1000 Balon dan Kebanggaan Seorang Ayah

Kami biasa membeli kue di ruko itu. Letaknya tidak jauh dari rumah, di jalan Rappocini Raya. Dengan berjalan kaki pun, hanya sebentar mencapainya. Ahad siang itu, saya dan suami mampir lagi ke toko itu, hendak membelikan anak-anak kue.

Dulu ruko itu menjual buku-buku. “Toko buku”, istilah kerennya. Tapi kemudian toko buku itu mati, menyusul beberapa toko buku yang telah lebih dulu kolaps di kota ini. Mungkin masyarakat pembaca tak berkembang sepesat jumlah penduduk kota ini. Hanya sedikit toko buku yang bisa bertahan dalam persaingan bisnisnya.

Usai menetapkan pilihan pada beberapa jenis roti dan kue lalu membayarnya, bapak pemilik ruko membuka pembicaraan. Ia menunjuk sebuah poster yang tertempel di dinding kanan, di bagian depan rukonya.



“Nonton ki’ nanti film ini di RCTI. Bagus filmnya. Ini film pertama yang semua pemain, bahkan krunya terdiri dari anak-anak,” saya membaca poster yang ditunjuk bapak itu. “1000 Balon” tertera di situ. Secara mencolok, ada gambar diri 5 anak terpampang di situ. Sepertinya mereka pemain utamanya.

“Waktu bulan Desember diputar di bioskop-bioskop seluruh Indonesia tapi Sabtu nanti diputar di RCTI. Bagus filmnya ini. Anak-anak yang terlibat di dalamnya merupakan hasil audisi,” tambah bapak itu lagi.

“Ooh, ini yang diselenggarakan sama Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale itu ya?” saya mengingat-ingat pernah nonton, entah di acara apa, mengenai proyek kedua seniman film itu.

“Iya, betul. Nia Zulkarnaen. Dari enam ribu anak, lima puluh yang lolos audisi. Anak-anak yang terlibat dalam film ini, mulai dari pemainnya sampai penata kostumnya. Anak Saya ikut juga,” jari telunjuk bapak itu mengarah ke gambar seorang anak perempuan yang di bawahnya bertuliskan nama “Aisyah”. Semburat bangga bersemi di wajahnya.

Tawwa,” bias kagum terbit di wajah saya. Dalam ungkapan Makassar, kata “tawwa” bisa berarti “hebat” atau “keren”, tergantung konteks pembicaraan dan nada yang digunakan ketika mengucapkannya.

Seketika tatapan mata saya beralih kepada seorang anak perempuan yang sedari tadi asyik dengan gadget-nya. Rupanya dialah Aisyah, yang membuat binar bangga itu terbit di wajah ayahandanya.

“Mudah-mudahan tidak jadi mudharat. Saya tidak sangka dia bisa lolos. Dari lima puluh anak itu, lima anak berasal dari Makassar,” ujar bapak itu lagi.

“Kalau pemain utamanya, hanya Saya yang dari luar Jawa,” Aisyah urun suara. Ia kemudian menjelaskan asal daerah keempat pemain utama lainnya yang semuanya berasal dari pulau Jawa.

“Kelas berapa, Nak?” tanya saya pada Aisyah.
“Kelas tiga,” gadis cantik berkulit putih berwajah unik itu menjawab. Saya mengamatinya. Aisyah termasuk jangkung untuk ukuran anak kelas tiga sekolah dasar.

***

Aisyah, dalam 1000 Balon, gambar capture dari trailer film 1000 Balon
Saya belum tahu banyak tentang film 1000 Balon ini. Tapi saya suka sekali ikut merasakan perasaan bangga bapak di ruko yang menjual kue itu. Ikut bangga juga ada 5 anak Makassar, di antara 50 anak yang lolos audisi dari 6.000 peserta audisi. Mungkin sepele buat banyak orang. Tapi bagi saya, sentralisasi sekian lama di negara ini membuat “prestasi” semacam ini mahal bagi kami, orang daerah yang bermukim di Indonesia bagian timur.

Saya pun googling mengenai film ini. Dan inilah informasi yang saya peroleh:

Film yang sudah dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai film layar lebar Indonesia pertama buatan anak Indonesia ini didukung oleh Mondelez Indonesia (produsen Biskuat). Audisi yang dilakukan dalam mencari anak-anak berbakat yang mendukung film ini bertajuk “Biskuat Kreasi Semangat”, dilaksanakan pada tahun 2013.

Biskuat Kreasi Semangan melakukan pendekatan yang berbeda, yaitu mendorong 50 anak usia 7 – 13 tahun yang bertalenta berbeda-beda untuk bersatu sebagai satu kelompok untuk menghasilkan film pertama buatan dan untuk anak Indonesia.

Audisi diadakan di tujuh kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang, Medan, dan Makassar. Anak-anak yang terpilih kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok di antaranya sutradara, aktor/aktris, juru kamera, penata musik, penata busana, artistik, dan penulis naskah.

