Mom
blogger dengan dua anak ini membuat saya terpana kagum. Tulisan-tulisannya
menunjukkan betapa dirinya seorang pembelajar. Di blognya, saya lihat cukup
banyak materi parenting dan
pengembangan diri. Sebagian berasal dari oleh-oleh seminar. Keren, ya.
Blogger
Bandung yang dikaruniai dua putri ini memiliki nama lengkap yang manis: Lendy
Kurnia Reny. Namun nama bekennya di dunia blogging
adalah Lendy Agasshi. Setengah mati menahan diri untuk tidak bertanya, tentu
saja membuat rasa penasaran saya tidak hilang. Dengan rasa penasaran yang makin
membuncah akibat menelusuri blognya karena ingin menuliskan tentangnya,
akhirnya saya mengirimkan pesan pribadi padanya untuk bertanya, “Penasaran
dengan nama ‘Agasshi’, artinya apa?”
Lendy
pun menjawab, “Agasshi artinya ‘panggilan nona – dalam bahasa Korea, biasanya
dipakai untuk memanggil di kasta yang terhormat’.” Spontan saya ber-“Oooooooh” –
haha panjang amat jejeran huruf O-nya. Sampai-sampai yang ditanya jadi sungkan,
hehe.
Buru-buru
saya menjelaskan bahwa nick name yang
digunakannya itu membuat saya teringat dengan Andre Agassi, mantan pemain tenis
profesional no. 1 dunia dari Amerika Serikat. Petenis itu selalu tampil trendy, membuatnya tak hilang dari
ingatan masa kecil saya yang mengetahui dirinya dari televisi.
Kembali
ke nama “Agasshi” yang digunakan Lendy sejak tahun 2015. Kenapa ia menggunakan bahasa
Korea? Karena ibu ini one of “drama
Korean lovers”. Sampai-sampai di
blognya: http://www.lendyagasshi.com ada label khusus bernama Korean
Drama. Yang suka drama Korea, bisa tuh saling tukar cerita dengannya 😄
Ah ya,
kembali ke tulisan parenting. Salah satu
tulisan yang saya suka adalah Belajar
Mengenai : Konsep Diri. Tulisan itu membahas bagaimana sugesti pikiran melalui konsep diri
sangat penting.
Pendidikan karakter sebaiknya dimulai dengan pendidikan KONSEP DIRI, anak-anak bahkan orang tua bebas memilih jati diri, mau jadi apa, mau punya sifat seperti apa. | JATI DIRI ITU KITA PILIH, bukan terbentuk mengalir dalam kehidupan kita. | Untuk menjadi orang tua yang bisa menanamkan konsep diri yang kuat pada anak, maka konsep diri kedua orang tuanya dahulu yang harus dikuatkan. Tidak boleh sering-sering menggalau tidak jelas. Agar anak mendapat figur baik dan penguatan diri.
Ada juga
tulisan berjudul [Resume
RB-Cikutra] Pendidikan Seksualitas Anak Sejak Dini. Ini sekelumit kutipan dari tulisan
tersebut:
Dan banyak pertanyaan ajaib anak-anak usia balita yang ingin mereka ketahui jawabannya dari orang yang mereka percaya, yakni kedua orang tuanya. | Bagaimana yang terjadi bila orang tua bingung, atau menjawab dengan jawaban asal-asalan yang tidak bijak? | Anak akan mencari tau dari berbagai sumber. Karena anak-anak sekarang anak generasi X yang dihujani oleh kemudahan informasi. Dari mulai televisi, internet, bahkan dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Maka, untuk mencegah itu semua, hendaklah membekali diri menjadi orang tua yang dekat dengan anak.
Satu
tulisan lain yang saya sukai adalah NLP Talks : Menjadi Tuan Atas Diri Sendiri.
Tulisan ini mencerahkan sekali. Menjadi penambah wawasan sekaligus pengingat
bagi saya yang masih suka kelepasan 😟. Beruntung sekali rasanya sudah
berselancar di blog Lendy hari ini.
