Popok Itu Masih Awet

Tumpukan popok
Saya masih ingat sejarah dari popok berbahan kain tetra (ada juga yang menyebutnya ‘kain loyor’) berukuran lebar 90 cm dan 60 cm di rumah.

Waktu hamil Affiq, saya membaca dari Ayahbunda yang banyak terdapat di perpustakaan perusahaan (di Minas dan Rumbai) mengenai jenis popok kain dari kain tetra berbentuk bujursangkar yang dilipat sedemikian rupa sehingga bisa dipakaikan kepada bayi. Beberapa teman juga menggunakannya. Ukurannya ada dua macam yaitu 90 cm x 90 cm dan 70 cm x 70 cm.

Maka saat usia kehamilan memasuki bulan keenam, saya ditemani suami giat  berburu kain tetra di Pekanbaru (waktu itu kami masih tinggal di Rumbai – pinggiran kota Pekanbaru). Tak peduli kaki saya yang mulai membengkak, saya berjalan kaki dengannya menyusuri jalan-jalan di kota Pekanbaru. Jika tak mendapat pinjaman mobil kantor, kami naik angkot dari luar gate kompleks menuju pusat kota.

Suami sering meledek saya. Kalau di rumah biasanya saya mengeluh sakit kaki atau capek sehingga minta dipijat. Tetapi kalau berburu bahan perlengkapan bayi saya begitu bersemangat, tidak mengeluh capek atau sakit kaki. Mengeluhnya setelah semua barang terbeli dan segera ingin pulang ke rumah. Jelas saja saya bersemangat, mengumpulkan perlengkapan bayi untuk anak pertama, semua ibu pasti akan sama bersemangatnya dengan saya untuk hal tersebut J.

Ternyata tak mudah mendapatkan kain tetra berukuran besar. Yang dijual kebanyakan berukuran lebar 70 cm. Yang lebih lebar dari itu yang saya cari karena saya menginginkan kain popok berukuran 90 cm x 90 cm supaya bisa lebih lama dipakai.

Setelah beberapa kali mencari dan bertanya sana-sini, akhirnya ketemu juga penjual kain yang menjual bahan yang saya inginkan. Ada toko di sekitar pasar Pusat yang menjualnya. Sepertinya tinggal toko itu saja yang menjualnya, stoknya pun tinggal sedikit. Ukuran lebarnya 150 cm.

Sepertinya kain tetra lebar makin langka karena tak banyak lagi orang yang menggunakan popok bujursangkar ukuran 90 cm x 90 cm. Di Pekanbaru masih banyak yang menjual jenis kain berukuran 70 cm, untuk keperluan pembuatan masker. Kabut asap yang sering melanda Pekanbaru membuat masker  merupakan jenis barang yang laku di sini.

Popok kain dilipat dua kemudian dilipat dua lagi
sehingga menjadi seperti ini. Letakkan di tempat datar,
dengan bagian yang keempat ujungnya bertemu
diletakkan di sudut kanan bawah
Tahan bagian kiri atas, ambil dua ujung teratas dari lipatan itu
(di sudut kanan bawah) lalu buka sehingga menyerupai
gambar di atas. tarik satu sudutnya ke kiri.
Balik, hingga yang tadinya berada di atas menjadi di bawah.
Dan yang tadinya berada di depan menjadi di belakang.
Siap untuk melipat-lipat  sisi kanan ke arah tengah.
Setelah dilipat, seperti ini hasilnya. Bagian tengah menjadi
lebih tebal daripada kiri dan kanan. Bayi siap diletakkan di atasnya.
Seumpama ada bayi, bagian bawah popok dinaikkan ke arah
selangkangan bayi hingga menutupi kemaluannya
Selanjutnya, bagian kanan dan kiri dilipat ke arah tubuh bayi.
Kemudian bagian luarnya di peniti dengan peniti berukuran
besar yang banyak dijual di toko perlengkapan bayi.

Kami membeli stok yang tersisa.  Lalu mencari tukang jahit untuk memintanya memotong dan menecikan dengan benang warrna-warni. Jika di Makassar ongkos neci dihitung per meter, di Pekanbaru dihitung per lembar, jadinya sangat murah. Banyak yang kami peroleh, selain kain popok berukuran bujursangkar, ada pula yang berukuran persegipanjang 60 cm x 90 cm. Seminggu kemudian popok-popok Affiq sudah selesai. Tinggal dicuci dan siap menyongsong kelahiran bayi baru.

