Bila Dua Predator Nyawa Berkolaborasi

Saya pernah ceritakan dalam blog ini mengenai seorang anak bernama A Long di Cina yang kedua orang tuanya meninggal setelah didera KO-INFEKSI TB-HIV. Warga kampung yang mengetahui hal ini menjauhi A Long dan tega membiarkan anak tersebut sendirian di dalam rumahnya di atas sebuah gunung. Untungnya kisah A Long berakhir bahagia karena masih ada orang-orang yang peduli padanya setelah kasusnya tersebar di internet.

Baik TB saja maupun HIV saja, dampaknya sudah begitu mengerikan. Epidemi HIV menunjukkan pengaruhnya terhadap peningkatan epidemi TB di seluruh dunia yang berdampak pada meningkatnya jumlah kasus TB di masyarakat. TB adalah penyebab utama kematian kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Hal ini dikarenakan TB masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Sementara TB, ko-infeksi dengan HIV menyebabkan peningkatan risiko kejadian TB secara signifikan. Diperkirakan pada tahun 2012 sebanyak 8,6 juta orang terjangkit TB dan 1,3 juta orang meninggal karena TB, termasuk di antaranya 320 ribu kasus dengan HIV positif. Bila tahun 2012 jumlah pasien TB dengan status HIV positif ada 3,3% maka di tahun 2013 terjadi peningkatan, menjadi 7,5% (Global Report, 2013).



Sebagian besar orang yang terinfeksi kuman TB tidak lantas menderita TB karena mempunyai sistem kekebalan tubuh yang baik. Infeksi (terserang kuman) tanpa jadi sakit tersebut dikenal sebagai infeksi TB laten. Namun, pada ODHA yang sistem kekebalan tubuhnya rendah maka infeksi TB laten tersebut dengan mudah berkembang menjadi sakit TB aktif.

Hanya sekitar 10% orang yang tidak terinfeksi HIV bila terinfeksi kuman TB maka akan menjadi sakit TB (aktif) sepanjang hidupnya. Sedangkan pada sekitar 60% ODHA yang terinfeksi kuman TB akan menjadi sakit TB aktif. Dengan demikian, epidemi HIV tentunya akan menyulut peningkatan jumlah kasus TB dalam masyarakat. Pasien TB dengan HIV positif dan ODHA dengan TB disebut sebagai pasien ko-infeksi TB-HIV.

Ketika infeksi HIV berkembang maka jumlah dan fungsi limfosit-T CD4+ menurun. Sel-sel ini berperan penting dalam melawan kuman TB. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang mampu untuk mencegah perkembangan dan penyebaran lokal kuman ini.

Penanggulangan TB dan HIV yang terkolaborasi menemui adanya
beberapa tantangan yang ingin terus diupayakan menghadapinya
Digambar sendiri dari sumber: http://www.tbindonesia.or.id/tb-hiv/
Saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Jumlah kumulatif kasus HIV sejak tahun 2005 – Juni 2013 adalah 108.600 kasus.

Berbahaya sekali bukan kolaborasi kedua predator nyawa ini? Kuman TB bisa terdapat di mana-mana. Saya pernah terkejut saat melewati sebuah mal. Waktu itu saya yang dibonceng suami saya sedang memperhatikan suasana di depan mal.

Ketika melewati seorang lelaki yang hendak menyeberang jalan, tiba-tiba saja lelaki itu terbatuk-batuk persis di depan hidung saya saat kami melintas. Dalam hati saya berdo’a semoga saja ia bukan penderita TB. Nah, bagaimana bila seseorang yang sedang menderita TB terbatuk-batuk seperti itu persis di hadapan seseorang yang sedang menderita HIV? Saya bergidik membayangkan pengandaian tersebut.


Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2013 tentang penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia diterbitkan. Salah satu yang mendapat perhatian khusus adalah pasien TB, dengan memberikan penawaran tes HIV dan percepatan pemberian ARV bagi pasien ko-infeksi TB-HIV.

