Jangan Lagi Ada A Long – A Long Lain

Suatu hari di tahun 2010, seorang reporter meliput kehidupan seorang bocah lelaki berusia 6 tahun bernama A Long di rumahnya yang terpencil di atas bukit di Liuzhou, provinsi Guangxi, Cina.

Hidup A Long seterpencil rumahnya. Ia tinggal sendiri sepeninggal ayah dan ibunya. Seorang nenek yang dimilikinya hanya sesekali saja menengoknya dan memberikan makanan. Bila neneknya tak bertandang, A Long memasak sendiri makanannya.

Reporter itu menyaksikan A Long memasak makanannya berupa beras yang dimasak bersama sayur sawi tanpa garam, lalu menyantap makanan berbentuk bubur itu. A Long mengurus sendiri dirinya. Ia mencuci sendiri pakaiannya, bermain sendiri, dan tidur sendiri. Pintu rumahnya dibiarkan terbuka sepanjang hari agar teman setianya, satu-satunya temannya, Lao Hei – seekor anjing hitam bisa leluasa keluar-masuk rumah.

A Long bermain sendiri
Sumber: Along-main-annunaki.me
Tak ada yang mau menemaninya bermain. Tetangga tak membiarkan anak-anak mereka bermain bersama A Long. Sekolah dasar desa tak mau menerimanya. Warga kampung sepakat akan mencelakainya jika bersekolah dan bermain bersama anak mereka.

A Long terlahir dengan virus HIV di tubuhnya. Ibu A Long penderita batuk parah karena TB, komplikasi dengan HIV AIDS. Perempuan itu meninggal dunia pada tahun 2008. Ayah A Long menunjukkan gejala yang serupa. Ia pun menyusul istrinya 2 tahun kemudian. Malangnya, dokter desa pun menolak memeriksa ketika A Long sakit.

Kisah A Long berakhir happy ending setelah pemberitaan mengenainya meluas. Ia diangkat anak oleh sepasang orangtua yang menaruh simpati padanya.

***

Kisah A Long ini mungkin terlalu ekstrim. Saya hendak menyampaikan bahwa TB saja, tanpa komplikasi dengan penyakit apapun sudah begitu mengerikan, apalagi bila berkolaborasi dengan penyakit lain seperti AIDS. TB sendiri saja merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit menular

Dari data WHO tahun 2011, lebih dari 95% kematian akibat TB terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. TB juga jadi ancaman pembunuh bagi ODHA (Orang dengan HIV AIDS).

A Long memasak sendiri
Sumber: funfunpics.blogspot.com
Dari jumlah penderita TB di seluruh dunia, setengahnya terdapat di Asia Tenggara. Diperkirakan, setiap tahunnya 500.000 orang di kawasan ini meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penderita TB terbanyak di dunia, bersama-sama dengan India dan Cina.

Tanpa pengobatan yang signifikan, TB akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus. Sungguh disayangkan bila kematian karena TB masih terjadi di negara kita karena sebenarnya pemerintah telah berusaha sekuat tenaga untuk memerangi TB dengan menyediakan pengobatan GRATIS di puskesmas-puskesmas kelurahan dan kecamatan bagi para pengidapnya.

Obat TB yang diberikan gratis itu sebagian besar dalam bentuk tablet kombinasi  atau paket  fix dose combination (FDC)  yang berisi kombinasi obat INH, Rimfapisin, Pirazinamid, Entambutol.   Pengobatan berlangsung selama 6 bulan, pasien tidak boleh lupa mengkonsumsinya setiap hari. Kepatuhan selama pengobatan dan keinginan kuat untuk sembuh merupakan kunci keberhasilan pengobatan.

TB dapat disembuhkan tidak hanya dengan pengobatan medis, melainkan juga membutuhkan dukungan sosial dari keluarga dan masyarakat sekitar dalam menjaga kesehatan bersama. Hal ini terbukti pada kerabat saya yang pernah saya tuliskan kisahnya dalam tulisan berjudul Selamat dari Mal Praktik.

