Backpackers Bikin Kelas Inspirasi Sendiri

Sebenarnya jadwal Diskusi Backpackers Menginspirasi dari Selatan tanggal 2 Mei lalu di gedung BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) berlangsung pukul 15 - 17 tapi saya salah jadwal dan datang pagi sementara pada pagi hari itu hanya ada pameran foto.

Untungnya
dua orang backpackers yang akan berbagi cerita sudah datang pagi itu sehingga saya bisa ngobrol dengan Wawan – salah satu di antaranya. Wawan menceritakan beberapa pengalamannya di 5 kabupaten (Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Bulukumba) di daerah selatan Makassar.

Ia bersama Babe (eh, Babe ini nama panggilan ya
bacanya “BABE” bukan “BEIB”, dan catat … aslinya dia masih muda J), mereka mendapatkan banyak pengalaman menarik melintasi banyak wilayah dengan berinteraksi dengan penduduk dan berbagi inspirasi sebagai relawan Kelas Inspirasi di 4 sekolah dasar. Wawan menyebutnya sebagai "pengalaman spiritual".

Pameran foto berlangsung di dalam ruangan dan ada beberapa yang diletakkan
di luar ruangan. Wawan (berbaju hitam, topi merah), sedang memberi penjelasan
kepada seorang pengunjung
Mereka adalah bagian dari para relawan Kelas Inspirasi yang mencoba menyalakan lilin di kegelapan, ketimbang merutukinya. Mereka mengajak anak-anak di sana untuk berani mempunyai cita-cita dan berusaha mengejarnya. Sedianya mereka hendak menginspirasi di 5 sekolah di 5 kabupaten yang mereka datangi tapi karena perjalanan mereka bertepatan dengan 1 hari libur, mereka hanya bisa bertatap muka dengan anak-anak di 4 sekolah dasar.

Kelas Inspirasi memang sudah berlangsung Maret kemarin namun itu tak menghalangi niat Wawan dan Babe untuk mencari dan berbagi pengalaman dengan anak-anak itu.

Diskusi Backpackers Menginspirasi dari Selatan dan pameran foto.
Foto-foto dibidik oleh Wawan dan Babe, 2 orang backpacker
Saya terkesima memandangi foto-foto yang terpampang di dinding salah satu ruangan di gedung BaKTI. Perjalanan kedua anak muda ini tentu butuh modal yang tak sedikit. Peralatan memotret dan membuat video yang mereka bawa pun pasti butuh duit untuk membelinya. Begitu pun untuk membeli alat peraga yang  digunakan di kelas-kelas dan mencetak foto-foto itu di atas kertas, juga butuh biaya.

“Perjalanan Kalian ini …. biaya sendiri?” tanya saya kepada Wawan.
Wawan mengiyakan.
“Orangtua mendukung ya?” tanya saya lagi.
Sekali lagi, Wawan mengiyakan.

Salut. Saya salut dengan orangtua yang ikhlas memfasilitasi anak-anak mereka untuk melakukan kegiatan positif seperti ini. Anak-anak muda yang bisa tumbuh dengan banyak pengalaman berinteraksi dengan masyarakat luas akan tumbuh menjadi pribadi yang kaya. Karakternya akan lebih berkualitas dibanding anak-anak muda yang tidak mencoba memperluas wawasannya dan kelak akan lebih memiliki empati dan akomodatif  dalam menjalankan tugasnya di masyarakat.

Bahagia dan terharu membaca catatan-catatan ini. Anak-anak itu tak hanya
menuliskan cita-cita mreka tetapi juga mendo'akan Wawan dan Babe
agar selamat dalam perjalanan backpacking mereka.
Wawan yang masih kuliah di Fisipol UNISMUH ini mengatakan, dengan backpacker-an, ia merasa banyak belajar. Pengalaman yang diperolehnya selama dalam perjalanan tidak akan ia peroleh bila ia hanya kuliah.

Saya mengiyakan. Pengalaman batin yang ia peroleh kelak akan berguna bila tiba masanya ia terjun ke masyarakat. Hal itu akan menjadi kelebihan yang membedakannya dengan yang lainnya.