Sedikit tentang film ini:

Sutradara: Tamara Audrey, Shaquila Zeeva L, Arifah Mufaradiba Daulay, Mochammad, Siti Juniati, Alvina Noviyanti, Kevin Sihar, Annisa Van Rizky, Rosa Anisa Safira, Satria Setya AW, Jessica
Penulis: Rattul Fitriyah
Pemain: Shafa Azahra Siregar, Ihsan Wibisana Nasution, Aisyah Aqilah, Veadora, Baharudin

Sinopsis:

Resti (Shafa Azahra Siregar) termenung mengingat rencana perpisahan kedua orangtuanya. Penyuka cerita detektif itu sedang berlibur di Sentul bersama Alvin (Ihsan Wibisana Nasution), Dhita (Aisyah Aqilah), Melodi (Veadora), Junot (Baharudin), dan orang tua Junot. Ia pun memisahkan diri dari teman-temannya untuk membuat permohonan, menuju hutan yang ada di belakang villa.

Trailer film 1000 Balon
Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=pKqOF8hx17k

Resti dan kedua orang tuanya biasa memainkan balon permohonan. Tiup balon, renungkan permohonan, lalu diterbangkan. Keempat temannya tidak tinggal diam mendapati Resti tidak ada. Petualangan mereka pun bersinggungan dengan harta karun yang tersembunyi di dalam hutan. Petualangan 5 sahabat dalam memecahkan misteri harta karun ini.

Insya Allah film ini akan diputar di RCTI pukul 15.30 WITA, pada tanggal 18 Januari 2014. Syukurlah, masih ada orang-orang peduli yang menghasilkan tayangan yang cocok untuk anak-anak. Mudah-mudahan ada lagi alternatif seperti ini yang digagas industri hiburan tanah air kita.

Makassar, 15 Januari 2014



Referensi:
  • http://www.tribunnews.com/seleb/2013/12/26/film-1000-balon-masuk-rekor-muri
  • http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-1009-13-066962_1000-balon#.UtXzEdJ_te8
  • http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-1009-13-066962_1000-balon#.UtXzEdJ_te8
  • Trailer: http://www.youtube.com/watch?v=pKqOF8hx17k



Share :

19 Komentar di "1000 Balon dan Kebanggaan Seorang Ayah"

  1. catet tanggal dan jamnya... mau ke rumah tetangga nonton TV... :)

    ReplyDelete
  2. saya baru tahu ada film ini, jadi pengen nonton :)

    ReplyDelete
  3. wah hebat krunya juga anak-anak ya mbak.

    ReplyDelete
  4. wah,kayaknya menarik nih filmnya....

    ReplyDelete
  5. saya juga pernah merasakan hal serupa, ketika semua tersentralisasi dalam segala hal, maka apalah yang akan dilirik untuk daerah di indonesia lainya, bahkan saya merasa miris saat mengetahui ada mentri yang khusus untuk menangani percepatan pembangunan di indonesia timur, namun hasilnya sampai sekarang tidak kelihatan,
    btw- info filmnya luarbiasa, saya baru tahu ternyata ada film karya anak-anak indonesia yang unik dan membanggakan....mudah2an saya berkesempatan menontonnya..... keep happy blogging always...salam :-)

    ReplyDelete
  6. keren banget, smuanya dbikin sama anak2..
    *langsung pasang alarm biar ga ktinggalan*
    brarti jam 14.30 WIB yah?

    ReplyDelete
  7. 3 hari lagi.. yuk nonton bareng... ^_^

    ReplyDelete
  8. Wah anak-anak itu keren ^^d sekali ya mbak... Dan memang sih kalau yg tinggal di sentral itu kesempatan lebih luas dan lebih mudah, yang di daerah harus punya trik dan daya saing agar bisa eksis hehehe :D

    Salam mbak.

    ReplyDelete
  9. oh iya udah ada ya....ini dulu semacam kompetisi ya ...yang bikin naskah sampai sutradaranya anak-anak dibawah bimbingan ari dan nia ya

    ReplyDelete
  10. mudah2an bisaka s4 nonton filmnya...
    jadi anak daerah, khususnya bagian indonesia timur itu rasanya memang nano2... kalau ada prestasi kek aisyah begini, biar ndak dikenal ikut banggaki juga.. hehehe
    salam dari Bombana^_^V

    ReplyDelete
  11. biasanya film2 ari sihasale dan nia zulkarnaen itu bagus dan berbobot

    ReplyDelete
  12. Tanggal 18 masih hari Sabtu. Semoga bisa nonton.

    Lagi jalan-jalan di blog Mak Mugniar untuk Srikandi Blogger 2014.
    Good luck ya :)

    ReplyDelete
  13. Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale mereka berdua mah klop kalo buat film anak2

    ReplyDelete
  14. semua hal tentang anak2 memang selalu menyenangkan yaa.. :)

    ReplyDelete
  15. Catet ah... Shasa harus nonton nih mbak.
    Makasih ya infonya.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^