Strategi pelaksanaan Kolaborasi TB-HIV di Indonesia, meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Membentuk mekanisme kolaborasi
• Membentuk kelompok kerja.
• Melaksanakan surveilans HIV pada pasien TB.
• Melaksanakan perencanaan bersama TB-HIV.
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
b. Menurunkan beban TB pada ODHA
• Mengintensifkan penemuan kasus TB dan pengobatannya.
• Menjamin pengendalian infeksi TB pada layanan kesehatan dan tempat orang terkumpul
(rutan/lapas, panti rehabilitasi napza).
c. Menurunkan beban HIV pada pasien TB
• Menyediakan konseling dan tes HIV.
• Pencegahan HIV dan IMS.
• Pengobatan preventif dengan kotrimoksasol (PPK) dan IO lainnya.
• Perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) ARV untuk HIV/AIDS

Menyadari betapa berbahayanya kolaborasi dari dua macam predator nyawa (TB dan HIV) ini, pemerintah kita sudah mengambil langkah-langkah serius. Ini bisa dilihat pada PETUNJUK TEKNIS TATA LAKSANA KLINIS KO-INFEKSI TB-HIV yang dapat diakses bebas di link: http://www.spiritia.or.id/Dok/juknistbhiv2013.pdf. Selanjutnya upaya semua pihak diperlukan untuk mengatasi penyebaran ko-infeksi TB-HIV. Diharapkan dengan penyebaran informasi, termasuk melalui blog seperti ini kesadaran masyarakat semakin baik dan angka penyebaran TB-HIV dapat ditekan semaksimal mungkin.

Makassar, 1 Juni 2014


Tulisan ini diikutkan Lomba Blog TB, Sesi ke-5

Referensi:

http://www.tbindonesia.or.id/tb-hiv/
http://www.spiritia.or.id/Dok/juknistbhiv2013.pdf


Share :

17 Komentar di "Bila Dua Predator Nyawa Berkolaborasi"

  1. Akhirnya posting juga ya Mak Niar, meski mepet DL. ha..ha... Gudluck ya Mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yups ahahaha .... nyaris nyerah saya Mak tapi sayang kan, bisa saja rezeki ada di kali ke-5, 6, 7, atau 8. Lagian saya masih penasaran dan menulis yang seperti ini kan bisa sekalian menebar manfaat juga kan Mak. Kalo gak menang ... minimal ada manfaatnyalah :D

      Delete
  2. Waduh ada lomba kox gak diajak sy... salam dari pulau dollar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walaah masih bisa ikutan lho .... yang sesi 6-nya nanti :D

      Delete
  3. waaw sudah 5 session yah, aku ga telaten ngikutinnya... secara kayaknya sama aja semua hahaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sih, sekilas koq mirip2 ... kita bisa menuliskan hal yang sama berulang kali. Tapi .... itulah tantangannya, bagaimana tidak menuliskan hal yang sama berulang kali hahaha. Kayak yang ini nih, saya pernah menuliskan kisah anak yang kedua orangtuanya terjangkiti TB-HIV :D

      Delete
  4. Satu saja sudah ngeri apalagi dua. Semoga penderita diberikan kesabaran dan ketabahan untuk terus berobat.

    ReplyDelete
  5. sukses, ya lombanya, bunda ^^

    Wah, ishmah juga pernah liha stiker di angkot, tulisannya, kurang lebih menyuruh kita stop Diksriminasi terhadap orang yang berpenyakit Tb..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah2an semakin banyak yang mengerti ya Ishmah :)

      Delete
  6. Ngeri ya mbak kalau sampai TB digabung dg HIV..duh pasti seseorang yang terinfeksi dua virus secara bersamaan itu hrs bener2 mematuhi anjuran dokter dan menjalani pengobatan secara intensif.
    Semoga menang mbak

    ReplyDelete
  7. syerem yaa tantee... semoga kita senantiasa dilindungi Alloh dari kedua predator itu, juga predator2 lainnya. aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Syifa, serem ... :( aamiin semoga kita dilindungi. Dan mereka yang sudah terjangkiti supaya bisa sembuh

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^