Hiruk-Pikuk dan Cemong-Cemong di Wajah Losari

Ahad pagi  itu, matahari bersinar cukup terik. Rasanya sudah siang saja padahal waktu baru menunjukkan pukul 8 pagi. Sepeda motor kami berhenti di sebelah selatan masjid terapung – Amirul Mukminin karena jalan Penghibur masih ditutup.

Ramai sekali area sekitar masjid Amirul Mukiminin. Banyak pedagang yang menebar barang dagangannya di situ. Sesak malah menurut saya. Jadi seperti pasar. Lapak-lapak yang dibangun amat seadanya itu banyak yang beratapkan tenda plastik. Namun tak sedikit juga yang hanya menggelar tikar plastik, hanya beratapkan langit cerah pantai Losari.

Dari pintu gerbang saja sudah ada pedagang yang mangkal. Jualannya berupa pakaian cakar (cap karung), maksudnya pakaian-pakaian bekas impor yang pengepakannya dikarungkan.

Mari belanja ^_^
Aneka barang dagangan terdapat di sini, mulai makanan hingga pakaian
Saya berhenti di lapak pertama, melihat-lihat pakaian-pakaian cakar yang masih terlihat bagus-bagus. Ada kemeja dan celana panjang untuk laki-laki dan perempuan dewasa. Harganya amat terjangkau, banyak yang berada di kisaran Rp. 10.000 – Rp. 25.000.

Beragam sekali jenis barang dagangan yang terlihat. Harganya pun murah-murah. Ada lapak yang menjual aneka jilbab. Ada lapak kerajinan tangan. Banyak pula lapak yang menjual makanan.

“Susunya, Bu. Sepuluh ribu saja untuk enam kotak,” seorang perempuan tiga puluhan menawarkan barang jualannya yang sudah dikemas dalam bentuk paket-paket berisi 6 susu kotak kemasan kecil.

Murah. Tak pikir panjang, saya langsung mengeluarkan selembar uang kertas sepuluh ribuan, menukarnya dengan satu paket susu itu. Enam kotak susu, tiga kotak rasa cokelat dan tiga kotak lainnya rasa stroberi.

Saat duduk mengaso di sebuah monumen, kami didatangi seorang sales girl sebuah produk vitamin.

“Ada untuk anak-anak, Bu. Harganya tiga puluh ribu saja, sudah dapat kotak makanan dan gratis satu papan vitamin untuk orang dewasa,” sang sales girl mempromosikan barang dagangannya.

“Saya malah mencari yang untuk orang dewasa,” ujar saya setelah memperhatikan merek vitamin itu, ternyata merupakan merek yang memang sudah saya niatkan untuk membelinya.

“Oooh ada Bu. Tunggu sebentar, Saya ambilkan ki’,” setelah mengucapkan ini sang sales girl itu berlalu.

Tak sampai lima menit kemudian ia muncul sembari menenteng sebuah kemasan plastik berisi satu botol vitamin untuk orang dewasa, sebuah kotak makanan food grade, dan satu papan vitamin yang sama – sebagai bonusnya. Lumayan murah. Maka terjadilah barter uang dan barang di antara kami.

Wajah Losari Ahad pagi itu ...
Jilbabnya keren-keren
Mata saya tertarik memperhatikan lapak jilbab. Tergerak untuk bertanya, saya mendatangi seorang ibu berjilbab yang sudah mulai mengemasi barang-barang jualannya itu.

“Berapa ini, Bu?” tangan dan mata saya mencermati sebuah jilbab berukuran cukup panjang.

“Empat puluh lima ribu,” jawab ibu itu.

“Bisa kurang,” tambahnya lagi ketika saya tak mengatakan apa-apa.

“Setiap hari Minggu kita’ jualan di sini?” saya malah balik bertanya. Ibu itu mengiyakan.

“Terimakasih, Bu. Saya nanya-nanya saja dulu. Kalau kapan-kapan Saya ke sini lagi, Saya sudah tahu tempatnya,” saya mengangguk ringan ke arah ibu itu. Ia turut menggerakkan kepada, membalas anggukan saya.

