Cintaku Pada Menulis


Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kelima.

Tak seperti para penyuka menulis lain, saya tak keranjingan menulis sejak kecil. Pelajaran favorit saya sejak SD sampai SMA adalah matematika. Karena kesukaan itu, saya memilih masuk jurusan Teknik Elektro di FT UNHAS (suka doang, bukan berarti jago hiks).

Tapi kalau saya ingat-ingat, sejak SD saya enjoy dengan tugas mengarang ataupun ujian mengarang. Saya selalu mengerjakan soal mengarang dengan baik dan memenuhi kertas yang disediakan semaksimal jumlah baris/halaman yang diminta.

Dalam bentuk apapun, saya mengerjakannya dengan enjoy, termasuk ketika tes program co-op (magang) di Freeport saat masih kuliah dulu. Waktu itu mengarang sepertinya sebuah bentuk tes kreativitas dan saya bisa mengerjakannya dengan penuh penjiwaan. Dan sepertinya itu membantu saya menjadi kandidat kuat mewakili UNHAS ketika itu (ehm tak ada salahnya bernostalgia kan kawan? Saya hampir saja ke Freeport lho waktu itu, sebelum kloter yang mengutus Ridwan – teman seangkatan berangkat. Untung saja saya tak bersaing dengan Ridwan. Kalau saja kami bertemu di satu kloter ... beuuh #abaikan).

Sayangnya, saya harus mengakui kepada pewawancara kalau saya menderita sinusitis, sering sakit kepala di daerah T (dahi dan hidung) kalau cuaca dingin sementara tempat magangnya di daerah dingin. Meskipun akhirnya tak lulus magang di Freeport, saya kira mengarang – sebagai salah satu poin penilaian, cukup membantu saya melalui tahapan tes.

Sejak ujian kelulusan SD, SMP, lalu SMA, nilai bahasa Indonesia saya memegang peranan penting sebagai penyumbang nilai tinggi. Nilai Ebtanas Murni (NEM, sekarang UN) untuk bahasa Indonesia berturut-turut sejak SD, SMP, lalu SMA adalah: 8,65; 9,00; dan 8,10.

Matematika yang sebenarnya selalu saya sukai dari lubuk hati yang paling dalam, nilainya tak selalu tinggi karena pola belajar saya yang menganut pola SKS (Sistem Kebut Semalam – jangan ditiru kebiasaan jelek ini). Bahasa Indonesia yang selalu menempati jadwal hari pertama mendapat perhatian dan semangat penuh bagi saya untuk mempelajarinya. Sementara matematika yang biasanya menempati jadwal hari ketiga keteteran karena saya akhirnya tak sempat mengulangi bab-bab terakhir pelajaran disebabkan kejenuhan dalam belajar pola SKS selama beberapa hari sebelumnya.

Konyolnya, nilai Fisika saya jeblok di NEM SMA, hanya 4,90 saudara-saudara! Memalukan ya, padahal Fisika adalah jurusan saya di SMA. Wali kelas sampai memanggil saya secara khusus untuk mempertanyakan ketololan saya, “Mugniar, kenapa nilai Fisikamu begitu? Untungnya nilai ijazahmu bagus!” Benar-benar memalukan.

Sumber: http://writerswrite1.files.wordpress.com
Syukurnya, total nilai saya mencapai 51,11. Kalau dirata-ratakan, dengan dibagi 7 lumayanlah. Dapat poin tujuh koma sekian. Dan tahukah saudara-saudara, nilai-nilai apa saja yang tinggi di NEM SMA saya selain bahasa Indonesia? Ho ho ... ini dia: Pendidikan Moral Pancasila (PMP): 8,00 dan bahasa Inggris: 8,90.

Lalu saya memilih masuk masuk fakultas Teknik? Konyol ya.

Sepanjang kuliah di jurusan Elektro, walau dengan susah-payah, beruntung sekali saya bisa mengikuti berbagai mata kuliah. Saat itu saya belum tertarik untuk mencoba menulis walaupun selalu saja salut dengan mereka yang suka menulis di media kampus: Identitas di UNHAS dan Channel 9 di fakultas Teknik. Kebiasaan membaca saya pun belum terbangun dengan baik.

Tetapi saya sangat menyukai kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler di HME (Himpunan Mahasiswa Elektro). Mulai dari kegiatan pengkaderan mahasiswa yang disebut Program Pengembangan Diri (PPD) hingga menjadi penonton diskusi para senior. Diskusinya bukan mengenai perkuliahan melainkan mengenai perkembangan negara dalam bidang politik, pengembangan diri, dan lain-lain. Mulai menjadi OC (organizing committee) kegiatan-kegiatan seperti seminar di HME dan senat FT hingga menjadi SC (steering committee) di HME.

Dua tahun menjadi mahasiswa, saya mulai diikutkan sebagai pemateri untuk adik-adik angkatan dalam PPD. Seringnya, saya kebagian tugas membawakan materi administrasi dan persuratan. Pernah pula kebagian tugas membawakan materi Psikologi Citra Diri dan Berpikir Kreatif. Sampai lulus kuliah, saya ikut berpartisipasi dalam PPD. Selama berkegiatan, saya tidak hanya belajar menulis materi tetapi juga membuat konsep pengkaderan.

