Menemukan Pendar Cahaya di Balik Sampah

Awalnya saya datang ke tempat ini hanya untuk mengetahui bagaimana proses pembukaan rekening bank sampah. Ternyata saya mendapatkan banyak cerita yang berarti sebuah penambahan wawasan bagi saya.

Saya takjub dengan penjelasan yang diberikan oleh para pengurus Bank Sampah Pelita Harapan. Mereka menerima saya dengan baik dan secara terbuka memberikan semua informasi. Bahkan tanpa segan, pembukuan pun mereka perlihatkan sebagai bukti bahwa mereka transparan, tidak ada menyembunyikan hal-hal tidak baik.

Saya telah membuat reportasenya dan meng-upload-nya di Blogdetik. Bagi teman-teman yang ingin membacanya, berikut ringkasan dan linknya:


1) Perjalanan Mencari Bank Sampah

Saya sudah cukup lama mendengar tentang bank sampah. Tapi baru akhir-akhir ini tergerak untuk mencari tahu keberadaannya di kota Makassar, tergerak setelah membaca sebuah posting-an bagaimana bank sampah di sebuah daerah di pulau Jawa berhasil melepaskan warga dari jerat rentenir dan setelah melihat status bu Indari Mastuti – pengusaha yang mau memiliki rekening di bank sampah di Bandung. “Sepertinya bagus juga kalau saya punya rekening di bank sampah,” pikir saya.

http://mugniar.blogdetik.com/2014/12/09/perjalanan-mencari-bank-sampah/



"Di Antara Kita", MNC TV
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=NWLuWsDfr5I

2) Pendar-Pendar Cahaya dari Balik Bank Sampah

Pada awalnya hanya ada 6 orang nasabah yang berasal dari kader masyarakat setempat. Saat ini sudah ada 177 nasabah dari berbagai golongan dan berbagai wilayah. Ada pula dari perusahaan seperti pabrik terigu Berdikari dan Hotel Boulevard.

http://mugniar.blogdetik.com/2014/12/09/pendar-pendar-cahaya-dari-balik-sampah/

3) Sosok Inspiratif di Antara Sampah

“Waah … berarti Saya bisa minta ya, Bu kalau pupuknya sudah jadi? Juga bisa bawa sampah daun-daun ke sini ya? Di rumah banyak sampah daun.”

“Bisa. Oya, kita yang jadi petugas tidak ada yang digaji. Biasa orang heran kenapa bisa. Tapi begitulah, di sini tidak ada yang digaji.“

Wow, saya bertambah kagum sama bu Husmiana dan para pengurus Bank Sampah Pelita Harapan.

“Sudah banyak yang datang belajar kerajinan di sini, Bu. Baru-baru ini ada dari Sorowako datang ke sini belajar. Ada dari UGM, ada juga dari UNHAS. Sudah pernah ada dari luar negeri juga. Ada dari Australia dan Filipina. Ada satu lagi …. Kalau tidak salah dari Thailand. Mereka dari LSM. Media juga sudah sering meliput. Baru-baru ini ada dari Metro TV. MNC TV juga pernah ke sini bulan November tahun lalu, ada di Youtube,” bu Husmiana melanjutkan ceritanya.

http://mugniar.blogdetik.com/2014/12/10/sosok-inspiratif-di-antara-sampah/

Mari menabung
Ayo timbaaang
Yang ini mahal

4) Patta Giling dan Bank Sampah Pelita Harapan

Untuk menggerakkan warga agar mau menabung di bank sampah, Pak Patta memberi syarat harus membuka rekening di bank sampah bila membutuhkan tanda tangannya. Ia pasti menandatanganinya. Selain itu ada syarat lain: warga harus memiliki paling tidak satu jenis tanaman di depan rumahnya. “Satu saja, biarpun tanaman beluntas,” kata Pak Patta.

“Awalnya, saya melihat kegiatan bank sampah di Yogya. Saya pelajari dan coba terapkan di sini. Ternyata bisa. Tapi memang tidak mudah karena tokoh masyarakat harus memberi contoh, harus juga punya rekening bank sampah. Jangan seperti DPR. Di sana mau mempraktikkan bank sampah tapi anggota DPR sendiri tidak buka rekening di bank sampah,” Pak Patta melajutkan ceritanya.

http://mugniar.blogdetik.com/2014/12/10/patta-giling-dan-bank-sampah-pelita-harapan/

Semoga keempat tulisan tersebut menginspirasi dan bermanfaat bagi banyak orang. Dan semoga para pengurusnya senantiasa diberi kekuatan oleh Allah untuk tetap menggerakkan Bank Sampah Pelita Harapan dan memberi manfaat kepada orang banyak.


Makassar, 10 Desember 2014


Update 23 Februari 2018:

Blogdetik sudah tiada, apesnya saya baru tahu padahal ada beberapa tulisan saya di sana, termasuk tentang bank sampah. Untungnya saya masih punya file-nya. Akan saya upload lagi nanti di blog ini.

Share :

11 Komentar di "Menemukan Pendar Cahaya di Balik Sampah"

  1. inspiratif ya mak...aku jadi pengen bikin bank sampah sederhana juga jadinya...
    etapi aku juga kadang bingung botol2 yang susah recycle gt mau diapain --"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa dijual Mak, nanti duitnya dipakai lagi buat manfaat lain :)

      Delete
  2. Mereka tak digaji ya mba, lalu mereka mendapat penghasilan dr mana?? padahal waktu mereka digunakan utk mengelola bank sampah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mereka punya aktivitas sendiri-sendiri Mak. Mereka seperti beraktivitas sosial saja. Bank sampahnya beroperasi sekali seminggu saja :)

      Delete
  3. wawaaww .... peluang bisnis! :) dan yg paling penting kebersihan lingkungan.

    ReplyDelete
  4. saya malah baru denger tentang ini.. makasi buat infonya ya :)

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^