Belajar dari Masalah Pelik Orang Lain

Belajar dari Masalah Pelik Orang LainJarang sekali masalah orang lain yang membuat saya merasa “kena mental” namun itulah yang belum lama ini terjadi pada saya sebagai pendengar curhat seseorang. Benar-benar terbawa-bawa ke kehidupan nyata sampai menguras energi dan terkapar layaknya orang sakit.

Butuh waktu untuk memulihkan diri, alhamdulillah berhasil. Sebagaimana biasanya, pengalaman orang lain ini menjadi bahan buat berefleksi, kali ini bersama suami. Hampir tiap hari kami berbincang seputar masalah tersebut.

Belajar dari Masalah Orang


Bukan sekadar membicarakan, kami membedah kasus yang terjadi. Pendapat kami serupa tentang “sosok sumber masalah” yang memiliki ego berlebihan dan rupanya kami bisa mengambil pelajaran dari kisah yang tidak kami alami, khusus terkait komunikasi antara suami-istri agar bisa terus menyemai cinta melampaui murka.

Hal ini membuat saya berpikir, ada kisah-kisah yang termasuk “mahal” dan bisa menjadi pelajaran. Kisah mahal ini bukan dari harganya atau nominalnya melainkan dari dampak yang ditimbulkannya. Dampak yang tak disadari dari seseorang yang menjadi “sumber masalah”. Ada luka menganga lebar, berdarah, dan air mata yang berderai-derai.

Setelah sekian lama, luka itu tak kunjung mengering dan masih saja menganga lebar. Entah si sumber masalah menyadari melakukan perbaikan atau tidak tetapi menurutnya dia melakukan perbaikan. Sepertinya hanya waktu yang akan mengembalikan semuanya seperti sediakala atau bahkan sama sekali tidak akan sama seperti semula.

Kalau kata suami saya, keadaan mereka tidak akan kembali seperti dulu lagi. Benar juga, sih karena terlalu banyak perubahan yang sudah terjadi. Terlalu besar luka menganga yang ditimbulkan dan belum juga mengering, tak kunjung menutup luka itu sampai sekarang.

Sebenarnya murni urusan mereka untuk memulihkan segalanya karena memang masalahnya privasi. Hanya saja mempengaruhi saya karena menjadi salah satu tempat curhat yang “menerima” semua bentuk emosi negatif dalam level tinggi. Menurut saya, kisah itu tidaklah mudah untuk dijalani oleh siapapun.

Yah, kadang-kadang perlu belajar dari masalah orang lain tanpa perlu menjalani  masalah itu. Saya setuju dengan apa yang suami katakan, bahwa kami harus mengambil pelajaran dari masalah sulit tersebut.

Di waktu yang lain, saya memegang tangan suami dan mengatakan padanya untuk tidak seperti si sumber masalah dalam kisah itu. Seseorang dalam kisah itu, kami tilik tak dapat secara murni mengintrospeksi dirinya. Terakhir, dia butuh “menghadirkan” orang lain untuk melihat sisi lain kebenaran.

Namun demikian, itulah takdirnya, tidak ada yang perlu disalahkan lagi atas terjadinya takdir. Allah sudah ridho atas apa yang terjadi padanya. Sepertinya dengan cara itu justru dia lebih bisa menghargai dan bersyukur akan yang sudah lebih dulu menjadi bagian dari kehidupannya. Semoga saja kami tidak perlu seperti itu. “Berdoa saja,” kata suami saya.

Makassar, 20 Desember 2023 



Share :

0 Response to "Belajar dari Masalah Pelik Orang Lain"

Post a Comment

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^