Catatan dari Talkshow Membentuk Karakter Anak Melalui Bercerita

Hati-hati dalam membeli makanan. Jangan hanya karena tergiur harga murah, langsung saja dibeli. Ada sate yang dijual ternyata menggunakan bahan daging tikus!

Pesan itu disampaikan oleh Bunda Ocy – pendiri Sanggar Ananda pada acara talkshow Membentuk Karakter Anak Melalui Bercerita pada tanggal 16 Oktober lalu. Talkshow ini diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan Pekan Raya Sulawesi Selatan di Celebes Convention Center.

Bunda Ocy juga menekankan pentingnya menanamkan karakter pada anak melalui pengarahan dan pembiasaan. Menjadi tugas orang tua untuk selalu melakukan pengawasan kepada anaknya. “Rumah adalah bagian yang terpenting bagi anak,” tandas Bunda Ocy.

Selain Bunda Ocy, tampil Kak Heru sebagai panelis talkshow. “Dongeng dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kepada anak. Kalau lagu, digunakan sebagai penguat pesan. Penyampaian pesan melalui dongeng baik dilakukan karena tanpa menggurui,” demikia uraian Kak Heru.



Namun harus jeli memperhatikan isi dongeng karena tak semua dongeng sesuai untuk anak-anak sekarang. Di samping itu harus hati-hati dan pintar-pintar dalam mengolah cerita karena anak-anak zaman sekarang kritis-kritis. Kak Heru menceritakan pengalamannya ketika membawakan dongeng Malin Kundang – si anak durhaka. Usai dongeng diceritakan, seorang anak mengatakan bahwa hal seperti yang terjadi pada Malin Kundang tidak akan terjadi dalam keluarganya karena ibunya selalu memaafkan anaknya apabila melakukan kesalahan. Wakwaw …

Kak Heru menyarankan, sebaiknya dalam memilih cerita untuk didongengkan, pilihlah cerita yang dapat memotivasi. Cerita yang pas dapat memunculkan power of story telling, yaitu: menyampaikan pesan moral tanpa menggurui dan mengajar anak untuk berimajinasi.

Kayak apa ya kaca mata tembus pandang yang dijual ini?
Metode yang paling mudah dalam mendongeng adalah “read aloud”, yaitu dengan membacakan langsung dari buku cerita. Dengan membacakan buku, anak diperkenalkan pada buku. Dalam memperkenalkan buku, perkenalkan pula judul dan penulis bukunya. Pemilihan cerita yang akan dibacakan bisa dilakukan oleh pendongeng atau oleh anak.

Dalam proses read aloud, bebaskan anak dalam memperhatikan gambar-gambar dan dalam bertanya. Sering kali, cerita belum selesai dibacakan, sang anak sudah mengambil peran sendiri sebagai pencerita. Biarkan ia melakukannya karena sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Anak menjadi komunikatif karena mencoba melanjutkan cerita dan bisa menambah kosa kata baru.

Waktu yang terbaik untuk mendongeng bisa kapn saja. Sebelum tidur pun bisa. Tapi perhatikan, jangan sampai pesan yang hendak disampaikan tidak selesai. Karena ketika anak tertidur, apa yang terdengar terakhir kali saat ia masih terjaga akan terekam dan dibawa tidur, bisa jadi muncul dalam bentuk mimpi.

Coklat olahan, produksi rumahan. Ada yang harganya
Rp. 1000 per tangkai lho!
Bila pesan yang hendak disampaikan belum selesai bisa saja yang tertangkap oleh anak adalah keburukan semata. Misalnya ketika ada kata-kata makian yang dilontarkan oleh tokoh antagonis terdengar sesaat sebelum ia tertidur, maka kata–kata makian itu bisa menjelma menjadi mimpi buruk dalam tidur si anak.

Selain melalui buku, manfaatkan teknologi dalam mendongeng. Bisa melalui website semisal www.indonesiabercerita.org, merekam suara sendiri di telepon genggam dan memperdengarkannya kepada anak ketika kita sedang sibuk, atau melalui radio (ada radio swasta yang punya program siaran mendongeng).

Masuk tipi ... yeayy!!
(diwawancari tentang kesan talkshow ini)
Dalam mendongeng, usahakan untuk ekspresif. Jangan datar-datar saja. Perhatikan perubahan mimik wajah dan intonasi/volume suara. Bagi penggugup, Kak Heru membagi tip “anchor” supaya kegugupannya hilang. Di dalam metode anchor (penjangkaran) ini, pembicara menyugesti dirinya sendiri untuk mengingat dan memunculkan kenangan dari alam bawah sadarnya mengenai pengalamannya yang dianggap berhasil berbicara di depan orang (banyak).

Dalam menekankan pentingnya mendongeng, Kak Heru menitipkan pesan, “Tak ada kata sulit kalau berani memulainya. Mulailah dengan sederhana dulu.”


Makassar, 3 November 2014


Share :

7 Komentar di "Catatan dari Talkshow Membentuk Karakter Anak Melalui Bercerita"

  1. woww..masuk tipi..manteb

    nah ini metode read aloud, baru tahu, makasih mba..

    ReplyDelete
  2. klo kasus saya, malah sayanya yg sering ketiduran pas lg bacain buku buat jav... heuheu...

    ReplyDelete
  3. saya pertama kali bacain dongeng pas ngajar PGTK mbk hehe seru

    ReplyDelete
  4. jadi inget dulu kalau di sekolah jago banget kalo disuruh dongeng, gak tahu nih sekarang bisa dongengin bwt anak apa gak :D

    ReplyDelete
  5. Kalo depan anak saya bisa ekspresif mak tp Kalo udah lebih Luas pendengarnya belum berani :D

    ReplyDelete
  6. mendengarkan talkshow yg bermanfaat, masuk TV pula hehehe...

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^