Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging
Mammiri, minggu keenam.
“Habis main, rapikan ya!”
Itu titah saya bila teman-teman Athifah datang bermain. Bukan tanpa alasan
saya harus menjadi galak saat mereka ada. Jika tidak, semua mainan
diporak-porandakan oleh anak-anak ini. Untuk mengambil mainan saja mereka mesti
mengeluarkan bunyi “BRAK” dan “BRUK”, tidak ada halus-halusnya.
Pertama kali menerima mereka bermain di rumah, saya stres karena harus
merapikan sendiri mainan yang berhamburan di mana-mana dan juga kursi-kursi
yang tergeser ke sana ke mari. Jauh lebih berantakan dibanding jika yang
bermain anak-anak saya saja. Makanya saya harus membuat aturan dan tak
bosan-bosan mengingatkan anak-anak ini. Sebab jika saya lupa mengingatkan, bagi
mereka itu berarti “boleh tak merapikan”.