Burasa' yang Tak Bisa Ditawar

Suatu ketika suami saya ke pasar, hendak membeli burasa’ (makanan pokok orang Bugis/Makassar yang terbuat dari beras, dimasak dengan santan lalu dibungkus dengan daun pisang, kemudian dikukus). Lalu terjadilah percakapan ini:

Suami saya (S): Berapa burasa’-nya?
Penjual burasa’ (P): Dua ribu rupiah seikat.
S: Bisa lima belas ribu dapat delapan ikat?
P: Tidak bisa. Bisa kalo lima ribu tiga ikat.
S: Oke, bungkus maki’.


Maka suami saya pun pulang membawa 9 ikat burasa’ seharga Rp. 15.000 padahal tadinya dia menawar Rp. 15.000 untuk 8 ikat burasa’.

Makassar, 3 April 2015


Share :

10 Komentar di "Burasa' yang Tak Bisa Ditawar"

  1. Kayaknya penjualnya lagi bingung, Mak :)

    ReplyDelete
  2. Wkwkwk :D

    Saya jadi ingat dulu sepupu pernah cerita, Mak Niar. Ada bapak2 punya speed boat, ditawar sama toke delapan ratus ribu. Si bapak yg punya speedboat keukeh nggak mau ditawar. Katanya lantang, setengah juta, kalau nggak setengah juta nggak saya lepas. Langsung lah toke bayar di tempat nggak pake nawar lagi. :V Dia pikir setengah "juta" lebih besar dari delapan "ratus ribu"... :V

    ReplyDelete
  3. Di makasar tiap hari ada buras ya? Saya suka dibawain buras sama temen kalau lebaran saja.

    ReplyDelete
  4. Gimana penampakan burasa mak? #penasaran
    BTW itu penjualnya lagi pusing hehehe

    ReplyDelete
  5. Saya belum pernah makan burasa, tapi sepertinya lezat. Ada isinyakah di dalamnya, Mbak? Suami Mbak sedang beruntung dapat plus-plus, hehe. Yummy....

    ReplyDelete
  6. Hehehe, beruntung ya.
    Kalo saya seringnya nawar malah kemahalan sampai diingatkan suami :))
    Mungkin saya dan penjual tsb mmg sedang 'blank' hihihii.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^