Kutipan
yang menarik dari tulisan tersebut adalah:
Jadilah orang-orang yang hidup di atas garis. | Apakah itu? | Orang yang hidup di atas garis biasanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Tidak sibuk mencari kambing hitam atas masalah yang dihadapi. | "Karena dia, hidup saya menjadi menderita" | Jadi hidup kita bergantung pada orang lain. Bukan pada diri kita sendiri. | Itulah salah satu contoh orang yang hidup di bawah garis.
Iih, betapa nelangsanya, ya jadi orang
yang “hidupnya di bawah garis”. Energinya habis untuk mengukur dirinya ke orang
lain. Pengetahuan ini penting bagi seorang ibu yang notabene akan menularkan
segala hal baik itu positif maupun negatif kepada anak-anaknya ((catatan untuk
saya pribadi ini)).
Oya,
ada juga sejumlah tulisan yang dibuatnya di blog http://lendyagasshi.wordpress.com
terkait tugas-tugas mengenai report
tentang aktivitas keluarga di IIP (Institut Ibu Profesional) – sebuah komunitas
belajar ibu-ibu, yang diinisiasi oleh Ibu Peni Septi Wulandari. Di blog itu
juga ada tulisan-tulisan menariknya saat mengikuti lomba maket yang mana
persiapannya dilakukan sekeluarga. Keluarga kecil itu membuat maket Taman
Labirin Bandung. Wow!
Well, kalau mau belajar parenting lebih daripada tulisan yang
sekadarnya ini, silakan cus ke blog
Lendy, yaah.
Makassar, 26 Maret 2017
Arisan
Link komunitas Blogger Perempuan, Grup 4
Share :
Aih..aku juga harus segera kepo iniiih...
ReplyDeleteYuk yuk yuk kita kepoin rame-rame hehe
DeleteAaah....mba Niar cepaat sekaliii...
ReplyDeleteFresh from the oven niih..
Dan bacanya bikin aku nahan-nahan ketawa.
Soalnya mba Niar nulisnya renyah banget.
*semoga bermanfaat yaa, mba.
Kisskiss buat mba Niar yang selalu menginspirasi para blogger di seluruh Nusantara.
Waktu setelah tanya2 dan postignya cepat ya Mbak Len? Tapi tetap saja molor dari jadwal seharusnya hehe. Maafkaaaan :))
DeleteSaya sering menunggu update report dari ilmu yang didapat mba Lendy. Hehe ilmunya sesuai dengan kebutuhan.
ReplyDeleteIyaa dan menulisnya pun asyik yah? :)
Deletehai mbak Niar apa kabar? maaf baru bisa bw lagi :)
ReplyDeleteHai Mbak Lidya. Apa kabar? Iya ya, sudah lama kita tidak bertegur sapa hehe
DeleteSalam kenal untuk Mbak Lendy :)
ReplyDeleteSalam kenal dari Mbak Chi tuh, Mbak Lendy :))
DeleteIkut kepoin blognya Mbak Lendy ah :D
ReplyDeleteYuk yuk yuk
DeleteTerima kasih untuk merekomendasikan blog yang bagus mba :)
ReplyDeleteSama-sama :)
Deleteaku paling suka kalau dapat ilmu baru dari blog temn-temen..
ReplyDeleteSamaaa Mbak Indah :)
Deletehidup di bawah garis, dengan tarikan ukuran dari hidup orang lain. Tambah berat hidup mereka yah
ReplyDeleteYup, Yanti. Kasihan orang2 seperti ini. Semoga kita tidak seperti itu.
DeleteDapet 1 pelajaran soal hidup diatas garis. Makasih ya kak, infonya. :D
ReplyDeleteSama-sama. Makasih juga sudah mampir ya :)
DeleteHidup di atas garis ah ndk mau di bawahnya :)
ReplyDelete