Ibu penjual pisang epe' ini sudah jualan di lokasi ini (di depan sebuah -
hotel berbintang sejak tahun 1993
Pisang Epe' Tabur Keju-Cokelat
Banyak juga yang berpasang-pasangan datang ke sini
Sebelum pulang, kami menikmati pisang epe’ yang dijual di seberang jalan, persis di depan hotel Arya Duta. Seorang ibu paruh baya membakar pisang kepok di gerobak pisang epe’nya dan menaburkan keju dan cokelat ke atasnya, seperti permintaan kami.

Ah, sudah lama sekali saya tak makan pisang epe’. Yang saya ingat, pisang epe’ yang dijual zaman dulu hanya dinikmati dengan saus gula merahnya. Sekarang ini macam-macam. Ada yang ditaburi keju saja, cokelat saja, gula merah saja, atau gabungan dari rasa-rasa itu. Hm, kenyang juga.

"Parking Men" in action.
"Foto juga Bu," kata salah seorang di antara mereka
"Nanti masuk televisi," kata yang satunya.
Aih ... alatnya cuma HP Dik, bukan kamera tipi he he he
Sudah banyak yang mengepak barang, hendak pulang
Lahan rezeki yang menggiurkan
Hiruk-pikuk yang meninggalkan wajah cemong-cemong
Acara jalan-jalan pagi itu amat memuaskan. Selain perut kenyang, mata pun kenyang. Sayangnya sampah berserakan di mana-mana. Banyak pedagang yang meninggalkan begitu saja sampah-sampah mereka tanpa membersihkannya terlebih dulu. Kotor sekali.

“Ada petugas kebersihannya nanti yang membersihkan,” ujar suami saya, menjawab kegelisahan yang saya lontarkan.

Iya sih, memang ada petugas kebersihan. Tapi … sebagai makhluk berakal, masa sampah sendiri mengharapkan dibersihkan oleh orang lain? Tega amat?


Makassar, 8 Desember 2013


Share :

35 Komentar di "Hiruk-Pikuk dan Cemong-Cemong di Wajah Losari"

  1. iya ya bu, sampah di losari nggak kebayang banyaknya, saya juga kalau ke makassar , minggu pagi, kalau sempat insya Allah keliling Losari bareng suami, cuci mata sekaligus cuci perut eh,,maksudnya ganjel perut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo ndak waspada, kantong bisa teruras pula ya mbak Wieka hehe

      Delete
  2. Itu lapak mingguan atau tiap hari mbak? Kotor banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mingguan. Iya setelah kegiatan ini jadi kotor sekali tapi setelah itu bersih lagi koq. Mestinya para pemilik lapak ini menjaga kebersihannya selalu .. :(

      Delete
  3. Wah, rame nih mbak.
    kalo minggu memang rame banget ya mbak. semua tumpah ruah. selain minggu, apa tetep rame banget?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selain hari Ahad, sore harinya rame mbak. Tapi tidak banyak penjual seperti ini. Ada juga para pedagang makanan tapi tak padat :)

      Delete
  4. wow, rame amat Bund...asyiknya belanja bersama keluarga...apalagi harga yang dipatok murah-murah...hmmm..saya jadi tergiur nih Bund...

    ReplyDelete
  5. khas ornag indo,sampah bertebaran dimana2...^^
    doain mbk,suatu saat saya akan menginjakkan losari ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di mana2 ya mbak? :)
      Aamiin moga2 kita bisa ketemuan ya mbak Hana

      Delete
  6. Waktu ke losari saya juga sempat mencicipi pisang epe.. rasanya enak sekali.. masih teringat sampai sekarang.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulilla ... masih bisa dikenang rasanya :)

      Delete
  7. Sayang saat aku ke makasar dulu aku belum kenal Mak Niar ya? Jadi gak bisa ketemuam... Kebetulan saat itu hotelku tepat di depan Losari Mak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah pernah ke Makassar Mak? Tahun berapa? Iya ya ... sayang kita belum kenalan :)

      Delete
  8. Bulan November lalu saya sekeluarga ke makassar, dan sempat mampir ke galesong dan pantai losari di pagi hari. Pemandangannya indah saat photo di latar masjid Apung dan tulisan City of Makassar. Dan tidak satupun ada pedagang kaki lima (ke situnya pas hari kerja biasa sih)....Berharap deh..Pemerintah Kota makassar bisa memobilisasi PKL untuk bisa mempunyai pengelola/koperasi PKL dan ditata sehingga pantai losari yang indah tidak hanya terkenang indah lewat lagu....Good Article.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tiap Ahad pagi saja Mas. Iya mudah2an bisa tertata lebih bagus lagi. Terimakasih :)

