Perempuan, Ayo Menulis (3)

Tulisan ini merupakan lanjutan dari 4 tulisan sebelumnya:

***

Ahad pagi ini saya awali dengan bersemangat karena masih akan mengikuti workshop hari kedua yang dilaksanakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan Development and Peace untuk komunitas-komunitas perempuan di Makassar.

Sebenarnya saya terganggu dengan nyanyian, tepatnya teriakan-teriakan yang terdengar seperti menyanyi, yang dilakukan oleh seorang remaja tetangga tepat di pagar rumah kami. Syukurnya, saya masih merasakan tidur yang cukup memberi energi untuk hari yang cerah ini.


Bu Una (kanan), mbak Marin (kiri)
Suasana workshop hari kedua
Sumber foto: pak Gunawan Mashar - AJI Makassar
Sepanjang hari Sabtu kemarin, suami saya bisa menjalankan tugas sendirian dengan baik meskipun ada sedikit .. hem .. sebenarnya cukup banyak, kekacauan yang terjadi pada ketiga buah hati kami. Namun kekacauan yang nyaris berdampak buruk itu terselesaikan dengan baik, atas rahmat Yang Maha Kuasa. Mengenai kekacauan ini, mudah-mudahan bisa saya tuliskan nanti.

Saya memastikan rancangan SOP (standard of procedure) tertata sebelum meninggalkan rumah. Harus memastikannya agar saya bisa tiba di hotel Grand Imawan dengan semangat penuh, tanpa keruwetan yang tersisa di rumah.

***

Perempuan Masa Kini dan Masa Depan, Adalah Mereka yang Mau Menulis untuk Berbagi Manfaat

Pagi hingga siang hari, bu Sunarti Sain (Una) membawakan sharing yang keren tentang Budaya Literasi dan Perempuan.

Perempuan  masa kini buat saya, tidak hanya sekadar mereka  yang mau memberikan perhatian dan kepedulian mereka untuk lingkungan, tetapi juga mereka yang mau menulis, demikian ditulisnya pada paragraf pertama tulisan yang dibuatnya khusus untuk peserta workshop ini.

Menyimak ...
Perempuan masa kini, sebaiknya melakukan perjuangannya, dalam bidang apa pun dengan cara menulis. Perempuan sebaiknya dapat mensosialisasikan apapun hal positif yang dilakukannya dalam bentuk tulisan dan mengajak serta para perempuan di sekitarnya untuk menulis.

Sosok perempuan ideal adalah  yang mau mendedikasikan dirinya untuk berbagi pengetahuan melalui tulisan. Mereka yang mau menulis dan menyuarakan aspirasi mereka dengan tulisan, adalah mereka yang tetap berkomitmen besar memajukan bangsa, terlebih diri mereka sendiri dan juga keluarga mereka, agar menjadi keluarga yang terbiasa dengan budaya literasi (baca tulis).

Selanjutnya bu Una meminta kami – para peserta workshop untuk menuliskan apa pendapat kami mengenai “bagaimana seharusnya perempuan”.

Ada berbagai pendapat, saya tak mencatatnya. Tapi saya masih ingat apa yang saya tuliskan. Kira-kira begini: bagi saya, perempuan seharusnya menyadari bahwa mereka harus selalu belajar agar dapat menebar manfaat yang lebih banyak bagi siapa pun di sekeliling mereka. Belajar bisa dari mana saja dan dari siapa saja. Bisa melalui berbagai kondisi, bahkan musibah sekali pun. Juga bahkan bisa melalui anak kecil atau orang tidak waras sekali pun.

Pentingnya Berjejaring Sosial

Jejaring Sosial yang dimaksud di sini, bukan semata yang ada dalam dunia maya seperti facebook, twitter, google plus, dan lain-lain. Namun merupakan bentuk pertemanan yang luas antara orang per orang, lintas komunitas.

Bu Una berbagi pengalamannya dalam berjejaring sosial. Ia memiliki pergaulan yang amat luas. Mulai dari kalangan pemulung hingga sosialita. Melaluinya sudah tersalurkan berbagai manfaat untuk orang banyak, dari si mampu kepada si tak mampu.

