Khayalanku: Impian, Semoga Menyata

Kalau diberi umur panjang, kalau boleh menerawang dalam khayalan, mumpung ada ajang “mengkhayal berhadiah dari uminya Noofa”, inilah keinginan saya ...
Walau siang hari, rumah ini terasa sejuk. Beruntung sekali saya memiliki rumah panggung yang terbuat dari kayu ini. Dari dulu saya suka sekali sama rumah adat Bugis dan memimpikan tinggal di dalamnya. Luas rumah ini 150 meter persegi. Halamannya cukup luas, membuat cucu-cucu saya betah bermain-main di hamparan rumput lembutnya. Desir angin dari 2 pohon mangga manalagi dan 3 pohon pinus, menambah kenyamanan.

Cucu-cucu saya paling suka bermain tepat di bawah rumah karena tak kena teriknya matahari. Ada dua ayunan di situ, tempat mereka mengayun diri sambil ngobrol, bercanda dan ngemil serta ngeteh.


Rumah adat Bugis di Malimpung, kampung ibu mertua saya
Ketiga anak saya memang sering menitipkan anak-anak mereka kepada saya tetapi mereka tak pernah merepotkan saya. Anak perempuan dan menantu-menantu perempuan saya sangat paham akan peran mereka sebagai ibu. Pekerjaan mereka tak pernah membuat mereka keteteran dalam mengasuh anak-anak mereka.

Saya tak mempersoalkan bagaimana anak dan menantu perempuan saya bekerja ataukah hendak menjadi ibu rumahtangga saja seperti saya tapi mereka memilih pekerjaan yang tidak banyak makan waktu. Mereka bisa menyelesaikan pekerjaan mereka setengah hari saja, selebihnya mereka bersama anak-anak.

Anak-anak tak pernah meninggalkan anak-anak mereka berhari-hari, apa lagi sampai berbulan-bulan dengan saya tanpa asisten. Mereka tak mau merepotkan saya. Mereka tahu seperti apa perjuangan saya membesarkan mereka, hanya bersama papa mereka. Sesekali saja mereka saya tinggalkan bersama kakek mereka bila saya ada keperluan di luar rumah.

Saya tak mau terjebak pembicaraan dengan  banyak ibu sepuh yang sepantaran dengan saya. Karena mereka suka membanggakan titel, pekerjaan, dan harta anak-anak mereka kepada pendengarnya. Coba dengarkan mereka, ucapan seperti ini wajar bagi mereka: “Itu lho, anak saya yang perempuan, yang nomor dua … anak saya yang pengacara itu. Dia baru saja ke luar negeri untuk menemui salah seorang kliennya. Kliennya membayarnya mahal lho. Bayangkan saja, bolak-balik naik pesawat, nginap di hotel bintang lima pula!”

Rumah adat Bugis. Sumber: elmahari.wordpress.com
Pfffhhh. Masa anak sendiri dinamai dengan titel? Ck ck ck. Bagi mereka itu sebuah prestasi hebat yang pantas diumumkan kepada orang lain. Tetapi tidak bagi saya. Kebahagiaan sejati bagi saya adalah ketika anak-anak paham akan segala perintah dan larangan dalam Islam, ketika mereka berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi orang lain. Untuk urusan kehidupan dunia, asal mereka bisa bertanggung jawab mencukupi keluarga dan terencana hingga ke masa depan anak-anak mereka, dan tidak menyusahkan siapa pun itu sudah cukup. Jangan sampai saya ikut-ikutan ibu-ibu itu. Saya bisa jadi nenek-nenek matre!

Sembari menemani cucu-cucu saya bermain di bawah rumah dalam belaian angin sepoi-sepoi, saya melakukan aktivitas menulis dan blogging saya. Sampai setua ini, saya memang masih menulis dan blogging. Menulis dan blogging sudah seperti menjadi darah dan tulang saya, sama sekali tak bisa dipisahkan dari saya.

Sesekali saya kopdar dengan komunitas menulis dan komunitas blogger yang saya ikuti, saya juga suka mengikuti berbagai kegiatan yang ada hubungannya dengan menulis dan jurnalis warga (citizen journalism). Menyenangkan sekali bisa menyajikan hal-hal yang aktual dalam tulisan-tulisan saya. Bahagia rasanya bisa memberi manfaat bagi orang banyak. Anak-anak senang saya masih berkegiatan. Tanpa diminta mereka selalu menawarkan bantuan, "Mama pergi sama siapa? Saya antar dan jemput ya?" atau "Pulsa modem Mama masih ada? Mau Saya isikan?"

Jika tiba waktunya mata saya menutup untuk selama-lamanya, saya berharap tidak meninggalkan anak-anak dalam kelemahan iman, kemiskinan intelektual, ketidakmampuan mengekspresikan diri secara emosional, dan kemiskinan spiritual. Warisan harta, mungkin tak banyak atau mungkin minim (tapi anak-anakku, kalau kalian membaca tentang ini, berdo’a saja ya Nak, Mama bisa meninggalkan warisan harta yang banyak buat kalian J). Tapi saya harap warisan “ilmu pengetahuan tentang hidup” termasuk konten blog ini bisa kekal dalam benak dan sanubari anak-anak. Mudah-mudahan Allah meridhai keinginan saya ini.