Secara perlahan-lahan ketertarikan saya pada 3 hal ini semakin besar : psikologi populer, pendidikan praktis, dan pengembangan diri. Justru ketertarikan saya pada teknik Elektro dan IT memudar. Oya, saya sempat belajar IT dan pernah lulus dalam satu tahapan tes pegawai sebuah BUMN sebagai satu-satunya pelamar untuk posisi IT untuk penempatan di wilayah Indonesia timur. Sayangnya jatuh di tes tahap kedua (wawancara) karena saat wawancara berlangsung, saya sudah berniat menikah dan mengaku kepada psikolog yang mewawancarai bahwa calon suami saya tengah bekerja di pulau Sumatera (ehm siapa yang nanya ya J).

Pendeknya, akhirnya ketiga hal itu (psikologi populer, pendidikan praktis, dan pengembangan diri) yang banyak mewarnai tulisan saya sekarang ini. Walau tak berkarir di bidang yang saya pelajari di bangku kuliah, saya bersyukur proses “luar sekolah” yang saya peroleh selama kuliah sangat berperan dalam mengisi ruang-ruang memori dan juga kalbu saya. Dan itu semua sangat bermanfaat bagi diri saya, dalam menyikapi kehidupan, dan dalam pengasuhan saya terhadap anak-anak saat ini.

Saya bersyukur pernah mengenal orang-orang terbaik di HME pada masa itu dan program-program kemahasiswaan terbaik di masa itu (untuk senior-senior dan kawan-kawan yang aktif di HME pada masa 1992 – 1997, terimakasih yang tak terhingga untuk kalian).

Mengapa saya begitu bersemangat dalam menulis saat ini, tak lepas dari peran suami dan seorang sahabat yang meyakinkan bahwa saya bisa menulis. Dulu, saya selalu malu dan amat tak percaya diri untuk menulis. Apalagi bila tulisan saya dibaca orang. Sekarang, waah sepertinya kadang-kadang saya menjadi over PD dan menjadi kecanduan menulis dan ngeblog.

Anda boleh berkata “lebay” jika saya berkata, “Sehari tak menulis rasanya hambar”. Karena bagi saya menulis adalah dokumentasi hidup sekaligus cara saya untuk refreshing. Saya berharap kelak bisa meninggalkan semua tulisan saya sebagai warisan untuk anak-cucu saya. Bersyukur sekali jika ada yang mau membaca dan mengambil hal positif dari apa-apa yang saya tuliskan. Mudah-mudahan bisa menjadi bekal saya di alam nanti (aamiin).

Jadi, buat Anda yang merasa tak percaya diri karena tak terbiasa menulis sejak kecil, buang segera rasa tak percaya diri itu. Yang penting Anda mau menikmati menulis. Jangan menjadikan menulis sebagai beban. Banyak koq mereka yang baru tergerak menulis di usia yang tak muda lagi, seperti saya contohnya (dalam hal semangat menulis maksudnya ya, bukan dalam kualitas tulisan J).

Makassar, 12 Mei 2013

Postingan ini disertakan dalam  #8MingguNgeblog Anging Mammiri

Silakan juga disimak:



Share :

14 Komentar di "Cintaku Pada Menulis"

  1. dan yang penting lagi, tulisan yang kita buat, usahakanlah biasa berguna buat diri sendiri terlebih orang lain :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup. Moga2 (terutama) berguna buat anak cucu saya kelak

      Delete
  2. wah, mbak mugniar nih samaan ma aq :D
    aq dulu suka sama matematika, tp nilai pun biasa aja. beda sama yg berbau sastra/bahasa, nilainya bisa tinggi lho :D . Sampai kemarin aku baru sadar, passionku kayaknya dibidang menulis hihih

    ReplyDelete
  3. dulu, aku ngga suka belajar.. apalagi sekaarang ;))
    matematika aku ngga suka juga, mbak.. aku suka baca tapi.. semuanya aku baca.. bahkan kertas pembungkus gorenganpun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang penting masih suka membaca. Eh tapi membaca itu kan belajar juga? :)

      Delete
  4. Nem nya tinggi euuuy mba niar keren.aku malah dulu gs suka sama bahasa indonesia boring

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih ... lagi beruntung saja mbak Win. Tapi yang SMA itu, cuma rata 7 lebih koq :D
      Kalo bahasa Indonesia, saya biasa saja. Maksudnya suka tidak, tidak suka juga tidak. Tengah2 lah :)

      Delete
  5. Aku dulu ga suka matematika. Sukanya sama kesenian. Tapi kok nggak nyeni juga :D.
    Tulisan2 mbak Niar bagus2. Memang jiwanya di nulis ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Niken nyeni koq. Baru akhir2 ini saya merasakan suka sekali sama menulis, mbak Niken :)

      Delete
  6. sehari tak menulis rasanya hambar..memang begitulah kalau menulis sudah menjadi kebutuhan...,
    selamat berlomba ya.. lombanya masih jalan kan...semoga menjadi salah satu yang terbaik :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lombanya masih jalan, sampai akhir bulan ini :)
      Aamiin, terimakasih yaa

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^