Surprais. Saya senang sekali mengetahui bahwa ternyata bu Una ini salah satu pendiri yayasan Pabbata Ummi. Saya pernah mengunjungi TPA Antang, di tempat yayasan Pabbata Ummi berkegiatan membina anak-anak pemulung di daerah Antang, Makassar (saya pernah menuangkannya ke dalam beberapa tulisan di blog ini).

Saya pun berkesempatan menceritakan pengalaman saya berbagi melalui tulisan dan menjadi media berbagi dari mereka yang mampu kepada yang membutuhkan. Belum seberapa besar dan banyak namun amat membahagiakan.

Bu Una dan pak Gunawan Mashar
Terimakasih yang tak terhingga kepada tim -
belakang layar ini ^__^

Maka menulislah!

Saya setuju bila perempuan sebaiknya menuangkan berbagai manfaat dalam kehidupannya, dari berbagai kegiatannya dengan cara menulis. Sederhana saja, tak usah berpikir menulis itu harus panjang-panjang. Cukup 2 – 5 paragraf sudah memadai, asalkan bisa terbagi kepada sekitarnya.

Dalam hati saya berharap bisa bersinergi dengan teman-teman dari komunitas lain yang mengikuti pelatihan ini. Saya juga berharap teman-teman tergerak menulis. Sedikit demi sedikit dulu, asal konsisten dan berkomitmen. Sebuah pelatihan, seperti workshop ini akan berguna bila para pesertanya menjalankan dengan sungguh-sungguh apa yang telah disampaikan oleh para nara sumber. Follow up-nya, agar kegiatan selama dua hari ini bermanfaat adalah inisiatif dari diri para peserta sendiri, bukan dari orang lain.

Saya menyebutnya bersedekah. Bila senyuman saja bersedekah, apatah lagi hal-hal bermanfaat yang kita sebar melalui tulisan. Indahnya lagi, apabila kelak bisa menjadi amal jariyah. Minimal melalui anak-cucu kita. Itu juga merupakan impian saya.

Melalui kegiatan menulis yang saya aktif jalani selama hampir 3 tahun ini, saya sedang mengupayakan prasasti, tempat saya mencatatkan sejarah saya. Saya menyebutnya dokumentasi hidup dan renungan. Tujuan utama saya, agar anak-cucu saya mengenal saya dengan baik, meneruskan hal-hal positif yang telah saya lakukan dan mengambil hikmah dari kesalahan-kesalahan yang pernah saya perbuat.

Sebuah anugerah bila orang lain pun bisa sama-sama belajar dengan saya melalui apa yang saya tuliskan. Semoga Allah meridhai.

Makassar, 28 November 2013


Dengan selesainya “seri” tulisan workshop Writing for Woman Communities ini, saya haturkan terimakasih yang tak terhingga kepada para panitia dari AJI Makassar dan Development and Peace, atas kerja kerasnya menyelenggarakan ajang keren ini.


Semoga Allah memberi balasan-Nya kepada kalian dengan kebaikan yang berlipat-lipat. Bila website yang direncanakan sudah jadi, insya Allah saya siap menjadi kontributornya J


Share :

6 Komentar di "Perempuan, Ayo Menulis (3)"

  1. Perempuan Masa Kini dan Masa Depan, Adalah Mereka yang Mau Menulis untuk Berbagi Manfaat-------->>noted

    ReplyDelete
  2. selamat Pagi...saya juha dulu paling tidak bisa yang namanya menulis, tapi semenjak berjabat tangan dengan yang namanya dunia blogging, saya malah Kecanduan untuk menulis dan menulis secara terus menerus...

    ReplyDelete
  3. wah... perempuan, ayo menuliss..

    makasi ka, bagi2nya...

    ReplyDelete
  4. walau 2 paragraf ya mbak.....saya jadi makin semangat nulis, tapi jujur saja, kadang2 kok ga ada ide....

    ReplyDelete
  5. mantap ~~~~> jalan-jalan ke sini bundo rahmathardiansya.blogspot.com

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^