Bila ada anggota keluarga/masyarakat yang mengalami gejala: batuk berdahak yang berkepanjangan, ada yang sampai mengeluarkan darah, berat badan yang menurun drastis, demam, dan sakit pada bagian dada, diharapkan perhatian anggota masyarakat lain untuk membawanya memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

Mudah-mudahan Indonesia bisa bebas TB dalam waktu yang tidak lama lagi. Tak ada yang tak mungkin bila kita tak berusaha.

Makassar, 15 April 2014

Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Blog TB

Referensi:
  • Alvin Bintang, 2013, A Long, Kisah Pilu Bocah 6 Tahun yang hidup Sendirian di China, Amazing Depok.
  • http://www.tempo.co/read/news/2013/05/24/060482869/Bakteri-Tuberkulosis-Mati-karena-Vitamin-C
  • http://www.slideshare.net/simantak/penanganan-terkini-tuberkulosis-atau-tb
  • http://bola.kompas.com/read/2012/03/23/15415923/500.000.Orang.Meninggal.Tiap.Tahun.akibat.TB
  • http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2145



Share :

30 Komentar di "Jangan Lagi Ada A Long – A Long Lain"

  1. Ya ampun kasian banget. Untungnya A Long gaperlu hidup spt itu lagi ya mak. Sukses mba lombanya ^^

    ReplyDelete
  2. kasihan mak A long :'( sukses yah mak untuk lomba TBnya ^_^

    ReplyDelete
  3. Gusti, A Long hidup sendiri gitu, Bun?. semua keperluan dan tidurpun sendiri. sekitarnya mengasingkan gitu. tapi syukur sudah ada orang tua angkat yang menerimanya.

    Sukses yah, Bun untuk GAnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ... hebat ya anak itu. Aamiin .. makasih ya :)

      Delete
  4. semoga semakin banyak wartawan sosial yg bisa menemukan A Long A Long yang lain. Jadi inget kisah beberapa bocah Indonesia yg kehidupannya kurang mampu di TV biru mak, Suka nangis liatnya....

    ReplyDelete
  5. semoga semakin banyak wartawan sosial yg bisa menemukan A Long A Long yang lain. Jadi inget kisah beberapa bocah Indonesia yg kehidupannya kurang mampu di TV biru mak, Suka nangis liatnya....

    ReplyDelete
  6. kasihan sekali ya Along, untung penderitaannya akhirnya menemukan jalan keluar:) semoga sukses ya mbak Mugniar lombanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukurlah mbak Susan .... aamiin sukses juga buat mbak Susan :)

      Delete
  7. Alhamdulillaah berakhir happy ending kisah A Long :)

    ReplyDelete
  8. Hickz sedih bgttt mbk..g kbayang gimana dikucilkn dr masyarakat :(
    Smg qt trhindar dr pnyakit tb ya mbk aminn

    ReplyDelete
  9. Hiks...tega sekali org2 menelantarkan anak kecil,syukurlah kisahnya happy ending ya mbak
    Sukses ngontesnya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak .. syukurnya happy ending :)
      Makasih ya sukses juga buat mak Muna :)

      Delete
  10. cerita pembukanya membuat hati saya terenyuh mak....hiks....sukses utk lombanya mak..hiks..kasian si a long :(

    ReplyDelete
  11. izin Nyimak Artikel gan :D
    btw Nice Posting gan :)

    Andrekocak Blog - Cerita Dewasa Terbaru

    ReplyDelete
  12. Ya Alloh... masih 6 thn harus hidup sendiri. Masak sendiri, makan sendiri, main sendiri. Itu kalo ga ada reporter yg ngeliput gimana nasib A Long skrg? :(

    ReplyDelete
  13. Gak kebayang kehidupan along...sedih lihatnya

    ReplyDelete
  14. Wuih... sedih banget ya kisah hidup Along. Duh... semoga gak ada lagi along along yang seperti itu. :(

    ReplyDelete
  15. Hikss.. T_T
    Speechless bacanya, smoga memang benar2 tak ada lagi along2 lainnya.
    Juga jadi tau bahwa skrg sudah ada obat TB dan bisa didapatkan secara gratis

    ReplyDelete
  16. Hiks.. iya, TB memang mengerikan.. jadi ingat diri sendiri di tahun 2010-2011 yang mengidap TB Paru..

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^