Berlatih Menulis Isu Perempuan dalam Kreasi Mading

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tiga tulisan sebelumnya: Perempuan Menulis untuk Perempuan, Mengapa Perempuan Perlu Belajar Gender, Seks, dan HAM, dan Menilai yang Layak Disebut Berita

Ketua tim kreatif Amirah sedang beraksi


Ella dan Irma (kru Amirah)
Hajrah memaparkan mengenai bagaimana merencanakan liputan untuk tugas yang harus kami setor keesokan paginya. Untuk menyiapkan disain liputan, kami harus berpedoman kepada TOR (term of reference) berikut:
  • Isu/tema
  • Latar masalah
  • Angle dan fokus
  • Pembagian tulisan
  • Nara sumber
  • Daftar pertanyaan
  • Observasi lapangan
  • Riset data
  • Deadline
  • Rancangan foto

Dengan tuntunan sebanyak ini, kami harus menyelesaikan 3 tulisan tiap kelompok dan mendisain majalah dinding. Tulisan harus memuat isu perempuan yang ada di dalam tiap-tiap kelompok. Kali ini saya sekelompok dengan 4 kawan: Zulkhaeryah (dari IIDN Makassar), Arnis Puspitha (dari Lentera Anak Negeri), Irmawati (dari Epidemiologi PASCA UMI) dan Ella (dari Ibu Muda Paccerakang) yang kebetulan semuanya ibu-ibu. Kami mendiskusikan bahan tulisan yang akan dibuat.

Kelompok The Butterfly: Halia, Muthmainnah, Tami (minus Nurfaisyah)
Tanggal 31 pagi, semua peserta sibuk mengerjakan madingnya. Kelompok di mana saya bergabung memberi nama mading kami “Amirah” yang berarti “perempuan pemimpin”, dua kelompok lainnya menamakan mading mereka: The Butterfly dan Key. Masing-masing punya alasan filosofis di balik pemilihan nama madingnya.

Kelompok saya beruntung ada Arnis Puspitha dalam kelompok kami. Saya menyebutnya sebagai “ketua tim kreatif”. Ia sangat kreatif dalam mendesain pewajahan mading kami. Membuat tampilan mading Amirah menarik dan eye catching.

Setelah kasak-kusuk selama hampir 3 jam, “dengan berat hati” Ina Rahlina mengumumkan urutan pemenang. Ia memakai istilah “berat hati” bukan karena tak ikhlas. Menurutnya kami sudah benar-benar berusaha untuk menyajikan mading yang bagus. Namun karena ini sebuah game, panitia harus memilih dan ia harus mengumumkan pemenangnya.

Bagaimana pun urutan pemenangnya, kami semua adalah pemenang. Jadi tak mengapa kami menjadi pemenang kedua atau ketiga. Pemenang pertama memang layak menjadi yang nomor satu. Game ini sudah membuat kami mempelajari banyak hal. Itu saja sudah luar biasa.

Kru Amirah
Kru The Butterfly
Kru "Key"
Saat panitia menanyakan apakah ada yang ingin kami sampaikan, saya tunjuk tangan. Saya mengajak teman-teman agar kali ini benar-benar menunjukkan itikad baik kepada AJI Makassar, dengan benar-benar menulis isu atau kabar penting dari komunitas masing-masing. Menulis jangan dipikir sulit. Tuliskan saja apapun itu, sependek apapun itu. Jangan berpikir bahwa menulis itu harus panjang. Saya menekankan perlunya kita menyadari bahwa kita sudah sedemikian beruntung mendapatkan pelatihan ini dari AJI Makassar. Di luar sana, untuk pelatihan lanjutan, orang harus lulus pelatihan tahap sebelumnya. Oya, saya tambahkan di sini satu hal: bahwa kita beruntung karena pelatihan ini gratis. Beruntung sekali sudah menjadi yang dipilih oleh AJI Makassar. Di luar sana, orang harus bayar lho untuk upgrade keterampilan.

Jadi, mari menulis untuk menyebar hal-hal baik agar semakin banyak orang bisa mengambil manfaatnya dan agar permasalahan yang terjadi segera menemukan solusi yang tepat.

Makassar, 5 Juni 2015


*Selesai*


Share :

1 Komentar di "Berlatih Menulis Isu Perempuan dalam Kreasi Mading"

  1. ada saran nggak untuk menghasilkan tulisan yg menarik yg bisa di posting di blog yang seperti apa?
    ditunggu kunjungan baliknya :)

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^