Peran Media Sosial dalam Aktivitas Komunitas - Sebuah
hal menyenangkan yang turut berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan
teknologi dewasa ini adalah makin maraknya kegiatan sosial dan seni yang diselenggarakan
oleh masyarakat biasa di kota saya Aktivitas
saya sebagai blogger aktif selama 3 tahun terakhir, membawa saya berkenalan dan
sekadar membaca tentang para aktivis serta komunitas sosial dan seni di kota
ini. Kebanyakan mereka dari kalangan muda usia. Bahkan banyak pula yang masih
mahasiswa.
Saya
salut sekali dengan kreativitas anak-anak muda itu. Sepertinya karena iklim
sekarang berbeda dengan iklim saat saya masih mahasiswa di era 90-an dulu. Kenyataan
mengenai aktivitas sosial dan seni yang terbaca di media sosial sekarang,
khususnya Facebook dan Twitter amat
mengagumkan.
Ah,
iya, Facebook dan Twitter! Media sosial! Itulah mengapa saya sekarang tahu
banyak kegiatan sosial dan seni di kota ini dibandingkan dulu. Dulu tak ada
media sosial. Sarana telekomunikasi hanyalah leased line yang dioperasikan oleh satu-satunya provider telekomunikasi yang ada saat
itu. Untuk komunikasi antarmahasiswa berbeda lokasi, hanya bisa dengan menggunakan
saluran PABX (jaringan telepon dalam kampus), e-mail, ataupun chatting via komputer desktop.
Mobile phone sudah ada sebenarnya
tapi hanya dimiliki oleh kalangan berduit lebih. Mahasiswa zaman dulu, nyaris
tak ada yang punya telepon genggam. Anak-anak orang berduit di zaman itu kebanyakan
pakai pager yang sistem komunikasinya
hanya satu arah. Orang yang menghubunginya harus menelepon operator dulu lalu
kemudian operator yang menyampaikan pesan kepada si pemilik pager.
Sekarang,
saya tak perlu ke mana-mana, cukup dari dalam rumah saja, asalkan ada akses internet,
saya sudah bisa browsing di search engine dan mengamati lini masa/beranda media sosial dari akun saya. Mengetahui
aktivitas komunitas-komunitas penggerak kegiatan sosial dan seni itu menjadi
mungkin karena kebanyakan mereka memiliki akun dan kegiatan-kegiatan mereka
selalu dipublikasikan.
Foto sampul grup Facebook: PENYALA MAKASSAR Sumber: akun grup Penyala Makassar (https://www.facebook.com/groups/penyala.makassar/?fref=ts) |
Kegandrungan
orang Indonesia dalam mengakses media sosial menjadikan (rencana) kegiatan-kegiatan
mereka bisa tersebar dengan cepat. Sebagai negara pengguna Facebook dan Twitter
terbesar keempat di dunia[1],
dukungan menjadi lebih mudah diperoleh, ketimbang mendatangi orang-orang yang
mungkin berminat mendukung satu per satu.
Saat
grup IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar[2]
ikut ambil bagian dalam program Say It with Books yang diselenggarakan bulan Februari lalu oleh
komunitas Penyala Makassar yang mendistribusikan buku-buku untuk anak-anak yang
membutuhkan di seluruh Indonesia, saya pun mengefektifkan media sosial. Grup
yang berpusat di Facebook itu beranggotakan lebih dari 100 orang namun tampaknya
tak semua orang memperhatikan informasi di grup.
Karena
khawatir tak bisa mengumpulkan banyak buku, saya me-mention nama-nama anggota yang tinggal di Makassar. Cukup
melelahkan tapi akhirnya beberapa orang merespon positif. Mereka mengantarkan
buku-buku, baik bekas maupun baru ke rumah salah seorang anggota yang kami
sepakati sebagai base camp kami.
Alhamdulillah, terkumpul lebih dari 300 buku untuk disumbangkan.
Walaupun
buku sudah dijemput oleh panitia, saya menghadiri acara puncak Say It with Books untuk keperluan seremonial (dalam rangka dokumentasi penyerahan secara
simbolis) di Fort Rotterdam – benteng legendaris peninggalan kolonial di kota Makassar.
Cuaca
amat tak bersahabat saat itu. Namun angin kencang dan hujan deras tak
menyurutkan langkah panitia untuk melangsungkan acara. Saya sangat tergugah melihat
aktivitas mereka yang akrab dengan senda gurau antarmereka. Amat kontras dengan
awan kelabu tebal yang menggelayut di atas seantero kota. Anak-anak muda yang
rata-rata masih mahasiswa atau baru lulus kuliah itu begitu bersemangat
membantu sesama. Koordinasi antarmereka dipermudah dengan adanya media sosial
dan gadget yang canggih sehingga
kegiatan pengumpulan buku, bekerja sama dengan banyak komunitas sosial dan
seni, berlanjut dengan pendistribusiannya, bisa terlaksana dengan baik[3].