Saat usia kandungan saya 7 bulan, semua perlengkapan bayi sudah terbeli. Saat memasuki usia kehamilan 8 bulan, semua pakaian dan popok sudah tercuci dan tersimpan di lemari, siap digunakan. Tak ada yang membantu, saya melakukannya sendiri, dengan sesekali dibantu suami. Bagi sebagian orang ini hal pamali. Ibu tak saya beritahu tentang perlengkapan bayi yang sudah siap ini karena beliau pun mempercayai mitos itu. Kata beliau, “Nanti saja kalau sudah lahir baru beli.”

Kalau bayi saya sudah lahir, siapa yang mau berepot-repot ria mengubek-ubek kota Pekanbaru mencari perlengkapan bayi? Kami perantau di sini, semuanya harus dilakukan sendiri. Masak iya nanti ibu yang kami suruh mencari perlengkapan bayi yang seabreg-abreg itu ke pusat kota yang letaknya lebih dari 10 km dari kediaman kami?

Daftar perlengkapan bayi saya panjang. Saya sudah survei sebelumnya, apa saja yang dibutuhkan. Dan semuanya itu harus lengkap sebelum bayi saya lahir. Kalau bayi saya sampai lahir prematur, ia harus sudah memiliki semua perlengkapan bayi itu. Jika sudah lahir dan tidak ada yang bisa pergi membelikan, apa saya harus meminjam kepunyaan tetangga? Tidak mungkin kan?

Kalau pun Allah berkehendak lain, mengambil bayi itu sebelum lahir atau beberapa saat setelahnya misalnya. Toh semua perlengkapan bayi itu masih bisa disimpan untuk bakal adiknya? Atau bisa juga diberikan sebagai hadiah kepada teman-teman yang baru melahirkan? Simpel kan!

Maka tetaplah saya dengan pikiran saya, menyiapkan segala perlengkapan. Alhamdulillah Affiq lahir dengan selamat pada bulan Juli 2001 setelah proses induksi dan melalui masa-masa menegangkan antara dua alam (alam rahim dan alam dunia) karena ia terjebak selama sejam di jalan lahir. Bersyukur tak ada orang yang perlu kami repotkan untuk berburu perlengkapan bayi.

Popok itu masih awet, sempat dipakai oleh Athifah lalu Afyad. Sekarang dipakai untuk hal-hal lain, misalnya dijadikan alas tidur, alas bantal (bukan sarung bantal lho), bahkan saya pun menggunakannya sebagai pengering rambut setelah keramas J. Sebagian bahkan sudah diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Kainnya masih bagus, warnanya masih putih padahal usianya sudah hampir 11 tahun. Tahun lalu saya memberikan beberapa kepada seseorang, walaupun sudah dijelaskan bahwa popok-popok kain itu bekas, ia tetap mengiranya masih baru.

Makassar, 28 Februari 2012

Silakan dibaca juga:




Share :

33 Komentar di "Popok Itu Masih Awet"

  1. popok2nya pascal diminta orang mbak dalam keadaan bagus juga. tapi alvin pakainya clodi bisa dicuci juga cuma lebih tahan bocor

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi berguna juga buat orang lain ya mbak.
      Iya, sekarang ada clodi. Itu bisa dicuci berapa kali ya mbak? Kalo popok kain kan bisa dipakai selamanya ..

      Delete
  2. berarti awet banget yah mbak...
    kira-kira nanti pas saya punya anak masih ada nggak yah kain begituan?? :D

    salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kemungkinan yang ukuran dan kualitas sepeti punya saya sudah tdk ada mbak. Kalo yang lebar 70 cm sepertinya masih ada :D
      Terimakasih ya sudah mampir :)

      Delete
  3. wah, koleksi popok anak2 masih awet sampe sekarang ya mbak...kalo punya zidane kebetulan udah di kasih ke orang semua.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebagian sudah dikasih ke orang mbak. Soalnya kainnya kan menyerap bagus jadi masih saya simpan sebagian :D

      Delete
  4. unik jg ni popok anak msh dikoleksi.., ntr klo anakx dah besar, dikasi tau ni popok kamu dlu... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya ... entah si sulung (10,5 thn) ngeh atau tidak ya. Soalnya masih ada koq, dipake adiknya. Sesekali malah dia pakai main juga :D

      Delete
  5. wah komplit juga ya persiapan buat kehadiran junior . . . . . jadi pengen cepet2 liat junior mbak. . .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Juniornya Susu Segar? Sudah mau adakah?

