Pendidikan, Aset untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Mula pertama merantau ke Makassar, saat belum menikah, kedua orang tua saya punya harapan agar sekolah di perantauan bisa membuat masa depan mereka menjadi lebih baik. Ayah saya kelahiran Wajo tahun 1940, berdomisili di kota Soppeng, merantau ke Makassar (dulu bernama Ujung Pandang) pada sekira pertengahan tahun 1950-an. Sementara ibu saya yang kelahiran Gorontalo tahun 1943, berdomisili di kota Gorontalo (dulu masih bagian dari provinsi Sulawesi Utara), merantau ke Makassar menjelang tahun 1960.

Sejak dulu, Makassar memang menjadi tujuan masyarakat wilayah Indonesia timur untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan meraih masa depan yang lebih menjanjikan. Kedua orang tua saya adalah generasi pertama para pelajar di kota ini.


Sumber gambar: www.sunlife.co.id
Ayah saya yang berotak cerdas melanjutkan pendidikan SMP-nya di SAA (Sekolah Asisten Apoteker). Konon tes masuknya tak mudah dan Ayah berhasil lolos menjadi salah satu siswanya. Lulusan SAA ketika itu biasanya bekerja di apotek-apotek di Makassar atau di kabupaten lain di provinsi Sulawesi Selatan.

Ayah sempat berencana melanjutkan pendidikan. Walau lulus di jurusan Farmasi di kampus negeri – Universitas Hasanuddin (UNHAS), Ayah tak bisa kuliah karena harus bekerja di pagi hingga siang hari. Impian untuk menjadi sarjana farmasi pun dilepaskan. Beliau kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Veteran Republik Indonesia dan meraih gelar sarjana muda. Setelah itu beliau tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai asisten apoteker yang terampil mengurus keuangan, termasuk menghitung pajak.

Ibu saya melanjutkan SMA-nya di jurusan Teknik Sipil UNHAS tahun 1960. Karena ketiadaan biaya, kuliahnya tak selesai. Selanjutnya beliau bekerja sebagai pegawai administrasi di sebuah apotek kemudian berlanjut di sebuah laboratorium kesehatan.

Ibu saya pandai mengatur keuangan. Setiap bulan, semua pos pengeluaran tersimpan rapi, terpisah-pisah dalam beberapa amplop di sebuah laci. Kami – kedua orang tua, saya, dan kedua adik saya hidup sederhana tetapi kami tak pernah kekurangan. Apapun kebutuhan anak-anaknya, Ayah dan Ibu selalu mengusahakan, termasuk pendidikan.

Kedua orang tua kami memimpikan anak-anaknya menjadi sarjana, menyambung cita-cita mereka. Walau tak ada yang memilih fakultas Kedokteran seperti keinginan Ibu atau memilih jurusan Farmasi, seperti keahlian Ayah, mereka mendukung studi kami bertiga di jurusan Teknik. Saya dan adik perempuan saya hanya berselisih setahun, kuliah di jurusan Teknik Elektro UNHAS. Adik bungsu saya (laki-laki) kuliah di Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.


Untuk biaya kuliah saya, Ibu memutuskan menggunakan asuransi pendidikan dari sebuah perusahaan asuransi yang berkantor tak jauh dari rumah kami yang dulu. Ketika orang tua yang sezaman dengannya masih banyak yang belum terbuka pikirannya mengenai asuransi, Ayah dan Ibu sudah bisa memahami asuransi sebagai bentuk investasi untuk masa depan yang lebih baik.

Maka, masa-masa kuliah saya pun tidak mengalami kesulitan keuangan yang berarti. Uang pertanggungan dicairkan Ayah di kantor asuransi tersebut pada waktunya, setiap 6 bulan selama 4 tahun. Jumlahnya saya masih ingat, sebesar Rp. 400.000. Biaya kuliah saya per semester kala itu masih Rp. 120.000. Menjelang lulus, saya terbantu dengan beasiswa yang saya terima dari sebuah perusahaan. Dalam jangka waktu 4 tahun 8 bulan, kuliah saya selesai.  Selain itu, kedua adik saya pun berhasil meraih gelar sarjana seperti yang dicita-citakan kedua orang tua kami. Dengan bekal pendidikan, kami diharapkan mampu mengarungi kehidupan kami sendiri.  

Kini, sudah banyak sekali asuransi pendidikan yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan asuransi. Salah satu contohnya adalah produk asuransi jiwa dan investasi dengan pembayaran berkala untuk membantu pencapaian kebutuhan keuangan di masa depan seperti biaya pendidikan, modal usaha, ibadah, pernikahan anak, dana hari tua, dan lainnya yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Produknya bernama Brilliance Hasanah Sejahtera, dikeluarkan oleh Sun Life Financial.

Perusahaan asuransi yang meraih penghargaan The Best Risk Management Islamic Life Insurance dengan aset di bawah Rp. 150 miliar dari Karim Consulting Indonesia dan peraih “Best Family Takaful Provider Indonesia 2015” dalam ajang “Global Banking and Finance Review Awards” ini membebaskan nasabah menentukan pilihan investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasinya jika memilih Brilliance Hasanah Sejahtera.

Menariknya, Sun Life sejak tahun 2006, melalui program Sun Bright konsisten memberikan sebagian keuntungannya untuk masyarakat. Salah satunya melalui program Sun Bright untuk pendidikan. Sun Bright telah berkontribusi bagi ribuan masyarakat Indonesia dengan berfokus kepada peningkatan pendidikan khususnya pada tingkat Sekolah Dasar dan Perguruan Tinggi. Program ini dilakukan di enam kota besar: Bandung, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Medan.


