dan 5 (lima) satuan kerja (satker) lainnya yaitu Pusat Pemberitaan, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbangdiklat) Satuan Pengawasan Intern, serta diperkuat 16 studio produksi serta 11 perwakilan RRI di Luar negeri  RRI memiliki 61 studio Programa 1, 61 Programa 2, 61 Programa 3, 14 Programa 4, dan 7 studio produksi. Dengan kekuatan ini, RRI setara dengan 205 stasiun radio[1].

Tugas LPP RRI dalam melayani seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah NKRI tidak bisa dilayani dengan satu programa saja, oleh karena itu RRI menyelenggarakan siaran dengan 4 programa[2]:
     Programa 1: Pusat siaran pemberdayaan masyarakat
     Programa 2: Pusat siaran kreatifitas anak muda
     Programa 3: Pusat siaran jaringan berita nasional dan kantor berita radio
     Programa 4: Pusat siaran budaya dan pendidikan
     VOI: Citra & Martabat bangsa didunia internasional siaran setiap hari dengan 8 bahasa asing
     Studio Produksi LN: Jembatan informasi Indonesia - LN dan LN - Indonesia

Saya masuk dari arah samping gedung, melalui kantor RRI. Sedikit terpana melihat jejeran kursi penonton. Kursi-kursi itu ... masih kursi-kursi yang saya lihat tahun 1980-an dulu! Sayangnya sudah ada beberapa kursi yang rusak dan dibiarkan tetap berada di tempatnya.

Bapak La Sirama, kepala LPP RRI (kedua dari kiri), Bapak Tyas Anggoro
(dewan pengawas RRI, kedua dari kanan). Pak Tyas memukul timpani sebagai
tanda dibukanya Pekan Inovasi RRI
Saya mengajak Athifah mengambil tempat duduk di bagian tengah, di jejeran paling depan. Acara belum lagi dimulai ketika Athifah berbisik, “Ma, mau pipis.” Maka, berbekal arahan dari seorang kameraman yang duduk di sebelah saya, kami mencari toilet. Balik dari toilet, kami melewati studio-studio siar RRI. Penampakannya sekilas masih seperti dulu. Waktu masih duduk di taman kanak-kanak, saya pernah ikut mengisi acara bersama TK saya di salah satu ruang studio itu.

Tak lama kemudian, acara pembukaan Pekan Inovasi RRI Makassar dimulai. Acara ini mengambil tema “Karya Inovasi Anak Bangsa untuk Indonesia Hebat”. Kepala LPP (Lembaga Penyiaran Publik) RRI Makassar, Bapak H. La Sirama, S.Sos, MM pada sambutannya mengatakan bahwa Pekan Inovasi ini merupakan agenda tahunan di seluruh RRI seindonesia.

Pekan Inovasi di RRI Makassar menyelenggarakan berbagai lomba. Ada 4 lomba utama yang digelar, yaitu: lomba Cerita Anak (yang diikuti Athifah, diikuti oleh 50-an anak), Cipta Lagu (diikuti oleh 5 grup), Teknologi Terapan (ada 10 pesertanya) dan Kerajinan Tangan (handicraft, ada 10 pesertanya). Pemenang pertama pada tiap lomba akan mewakili Makassar dalam Pekan Inovasi di Semarang pada bulan November nanti.

Selain lomba utama, ada 3 lomba tambahan yang digelar, yaitu: lomba Da’i Cilik (diikuti oleh 13 peserta), Mewarnai (diikuti oleh 150-an peserta), dan Qasidah (diikuti oleh 6 grup). Selain itu, ada pula pameran kuliner di halaman depan RRI. Pekan inovasi ini diselenggarakan terbuka, mengundang masyarakat Makassar untuk turut menikmati secara langsung di gedung Auditorium RRI.

Menariknya, ada kegiatan-kegiatan lain selain lomba-lomba tersebut, yaitu perpanjangan SIM bekerja sama dengan Polrestabes Makassar dan penyuluhan narkotika dan obat-obat terlarang, bekerja sama dengan BNN Sul Sel. Sponsornya ada beberapa: Yayasan Yatimmandiri, Poltek Negeri Media Kreatif, Indofood, PT. Merck, Dinas P & K Sul Sel, dan CV. Lingga Jaya.

Selanjutnya, Bapak Tyas Anggoro sebagai dewan pengawas RRI memberikan sambutannya. Menurutnya, lomba-lomba yang digelar pada Pekan Inovasi ini merupakan wujud peran serta RRI dalam pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana Bapak La Sirama, Pak Tyas pun mengharapkan Pekan Inovasi ini dinikmati masyarakat luas. Pak Tyas lalu membuka dengan resmi Pekan Inovasi RRI Makassar, dengan pemukulan timfani – salah satu jenis alat musik pukul.

MC mengumumkan bahwasanya acara Pekan Inovasi ini disiarkan langsung oleh Programa 2 (gelombang FM 96,8 MHz) dan Programa 4 (gelombang FM 92,90 MHz). Setelah resmi dibuka oleh Pak Tyas, gelaran lomba-lomba pun dimulai. Karena lomba Cerita Anak diselenggarakan di Studio Musik 1, saya dan Athifah mengikuti rombongan peserta lomba Cerita Anak ke ruangan tersebut.

Makassar, 11 Oktober 2015

Bersambung





[1] Sumber: http://www.rri.co.id/profil.html
[2] Sumber: http://www.rri.co.id/profil.html


Share :

9 Komentar di "Pekan Inovasi RRI di Usianya yang ke-70"

  1. Ada mental yang grogi jika pengen ketoilet. Ada perasan minder. Kalau aku lebih tertarik ke kerajinan tangan. Pak polisi kreatif juga ya.

    ReplyDelete
  2. Athifah suka nulis juga ya mbak, bakat turunan tuh.... Anak perempuan saya juga suka bikin cerita tapi berbentuk komik, hampir tiap pulang sekolah nyobekin tengahnya buku untuk dibikin komik. Anehnya anak perempuan saya komiknya laku dijual sama temen sekolah dan temen mainnya selembar 2000 padahal gambar dan ceritanya super sederhana. Dari hasil penjualan komiknya itu, anak perempuan saya bisa nabung buat beli boneka.

    ReplyDelete
  3. Wah asiknyaaa! Ulasannya lengkap, mak. Berasa baca reportase reporter RRI. hehe :D

    ReplyDelete
  4. asyikkk !! semoga menang eaaa ... suruh pi Athifah cerita Pung Buaja Na Pung Kura-Kura ... hehehe

    ReplyDelete
  5. Wahh bertambah wawqsan juga ya mb...selain bisa mengantarkan anak lomba, juga tahu klo RRI lagi ada banyak gawe..hehheheh

    ReplyDelete
  6. Wah, tulisannya enak banget dibacanya, udah kayak baca reportase dari jurnalis beken aja (Mungkin ini Jurnalis) hehe

    ReplyDelete
  7. sukses dech buat RRI..moga mkin jaya.
    btw salam kenal

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^