      Delete
    2. nikah aja belom mbak. . . apa mau cariin hehehee

      eh mbak aku boleh minta alamat emailnya ndak buat rekomendasi daftar IBN. . .????

      Delete
    3. Dicariin di Makassar? Kejauhan deh hehehe.
      Ntar ya ... melucur ke alamatmu dulu .. :D

      Delete
    4. tenang aja mbak. . . aman kok. . . smua post pribadi. . . ndak da yang copas. . .

      Delete
  6. Hihi hebat masih awet...
    Eh ya mbak.
    IBN aku sudah bisa login akhirnya.
    Dikasih pass baru sama adminnya ^^
    Baru pasang iklan PPCnya Pantene.

    Aku udah masuk forum juga.
    Mbak udah pernah dapet PPP belum?
    Kepengeeeennn... :D

    ReplyDelete
  7. berburu perlengkapan bayi memang selalu menyenangkan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak ya .... seru rasanya. Biar tadinya capek, capeknnya bisa hilang begitu saja hehehe

      Delete
  8. wah pas banget nih buat saya yang lagi hamil 7 bulan.. thanks infonya ya mba

    ReplyDelete
  9. Kain tetranya masih ada mba? Klo masih ada boleh saya beli semua?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah mulai usang, kainnya, Mas.
      Anak sulung saya usianya sudah 15 tahun, anak bungsu saya (yang ketiga) sudah berusia 6 tahun. Kalau dipakai sekarang cepat rusaknya :)

      Delete
    2. kalo boleh minta kontak nomernya mba mugniar, atau pin bb. tidak apa2 sudah usang juga mba mugniar, insyaa Allah bisa dimanfaatkan dengn baik

      Delete
  10. Waaa...aku sdh bolak balik.kr.Postingan ini tiap search ttg popok kain tetra...dan alhamdulillah kmrn sdh dibelikan suami...di jkt ketemu yg ukuran.lebar 1,5 m...jd bisa dibuat ukuran 70x70 cm ya mbak... Tinggal di neci/jahit pinggiran nihh... Bismillah semoga awet dan manfaat nihh kain tetranya...
    Thanks for sharing mbak :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Makin susah pasti mencarinya ya Mbak. Tapi insya Allah pakainya lama :)
      Terima kasih ya Mbak sudah membaca postingan ini. :)

      Delete
    2. mba mugniar apa masih ada bedong tetra nya? kalau masih ada boleh hubungi saya di w.a 083819881114, saya kebetulan lagi cari bedong tetra nya mba. makasih

      Delete
  11. masih ingat beli di toko mana kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah lupa.
      Di kota Pekanbaru belinya, tahun 2001.

      Delete
  12. Halo, salam kenal bu. Anak ibu dipakaikan popokkain tetra ini sampai usia berapa bu? dan diganti setiap kali pipis atau bagaimana? terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal ...
      Anak saya pakai sampai bisa pipis sendiri. Ukuran popoknya besar jadi muatnya lama.
      Diganti setiap habis pipis. :)

      Delete
  13. Bismillaah ,
    2001 adalah masa saya di sma. Dan rumbai tempat yg bersebelahan dgn tempat tinggal saya, yaitu palas. Jika d rumbai jembatannya di sebut leton 1 sdgkn di palas di sebut jembatan leton 2. Dan kini sayapun merantau ke makassar, ikut suami yg asli makassar.
    Salam kenal ya kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal ... anak sulung saya lahirnya di Rumbai. Ari-arinya ditanam di sana, di rumah perusahaan di kompleks Gardenia. Jadi kangen Pekanbaru baca komentar Mbak Nia. Salam kenal :)

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^