Tak heran bila PT Sun Life Financial Indonesia terpilih sebagai pemenang kedua untuk kategori Best Financial Performance Life Insurance Company 2015 dengan aset antara Rp 5-15 triliun, baru-baru ini melalui Insurance Consumer Choice Award 2015 yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi. Penghargaan ini melengkapi 17 penghargaan bergengsi lainnya yang diraih Sun Life sejak tahun 2014. Dengan bekal aneka penghargaan yang diraihnya, tak sulit meraih kepercayaan nasabah.

Penghargaan, bukanlah sekadar gelar kesarjanaan yang saya raih  18 tahun lalu ataupun pemberian award. Penghargaan, sejatinya adalah ketika hal-hal yang kita lakukan dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Kini saya tak menjalani kehidupan profesional sebagai engineer tapi secara tidak langsung, semua bentuk pendidikan, baik itu formal maupun nonformal yang saya jalani selama ini telah membentuk saya hingga menjadi seperti sekarang ini. Pendidikan memungkinkan orang meraih masa depan yang lebih baik ketimbang orang yang tak berpendidikan.

Pendidikan telah menuntun saya untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menjalani kehidupan dalam berbagai tantangannya. Dunia blogging yang saya geluti secara serius selama 4 tahun ini, sejauh ini telah mengantarkan saya kepada beragam manfaat, baik itu manfaat yang bisa saya nikmati sendiri, bersama keluarga, ataupun manfaat yang mengalir melalui saya kepada orang lain (melalui tulisan). Siapa yang bisa membantah kalau pendidikan merupakan aset untuk kehidupan yang lebih baik?

Makassar, 21 Oktober 2015

Beberapa informasi penting diambil dari:
http://www.sunlife.co.id


Tulisan ini diikutkan Kompetisi Blog Sun Anugerah Caraka 2015 


Share :

42 Komentar di "Pendidikan, Aset untuk Kehidupan yang Lebih Baik"

  1. sepakat banget sebab dengan ilmu apapun dapat dilakukan, dan ilmu dapat diperoleh dari pendidikan baik formal maupun pendidikan nonformal, semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi ilmu yang dimiliki maka kehidupan masa datang tentu menjadi lebih baik

    ReplyDelete
  2. menebarkan kebaikan akan menghasilkan kebaikan lagi ya, bun. :)

    ReplyDelete
  3. ternyata asuransi pendidikan harus segera di set dari sekarang ya mb niar, biar ke depannya ga kaget kaget amat dengan tingginya biaya

    ReplyDelete
  4. Iya nih semakin mahal.yah.

    Gmn.nanti pas anak yang kuliah

    ReplyDelete
  5. syelalu..ulasannya pasti cakep..
    setuju, pendidikan adalah aset menuju kehidupan yg lbh baik..

    ReplyDelete
  6. Bunda alumi teknik elektro yg berhati lembut *salahfokus :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Weits jangan salah, bisa galak juga lho wkwkwk

      Delete
  7. Asuransi pendidikan memang sangat penting untuk berjaga-jaga kalau ada biaya dadakan

    ReplyDelete
  8. kalau saya, tiap kali semesteran selalu jadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus menegangkan, senang karena akhirnya bisa liburan dan pulang kampung, tegang karena selalu morat-marit cari uang untuk SPP, andai punya asuransi

    ReplyDelete
  9. inget dulu waktu gue sekolah, pengorbanan berdarah-darah orang tua selalu jelas terbayang-bayang di pelupuk mata cuma agar anak-anaknya lebih pandai dari mereka. Itu juga yang bakal gue perjuangin buat anak-anak gue nanti, PENDIDIKAN!

    ReplyDelete
  10. pendidikan dan keahlian adalah salah satu bentuk investasi, banyak orang berpikir investasi itu sekedar duit dan perhiasan ya mbak :)
    http://braveandbehave.blogspot.co.id/2015/09/bijak-mengelola-keuangan-demi-kemapanan.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak Dwi. Ketika uang menipis, bekal pendidikan dan keahlian menjadi amat berguna :)

      Delete
  11. Asuransi memang sangat penting sekali ya mba.
    Keren neh tulisannya, semoga sukses.

    ReplyDelete
  12. Ilmu adalah jalan menuju keselamatan dunia dan akhirat

    ReplyDelete
  13. sukses ya mbak niar, mari menebar kebaikan melalui blog, saya ingin sekolah lagi supaya bisa memberikan kebaikan lebih banyak lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin aamiin ... salut sama semangatnya Mbak Evrina ... moga sukses yaa

      Delete
  14. Tengkyu sharing yang sangat padat bergizi ini mak Niar. O iya, tgl 31 Okt ada event Nestle Indonesia di Trans Mall Makasar. Moga2 bisa join ya :)

    bukanbocahbiasa(dot)com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih kunjungannya Mak Nurul. Oiya, insya Allah saya ada di sana nanti. Makasih yaa :)

      Delete
  15. Iye betul kak. Asuransi memang penting apalagi saat ini biaya pendidikan makin mahal

    ReplyDelete
  16. Ngomongin pendidikan bikin bergidik juga nih, Mak. Maklum, sekarang sekolah kok mahal-mahal yak. Hiks. Memang harus disiapkan sejak awal ya, Mak.

    ReplyDelete
  17. Jika satu orang berbuat baik kepada orang lain kemudian orang lain itu membalas kebaikan dengan berbuat baik kepada dua orang lain lagi dan seterusnya...maka dunia ini akan damai dan penuh kebaikan.

    ReplyDelete
  18. Keren tulisannya, bisa belajar banyak nich dari bunda Niar, makasih sudah share banyak hal tadi siang dikantor Makassarterkini.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih banyak sambutannya di Makassar Terkini, Bu Oliv. Terima kasih juga sudah membaca tulisan saya :)

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^