Komunitas Berbagi Nasi Makassar mengabarkan aktivitasnya via Twitter Sumber: akun Twitter @berbaginasiMKS (https://twitter.com/berbaginasiMKS) |
Hal
menakjubkan lainnya saya saksikan pada Pesta Komunitas Makassar yang
diselenggarakan pada bulan Mei lalu. Sebanyak 75 komunitas di Makassar menjadi
pesertanya. Kira-kira belasan sampai dua puluhan komunitas sosial turut serta
dalam pameran ini, di antaranya ada Komunitas Pecinta Anak Jalanan (KPAJ),
Penyala Makassar, Sobat LemINA, Sahabat Indonesia Berbagi chapter Makassar, dan komunitas Berbagi Nasi. Sebagian lainnya
berasal dari komunitas hobi dan seni.
Tentunya
bukan hal mudah menyatukan ke-75 komunitas tanpa dukungan sarana telekomunikasi
canggih yang memudahkan koordinasi antarmereka. Beruntung perkembangan
teknologi saat ini mempermudah semuanya. Tujuh puluh lima komunitas bersama-sama
dalam sebuah event adalah hal yang
luar biasa. Menyaksikan mereka unjuk gigi bukan hanya menimbulkan kekaguman
tetapi juga rasa haru menyaksikan kepedulian mereka dalam menunjukkan kecintaan
pada Indonesia. Mereka mencontohkan bahwa dengan bekerja sama, siapa pun bisa
membantu meringankan penderitaan sesama dan mewujudkan Indonesia yang lebih
baik, tanpa perlu menunggu ataupun menghujat pemerintah.
Tidak
puas hanya menyaksikan, saya menanyakan peran media sosial dalam pelaksanaan
kegiatan LemINA (Lembaga Mitra Ibu dan Anak) kepada A. Bunga Tongeng yang akrab
disapa Bunga melalui pesan inbox Facebook.
“Kalo
untuk LemINA socmed penting untuk
menjaring donasi, mengajak relawan baru, dan sebagai media untuk pertanggungjawaban
kepada para donatur bahwa uang mereka sudah sampe ke sasaran,” Bunga menjawab
pertanyaan saya tentang peran media sosial dengan lugas.
“Sebagai
contoh, bisa lihat event terbaru LemINA.
Isi posternya mengajak orang jadi relawan. Nah, ada 11 orang relawan baru yang
bergabung setelah melihat posternya. Kalo
Penyala, donasinya lebih banyak buku. Lemina lebih banyak mengumpulkan donasi
uang dari media sosial,” Bunga yang juga aktif di Penyala melanjutkan
penjelasannya.
Saya
segera mencari poster yang dimaksud Bunga di page LemINA. Pada sebuah gambar yang eye catching, saya membaca tulisan ini:
Tak ada yang membatasi anak-anak tuk ceria. Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional dan Hari Kemerdekaan RI ke-69, Sobat LemINA menyelenggarakan kegiata bertema CERIA TANPA BATAS. Berminat menjadi relawan? Kirim SMS ke …
Hm … pemanfaatan media
sosial yang cerdas. Bila untuk kegiatan komersial, Facebook dan Twitter bisa
diandalkan untuk berbisnis, ternyata untuk kegiatan sosial pun bisa!
Telepon
genggam menjadi andalan mereka, beserta aplikasi media sosial. Untuk menjaga
agar aktivitas berkelanjutan, beberapa dari mereka bertindak sebagai admin pada
akun Twitter dan fan page Facebook.
Suka rela mereka menjadi humas bagi komunitas untuk perkembangan yang berarti
bagi Indonesia, khususnya bagi kota kami dan sekitarnya. Aktivitas mereka membangkitkan
optimisme bahwa ikut andilnya mereka bisa mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Makassar, 2 September 2014
Tulisan ini diikutkan Lomba
Karya Tulis XL, mengambil tema Peran teknologi komunikasi dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Catatan kaki:
[1] Sumber: http://industri.bisnis.com/read/20140415/105/219583/10-negara-dengan-pengguna-facebook-terbesar-di-dunia-indonesia-peringkat-berapa dan http://suara.com/tekno/2014/05/27/154004/indonesia-pasar-twitter-terbesar-keempat-di-dunia/,
diakses 2 September 2014, pukul 20:41 WITA.
[2] IIDN sendiri menggunakan Facebook
untuk memberdayakan para perempuan Indonesia dari segala penjuru dunia melalui
kegiatan menulis. Kegiatan pembelajaran grup beranggotakan 14.499 orang ini
berpusat di grup Facebook https://www.facebook.com/groups/ibuibudoyannulis/?fref=ts
(Ibu-Ibu Doyan Nulis Interaktif, merupakan grup pusat) dan di grup daerah
(misalnya di IIDN Makassar https://www.facebook.com/groups/IIDNMakassar/. Di
samping itu IIDN juga mengadakan kegiatan-kegiatan sosial.
