Tulisan ini dimuat di
web Makassar Nol Kilometer tanggal 31
Oktober 2012
Menjelang lebaran, bila di pasar-pasar lain menawarkan jenis
dagangan berupa kulit ketupat dan aneka macam bumbu masak, pasar ini menawarkan
sesuatu yang berbeda. Di sini bisa diperoleh ketupat yang sudah masak dan aneka
bumbu yang sudah diolah untuk bermacam-macam jenis masakan.
Aneka
kesibukan di zaman modern ini menuntut banyak hal yang praktis atau instan
untuk digunakan. Tak terkecuali makanan pokok yang sudah dimasak seperti burasa’, ketupat, lontong, gogos, dan
makanan pokok olahan khas Makassar lainnya serta bumbu-bumbu jadi. Mendengar
pasar Baru menyediakan hal ini, menjelang lebaran haji tahu 2011 saya
berkesempatan mengunjunginya.
Pasar
Baru terletak di jalan WR. Supratman – jalan yang tegak lurus dengan jalan
Slamet Riyadi. Tepatnya di sebelah selatan kantor pos besar dan fort Rotterdam
dan di sebelah utara jalan Somba Opu. Tak sulit menjangkaunya karena terletak
di ruas jalan besar dan jalur pete’-pete’ Cendrawasih tak jauh dari
sini.
Jumlah
kios di pasar ini kelihatannya tak sebanyak jumlah kios di pasar Senggol, pasar
Butung, atau pasar Sentral. Tetapi tersedianya jenis barang kebutuhan yang tak
dipenuhi di banyak pasar, membuat pasar ini akan tetap hidup hingga
bertahun-tahun ke depan.
Aneka bumbu jadi dan buras |
Jika
pada tahun 2011 harga burasa’ (buras)
dan ketupat per ikatnya Rp. 3.000 maka saat mengunjunginya kembali pada dua
hari menjelang idul Fitri baru-baru ini, harganya sudah mengalami kenaikan,
menyesuaikan dengan harga beras yang selalu naik. Sekarang sudah mencapai Rp.
4.000 per ikatnya. Seperti biasanya di daerah Bugis/Makassar, satu ikat buras
terdiri atas 2 bungkus.
Saat
itu dengan yakinnya saya kembali mendatangi kios yang tahun lalu saya beli
burasnya, tentu saja karena mengingat cara masak burasnya yang bagus dan
rasanya enak. Letaknya di bagian dalam pasar, dekat dengan penjual ayam dan
ikan. Pasangan suami istri pemilik kios dengan sigap melayani dengan mencatat
di buku tulisnya nama saya, apa yang saya pesan dan jumlah uang muka yang saya
bayarkan.
“Besok
pi kita’ ambil. Sore-sore begini
juga,” kata ibu – pemilik kios ketika ditanyakan kapan pesanan saya itu bisa
diambil.
Sayangnya
mereka tak berniat membuat lontong padahal saya juga hendak memesan lontong.
Tak sulit mencari kios yang mau menyediakan lontong masak, letaknya di bagian
depan pasar. Untuk lontong, harganya lebih mahal: Rp. 5.000 per buah. Seperti
pemilik kios sebelumnya, pemilik kios di sini juga mencatat nama, jenis
pesanan, dan uang muka yang saya bayarkan.
Untuk
ketupat, harganya tak sama di semua kios. Tergantung besarnya ukuran kulit
ketupat. Sementara untuk buras dan lontong, harganya sama.
Beberapa
kios menjual aneka bumbu olahan. Aneka bumbu segar, tanpa bahan pengawet
dicampur untuk masakan-masakan yang biasa dibuat menjelang lebaran seperti opor
ayam, kari ayam, coto Makassar, soto ayam, sambal goreng, dan topa' lada.
Pasar Baru |
Untuk
bumbu jadi, penjualnya sudah paham untuk takaran bahan masakan tertentu berapa
takaran bumbu yang harus dibeli. Misalnya untuk opor ayam, pembeli tinggal
menyebutkan hendak memasak satu atau dua ekor ayam misalnya, dengan cekatan
penjual menakar banyaknya bumbu yang dibutuhkan dan membungkusnya.
Amat
praktis. Bahan-bahan makanan jadi ini sangat worthed untuk mengganti kepayahan tenaga dalam memasaknya dan lamanya
waktu memasak. Ibu-ibu yang sibuk atau yang ingin punya “me time” lebih banyak jadi punya alternatif lain untuk tetap bisa
menyiapkan makanan khas lebaran dengan tidak terlalu menguras tenaga dan tidak memakan
waktu lama. Harga yang ditawarkan pun sebanding.
Ingin
mencobanya? Jika ingin mencobanya, pastikan Anda memesan dahulu sehari
sebelumnya karena bila Anda serta-merta datang langsung hendak membeli, mereka
tak akan melayaninya. Pada semua ketupat dan buras yang fresh itu sudah tercantum nama pemesannya J.
Makassar, 23 Oktober 2012
Share :
hadeuh aku paling wegah kalo disuruh masuk pasar
ReplyDeleteribet kudu nawar nawar
hehe
kalo saya juga lebih senang beli bbumbu yg instan mbak, maklumsaya nggak bisa ngulek bumbu ^^
ReplyDelete:) Smile, saya jarang bgd ke psar, tiap hari peganganya mouse. :D
ReplyDeletewahha, bumbu - bumbu gitu di pasar deket rumahku ada, tapi aku ga ngerti sih mbak, jarang ke pasar.. hee
ReplyDelete