Makassar, 24 September 2013



Share :

42 Komentar di "Khayalanku: Impian, Semoga Menyata "

  1. semoga impiannya bisa menjadi kenyataan mbak

    saya suka sekali kalimat ini mbak, saya berharap tidak meninggalkan anak-anak dalam kelemahan iman, kemiskinan intelektual, ketidakmampuan mengekspresikan diri secara emosional, dan kemiskinan spiritual.

    benar benar mak jleb :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tugas sebagai ibu saya sadari sekali kalo berat mas ... saya saja makjleb tiap hari, harus mengantarkan 3 anak supaya tidak berada dalam keadaan demikian. Jadi sekarang biarlah mengkhayal, mengharap, dan berdo'a dulu ... ^__^

      Delete
    2. Amiien.

      Saya juga suka kalimat tersebut, sebuah pemikiran yang sangat bagus. ^^

      Delete
    3. Iya saya juga suka kalimat itu.. terharu :'(

      Delete
  2. Hmmm.. jadi bahan renungan juga buat saya niy mba.. suka deh!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih dah ikut merenung dengan saya mbak :)

      Delete
  3. Rumah panggung spt itu juga aman dari banjir ya mbak.. :D

    ReplyDelete
  4. Kita tentu senang jika bermain bersama cucu ya mbak....namun si ibu tetap harus merawat anaknya dengan baik meski bekerja. GoodLuck GAnya mbak Niar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, mudah2an anak2 saya nangkap pesan ini :) Makasih ya dah mampir

      Delete
  5. Nah, itu mbak saya setuju sama kata-katanya Mas Imam Boll diatas :D

    Kok Jadi inget bunda Yati Rachmat y? :D

    Saya juga jadi inget rumah dikampung Ortu saya mbak, rumahnya uwak, mamang dan bibi (sama2 panggungnya)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pingin kayak Bunda Yati, saya Mbak :)
      Mudah2an kelak kalo diberi umur panjang, sesemangat Bunda Yati :)

      Delete
  6. "Assalamualaikum! Neneknya ada, dek?" *sambil naik tangga* ...numpang nampang di khayalannya ya maak :) Ceritanya sy lg main ke rumahnya. Aamiin semoga khayalannya bisa terwujud. Sukses untuk GA-nya yaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa alaikum salaam *neneknya ke luar rumah sambil memeluk emak riweuh yang datang bawa cucu2nya* aiiih senangnya ngayal begini ya mak .. dan kita masih betah ngerumpi di KEB yaa :)

      Makasih :)

      Delete
  7. Amiinnn.......... pokoknya semuga semua jadi nyata ya Mak..

    ReplyDelete
  8. Walaupun dengan bahasa ringan quotenya yang tidak nahan. Mantap deh. Sukses. He,,, he,,, he,,,

    Salam wisata

    ReplyDelete
  9. khayalan yang perlu diimpikan dan diperjuangakan tanteee ^_^

    ReplyDelete
  10. ada kontes toh mbak. apa kabar mbak? maaf aku baru bisa mampir mbak

    ReplyDelete
  11. Mengaminkan doa yang dipanjatkan didalam khayalannya. Semoga menjadi nyata.

    ReplyDelete
  12. Rumah panggung dari kayu atau pohon kelapa sekarang harganya bagus lho. jeng. Saya lihat di Jatim juga ada bangunan dari pohon kelapa yang dijual di pinggir jalan.
    Semoga berjaya dalam GA
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harganya bagus .. maksudnya murah ya Pakdhe?
      Aamiin makasih, doa yang sama juga buat Pakdhe

      Delete
  13. Paragraf terakhir adalah impian saya juga mba...

    ReplyDelete
  14. Wah kalau khayalan ini sepertinya khayalan sedunia... kehangatan dikala tua, wariskan bahagia, what a sweet :)

    ReplyDelete
  15. rumah adat bugisnya cantik ya mbak :)

    semoga terwujud ya mbak impiannya dan sukses buat GA nya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perasaan beda mbak Ely, tidur di rumah panggung seperti itu dengan di rumah batu :)

      Delete
  16. aminnnnnnn....suka deh sama rumah panggung :D

    ReplyDelete
  17. Setujuuu mbak Niar, jangan sampai kelak jadi nenek yg matre.
    keren ya rumah panggungnya

    ReplyDelete
  18. Sukse dengan GAnya.. semoga menang..

    ReplyDelete
  19. untuk masyarakat di pedesaan, titel masih jadi kebanggan orang tua. eh tapi di kota juga masih ada kok. beberapa kali nemu orang yang ngomel karena titelnya ga disebut :D

    ReplyDelete
  20. Selamat yaa atas kemenangannya! Sukses untuk GA berikutnya!

    ReplyDelete
  21. selamat mbak. khayalannya bagus. semoga bisa benar-benar mewujud.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^