[3] Selengkapnya tentang kegiatan Say It
with Books (by Penyala Makassar) bisa dibaca di: http://mugniarm.blogspot.com/2014/02/anak-anak-muda-penyala-yang-luar-biasa.html
Share :
Peran sosmed sekarang begitu vital ya mbak Niar. termasuk untuk sosialisasi blog ^^
ReplyDeleteYup .. penting byat blogger macam kita2 ini ya Mbak :)
DeleteSukses kontesnya mak.. berasa banget memang peran sosmed itu :)
ReplyDeleteMakasih Mak . sukses juga buat Mak Yuli :)
Deletemedos jika digunakan dgn baik, akan memberikan manfaat ya mak... semoga sukses utk ngontesnya ya mak...
ReplyDeleteIya Mak .. dalam bidang apapun. Sukses juga buat Mak Santi :)
DeleteAktif banget sih mak dirimu ... good luck ya mak ngontesnya .... thanks juga atas sharingnya :)
ReplyDeleteMakasih Mbak Astri .. ikutan yuk :)
DeleteKeren mak, lengkap ulasannya. Memang medsos sekarang banyak membantu semua orang terhubung satu sama lain bahkan bisa digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat, sukses untuk lombanya mbak
ReplyDeleteBanyak orang yang terhubung dengan cepat ya Mak :)
DeleteSukses juga buat Mak Sri :)
Silahkan berkunjung ke www.lemina.wordpress.com tuk membaca tulisan sederhana teman2 Relawan.
ReplyDeleteSaya pernah membaca beberapa tulisan yang menggugah tentang pengalaman mengajar teman2 relawan LemINA, keren sekali :)
DeleteMakasih ya sudah menjejak di sini :)
bener banget mak, sebenarnya jika dimanfaatkan dengan baik media sosial justru sangat bermanfaat untuk kita semuanya ya mak :) good luck mak
ReplyDeleteSip Mak .... good luck for you too :)
DeleteSosmed itu udah kayak garam dalam masakan ya mak. sehari tanpa sosmed, kehidupan berasa kurang. Sukses ngontesnyaa..
ReplyDeleteYup, bagaikan garam dalam masakan, bahkan dalam kehidupan banyak orang ya Mak ... :)
DeleteSukses juga buat Mak Sofia :)
media berperan besar ya mbak
ReplyDeletePublikasi dan promosi kegiatan pun lebih efektif dan efesien ya mbak... keren deh buat anak-anak muda yang mau terus bergerak melakukan hal-hal berarti.
ReplyDeleteGood luck ya mbak Niar.
Sukses terus ya mak niar.:)
ReplyDeleteMenurut saya emang anak2 muda sekarang lebih kreatif dibanding jaman dulu di usia yang sama mak
ReplyDeletehehehe lain dulu lain sekarang mak niar. :D Sosmed untuk kegiatan sosial memang tak bisa dipisahkan,
ReplyDeleteGutlak buat lombanya yah Mbak :)
ReplyDeletemakanya saya tidak setuju jika ada yang mengatakan socmed lebih banyak membawa pengaruh buruk pada seseorang. tergantunglah bagemana org itu menggunakan dan memanfaatkan socmed itu sendiri pada kehidupannya.toh kalo soal keburukan itu sudah ada pada diri manusia sejak manusia diciptakan.yang jelas, dengan dukungan internet,gadget yang semakin terupdate dari hari ke hari dan dukungan provider yang semakin kuat, membuat pertumbuhan socmed dapat lebih diarahkan ke perkembangan kegiatan2 positif berbasis komunitas yang peduli sesama dan menyentuh sampai ke pelosok dunia.nice posting mba Mugniar, semoga menang ya.
ReplyDeleteSemangat ya mak, semoga berhasil atas usahanya.. aamiin
ReplyDeleteDulu sebelum era reformasi komunitas-komunitas lahir dan berkembang di halaman-halaman kampus karena tak akan pihak militer saat itu.
ReplyDeleteTapi sekarang memang perkembangan era informasi memunculkan banyaknya komunitas yang bertukar informasi secara terbuka dengan warga seperti sebuah perkembangan pergerakan masa kini kak.
Semoga itu tetap terjaga
hah,75 komunitas....???keren...
ReplyDeleteg perlu keluar rumah ya mbk,sama kayak saya..sosialisasinya lewad medsos karena g banyak teman disini :)
Wah Artikel bermanfaat nih gan :)
ReplyDeleteCerita Update
Lirik Lagu Indonesia
Saya suka iri dengan kota yang komunitasnya cukup berkembang. Di sini lagi mati nih, Mba. Semoga saja hanya mati suri. Hiks
ReplyDeleteSelamat untuk teman2 komunitas yang terus membuat oranglain bahagia dan bangga. :)
Bener, sekarang orang-orang senang dan sering membuka media sosial, sebagai komunitas aktif memang perlu menggencarkan agenda-agendanya di medsos, biar banyak pendukung dan mendapat respons baik dari orang-orang sebelum kegiatannya digelar. Sip!
ReplyDeleteMak Niar.....selalu sip tulisannya..sukses ya makkkk
ReplyDelete