Pulsa Kasih Sayang

Anda yang masih tinggal dalam lingkungan keluarga, mungkin sama seperti saya. Dalam pemakaian pulsa sehari-hari, harus memperhitungkan anggaran dan tenaga untuk “pulsa kasih sayang”. Eh, sudah pernah dengar istilah itu, belum? Istilah “pulsa kasih sayang”. Belum? Wajar, sih. Itu istilah baru, bikin-bikinan saya hehehe.

Saran saya, nih bagusnya beli pulsa murah, supaya Anda bisa lebih leluasa mengatur anggaran pulsa. Sejatinya, “pulsa kasih sayang” itu dimaksudkan untuk mengistilahkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pulsa yang mau tidak mau, harus diterima karena terpengaruh atau mempengaruhi interaksi kita dalam “berkasih-sayang” dalam keluarga. Fiyuh, ribet amat ya, macam penjelasan di wikipedia saja hahaha.

Okeh, kita langsung masuk ke contoh nyata saja. Begini, biasa kan, anak-anak memainkan HP milik papa atau mamanya? Nah, saya pun demikian. Mulai dari si sulung Affiq, lalu si tengah Athifah, dan si bungsu Afyad, ketiganya secara bergantian selalu saja memakai HP saya dengan bermacam alasan dan cara. Kadang-kadang pulsa bisa berkurang ribuan rupiah sekali pakai.

Suatu siang, seorang sahabat menelepon saya. Dia menjawab salam saya dan langsung tertawa, “Terima kasih, ces sudah disuruh goyang dumang sambil menunggu telepon Kau angkat.”

“Hah, goyang dumang???” saya balik bertanya.

“Iya, ces ... dial tone-mu lagu Goyang Dumang,” jawab sahabat saya, lalu dia ngakak lagi.

“Waduh, saya ndak pernah pasang dial tone,” giliran saya yang megap-megap. Ini bukan kali pertama anak-anak mengganti dial tone saya.

Siapa lagi tersangka pelaku pemasang dial tone itu kalau bukan salah seorang dari ketiga anak saya? Saya bukan penggemar musik. Saya pun tak suka memacam-macamkan nada dering. Saya alergi dengan nada sambung yang aneh-aneh. Lebih suka yang konvensional, persis seperti nada sambung telepon kabel leashed line sejak zaman saya masih kecil dulu. Jadi tak mungkinlah saya mengganti nada sambung favorit dengan yang lainnya. Lagi pula, mendingan ongkos beli nada sambung saya pakai buat beli pulsa elektrik murah, kan? Memasang nada sambung pribadi itu sebuah pemborosan buat saya!

Pengurasan pulsa seperti ini sudah beberapa kali terjadi, sejak si sulung masih balita. Ada lagi tuh pengurasan pulsa model lain: telepon saya dan telepon papanya anak-anak dikondisikan saling menelepon berkali-kali. Model ini pernah dilakukan oleh Affiq dan Afyad. Yang paling sering, ketiga anak saya menelepon atau kirim SMS ke mana saja, ke nomor siapa saja atau tiba-tiba connect ke internet dan berselancar di dunia maya.

Sesekali dengan menyembunyikan HP, pulsa saya terselamatkan. Tapi bisa berapa lama HP disembunyikan? Namanya juga benda yang digunakan untuk berkomunikasi. Di zaman ini, komunikasi via HP sudah menjadi kebutuhan. Harus sering-sering melihat layar benda itu. Mana tahu ada berita penting. Malah sesekali saya kecolongan juga saat anak-anak dengan lihainya bisa saja menemukan HP yang saya sembunyikan.

Bukan hanya dengan anak-anak. Dengan ibu saya pun demikian. Suatu kali, saya mendapati HP yang dipakai menelepon seorang kerabat belum diputus koneksinya. Terdengar suara samar-samar dari seberang sana. Waktu saat itu menunjukkan sudah lebih setengah jam sejak pertama kali saya hubungkan Ibu dengan kerabat tersebut. Waduh. Buru-buru saya putuskan koneksi dan ngecek pulsa. Habis. Kejadian itu menjadi pelajaran, bahwa mau tak mau, harus mengecek lagi koneksi saat Ibu sudah selesai menggunakan HP. Ibu memang kesulitan dengan gaya berkomunikasi dengan menggunakan gadget, beliau hanya familiar dengan telepon rumah.

Dengar-dengar ada yang jual pulsa murah. Saya coba-coba ngecek. Apakah hanya pulsa murah Jakarta? Hm, kalau lihat daftar harganya, sih termasuk murah untuk daerah saya juga. Web site ini tidak hanya jual pulsa elektrik murah Jakarta tapi jual untuk nasional juga. Mungkin bisa membantu menurunkan terkurasnya biaya pulsa kasih sayang, yah.

Kalau beli pulsa elektrik di situ, lumayan bisa mengurangi si Papa ke luar rumah dalam rangka membelikan pulsa kasih sayang buat istrinya. Soalnya, kalau mendadak kehabisan pulsa buat internetan di malam hari dan ada file atau tulisan yang harus segera dikirim, saya suka memintanya untuk membelikan pulsa. Si Papa tidak keberatan, sih. Namanya juga buat istri. Karena rasa kasih sayang itu, makanya beliau mau-mau saja membelikan pulsa walaupun sudah jam 10 malam, tanpa saya paksa sekali pun. Kalau kebutuhan pulsa tidak terlalu mendesak, sih, saya malah melarangnya ke luar rumah. Biar besok saja dibelinya. Tidak tega juga, kan.

Eh, punya cerita tentang pulsa kasih sayang, jugakah?

Makassar, 22 September 2015

Share :