“Jangan sekali-sekali berpikir untuk berhenti kuliah ya. Itu salah. Biar bagaimana pun, gelar di belakang nama itu diperlukan nanti,” imbuh saya. Saya mengatakan ini bukan tanpa alasan. Ada banyak orang yang merasa tidak mendapatkan apa yang dicarinya di bangku kuliah lalu mereka berhenti begitu saja. Padahal untuk bertarung di rimba kehidupan, mau tidak mau, suka tidak suka, gelar itu diperlukan untuk berbagai alasan.

Atas: cita-cita yang dituliskan seorang anak di pesawat kertas itu adalah
"dokter". Dokter rupanya masih menjadi cita-cita terfavorit anak-anak di
zaman ini :)
Tengah dan bawah: untaian do'a untuk Wawan dan Babe
“Sekali berbagi, seumur hidup menginspirasi”. Kutipan itu pernah saya baca pada pengumuman pelaksanaan Kelas Inspirasi. Insya Allah, begitu pun yang dialami Wawan, Babe, dan anak-anak yang mereka temui. Tak hanya cita-cita, anak-anak itu menuliskan do’a mereka untuk keselamatan Wawan dan Babe selama dalam perjalanan. Perasaan mana yang tak tergetar mendapatkan begitu banyak do’a tulus, saya saja yang membaca tulisan mereka di atas kertas-kertas warna-warni itu, merasa terharu.

Wawan juga memutarkan video yang akan diputar sore hari. Video itu menceritakan mengenai perjalanan mereka ke 5 kabupaten itu. Beruntung saya bisa ngobrol dengan Wawan, anak muda yang punya semangat belajar dan berbagi tinggi ini. Sayang sekali saya tidak bisa keluar lagi untuk acara diskusi yang baru mau digelar pukul 15. Well, rasanya tak perlu lagi saya datang, saya toh sudah berbincang-bincang dengan Wawan J.


Makassar, 9 Mei 2014


Share :

15 Komentar di "Backpackers Bikin Kelas Inspirasi Sendiri"

  1. kelas inspirasi emang bener2 menginspirasi bangettt ya mbk,gaungnya lagi naik daun..inspiratif

    ReplyDelete
  2. kelas inspirasi, bagus banget... salut!

    ReplyDelete
  3. Suka...suka....suka...
    Pengen suatu saat anak-anak saya juga akan menjelma menjadi anak-anak tangguh yang selalu punya keinginan untuk berbagi dan menginspirasi orang lain...Insha Allah......
    Makasih sharingnya Mak......:-)

    ReplyDelete
  4. tulisan-tulisan jujur anak ya mbak

    ReplyDelete
  5. wah asik nih ada kelas-kelas beginian

    ReplyDelete
  6. Kelas Inspirasi : "Sehari berbagi,seumur hidup menginspirasi"

    ReplyDelete
  7. cita-cita gue apa ya? *tiba2 inspirasi ilang

    ReplyDelete
  8. Perjalanan-perjalanan itu akan membuat anak "kaya" pengalaman dan pemahaman ya mbak. :)

    ReplyDelete
  9. kuat dalam segala kondisi, mengambil kesempatan dalam segala situasi..
    kelas yang menginspirasi, relawan yg luar biasa, pengalaman menarik :)

    ReplyDelete
  10. kereen pengen banget bekpekeran juga, nunggu anak gedean dulu :)

    ReplyDelete
  11. Kelas Inspirasi keren banget... pengen gabung deh rasanya.
    Ada gak ya di Madiun?

    ReplyDelete
  12. Semoga kegiatan itu berjalan terus dan mendapat feedback yang sangat baik... semoga cita2 anak2 itu terkabul.. amiiin, minimal mereka akan terus mempunyai tujuan hidup.. :)

    ReplyDelete
  13. jadi backpacker memang asik
    bisa jalan jalan murah meriah
    setelah ada anak anak aja ga pernah aku lakuin lagi
    kayaknya ga tega bawa anak-anak tidur di lesehan lagi kaya dulu, hhehe

    ReplyDelete
  14. Bravo..... Kelas inspirasi 👍 Bravo wawan dan beib eehh salah.... babe 😀

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^