      Delete
  9. Aku pernah sekali mencicipi pisang epe... tapi kok rasanya sepet ya Mak? Apa karena pisangnya masih mengkal?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya masih mengkal Mak, atau nyaris masak. Tidak ada yang sudah masak :)

      Delete
  10. ini pasar kaget ya mbak NIar.., cuma ada Minggu pagi aja?
    kadang2 emang kita bisa ketemu barang bagus dfn harga miring ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak ... di hari Minggu saja pasar kagetnya

      Delete
  11. Selain sampah yang berserakan dimana-mana, parking man itu minta dibayar 2000 buat motor. Kalau mobil, saya enggak tau karena enggak punya mobil hahahaa. Coba deh mbak, sekali kali minta karcisnya... jelas tertulis 1000 rupiah. tapi kalau ditegur ya gitu deh :( Bukannya saya pelit masalah uang 1000 rupiah, tapi soal "mental" yang begini ini rasanya gatal kalau diam saja.

    ReplyDelete
  12. Waaahhh ...
    saya bisa merasakan suasana Ahad pagi yang meriah di pantai losari
    terlepas dari masalah sampah setelah keriaan itu ...
    semoga dengan adanya bazaar dadakan ini bisa menghidupi banyak orang ya Bu Niar ...

    Salam saya

    ReplyDelete
  13. Mbak...apa kabar?

    #Losari hari minggu berfungsi jadi semacam pasar juga ya Mbak? Fenomena umum, manakala pantai jd tujuan wisata maka kesan kumuh oleh sampah otomatis melekat karena sadar diri utk membuang sampah pada tempatnya masih lower ya Mbak

    ReplyDelete
  14. sepertinya memang ada konsep yang salah dengan car free day ini..
    pemkot tidak siap dengan konsep yang tertata rapi, akibatnya pedagang datang dengan konsep mereka sendiri yang saling tabrakan satu sama lain dan menciptakan suasana yang kacau balau.

    coba kalau misalnya pemkot mau susah payah sedikit, bikin tempat yang khusus buat pedagang. batasi jumlah pedagang, klasifikasikan jenis dagangannya dan pegang teguh kesepatan dengan denda atas pelanggaran.

    saya yakin suasana Losari di minggu pagi bisa jadi lebih nyaman.

    ReplyDelete
  15. pisang epe disajikan hangat enak ya mbak

    ReplyDelete
  16. mungkin kah para pedagangnya udah bayar 'uang kebersihan' sama seseorang?
    kalau di gasibu-bandung sih gitu...

    ReplyDelete
  17. wah, jadinya kelihatan kurang bersih ya Losari mbak..

    ReplyDelete
  18. seperti pasar dadakan gitu yah... komplit biasanya... :)

    ReplyDelete
  19. meriah sekali ya jeng.....dulu suka juga ke pasar pas kita tinggal di Cibinong, kemeriahannya yg sama ditiap hari Minggu..asal sehabis jualan semuanya dibersihnya ya ..

    ReplyDelete
  20. di Bandung juga kurang lebih seperti itu, sekitaran Gasibu jadi sumpek dan banyak bekas sampah dari yang jualan setiap minggu pagi. Sekarang ini sedang ada upaya penertiban dengan santun oleh Pemkot. Senang rasanya lihat beberapa titik jadi lebih apik dan asri. Beberapa pedagang ada yang direlokasikan ke tempat lain. Seperti simalakama, ya mba. Satu sisi kita kepengin ihat jalanan bersih dan rapi tapi di sisi lain ada lahan rejeki orang lainyang tergeser. Saya sendiri sebagai seorang pedestrian senang lihat trotoar yg lebih luas dan nyaman. Sisi lain, jajanan murah meriah jadi berkurang :)

    ReplyDelete
  21. Marvelous, what a weblog it is! This web site gives useful data to us, keep it up.



    Also visit my web site motorhomes for sale uk

    ReplyDelete
  22. Lbh suka ubek2 pasar dr pada swalayan dan sekitarnya :D

    ReplyDelete
  23. baiknya di taruh temapt sampah yang banyak tuh... biar bersih

    pisang epeeee kapan aq memakan dirimu hueheuheu..

    ah ga ketinggalan tuh parking man mejeng disini

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^