Perpustakaan Mini Babul Jannah

Adanya perpustakaan mini alias taman bacaan di dekat rumah, disambut baik oleh saya dan suami. Beberapa kali kami ke sana, sekadar membaca atau meminjam buku. Taman bacaan itu diselenggarakan oleh pak Haryadi, seorang pionir dan penggerak berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Melalui bendera yayasan Babul Jannah yang dimilikinya, ia banyak menyeenggarakan kegiatan bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Pak Haryadi yang juga seorang ustadz, diberikan oleh pak lurah yang lalu sekitar 200 eksemplar buku untuk menambah koleksi buku-bukunya (cerita tentang ini pernah saya tuliskan di sini). Kebanyakan berupa non fiksi, tentang aneka pengetahuan populer seperti cara menanam tanaman tertentu, perihal dan problema kesehatan (contohnya seperti pre menstruation syndrome), dan lain-lain. Sebelumnya pak Haryadi sudah memiliki koleksi aneka buku non fiksi, fiksi, dan buku anak.

Saya bersorak dalam hati melihat koleksi buku-buku tambahan itu. Berkah banget buat seorang blogger. Asyiknya, jarak rumah pak Haryadi yang dijadikan taman bacaan dekat sekali dari rumah kami, hanya sekitar 50-an meter.

Sebagian dari koleksi buku pak Haryadi
Beberapa buku yang sedang kami pinjam di taman bacaan Babul Jannah
Salah satu rak buku, di belakang anak-anak itu
Beberapa kali saya nyari bahan ngeblog di situ. Tempatnya sangat sederhana, gabung dengan ruangan yang dipakai untuk anak-anak pra sekolah/ TK di pagi hari. Kalau siang dipakai anak-anak yang belajar ngaji. Biasanya saya ke situ di pagi hari.

Tak ada kursi buat pembaca seperti di perpustakaan benaran. Ada cukup banyak kursi sebenarnya, tapi kursi-kursi kecil untuk santri-santri mungil pak Haryadi. Kalau datang pagi hari, saya merasa menjadi anomali karena sepertinya tidak ada selain saya dan suami yang keranjingan buku di situ. Beberapa kali, saya duduk membaca di antara ibu-ibu yang sedang menunggui anak-anak mereka sembari ngerumpi. Oya, ada satu orang lagi, pak imam kelurahan yang suka pinjam buku di situ. Tapi pak imam kalau datang, biasanya untuk meminjam buku-buku agama saja.

Pak Haryadi, lelaki berusia 60-an tahun yang juga mengajar murid-murid pra sekolahnya ini pada awalnya mencatat nama dan judul-judul buku yang hendak saya pinjam. Tapi sekarang tidak lagi. Kalau saya datang dan meraup dua sampai empat buku sekaligus dan meminta izin, “Saya pinjam ini ya, Puang”? Ia mengangguk saja dan membiarkan saya berlalu tanpa mencatat bawaan saya. Seperti itu pun kalau suami yang meminjam. Waaaah berarti kami ini “pelanggan tunggal” ya.

Bagi saya, taman bacaan ini amat istimewa karena terletak di lingkungan yang warganya strata menengah ke bawah, di lingkungan yang peminat bukunya teramat minim. Sayang sebenarnya buku-buku ini akhirnya nganggur. Kalau dulu di kantor lurah buku-buku yang dulunya bagian dari perpustakaan kelurahan itu nganggur, sekarang … setelah dibawa lebih dekat ke masyarakat ya sama saja. Susah ya. Tapi mau bagaimana lagi kalau minat baca masyarakat sekitar sini memang rendah?


Makassar, 27 Oktober 2013


Share :

29 Komentar di "Perpustakaan Mini Babul Jannah"

  1. Senangnya kalau ada pustaka atau taman bacaan dekat rumah ya mbak.... saya disini malah kekurangan bahan bacaan :(

    Semoga ada cara untuk meningkatkan minat baca ya mbak...mungkin dari murid-muridnya dulu.

    ReplyDelete
  2. Seandainya ada yg begitu di tempat saya mbak... bisa-bisa ntar kemping disana juga kali saya hehehe...

    ReplyDelete
  3. kak , tinggal di makassar kan?
    dibagian mana ini taman bacaanya? mw pinjam2 buku jugaa. jarang2 loh ada kak. sy sering nyari tp g dpt2.heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Rappocini .. lumayan loh ada novel2nya juga :)

      Delete
  4. Seneng ya mbak, ada perpust di dekat rumah. meski sederhana, tetapi sangat berguna. kuharap di sini ada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat berguna mbak .. apalagi buat saya hehe

      Delete
  5. kalau dekat aku bisa mondar-mandir baca disana ya mbak

    ReplyDelete
  6. heummm,seneng banget kalo ada perpus deket rumah.apalagi kalo ada anak2,maennya ke perpus ajalah g usah maen sepedaan,panas hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emak2 pinginnya sih begitu mbak tapi anaknya .... belum tentu hehehe

      Delete
  7. waaah... andai di dekat rumahku ada yg kayyak gini,,hmmm mondar mandir terus nih aku..
    iya mbak,,minat baca disini juga rendah. gimana ya cara menumbuhkan minat baca?

    ReplyDelete
    Replies
    1. MAin ke sini mbak :D
      Kalo saya, mulai dari anak2nya dulu. Dibuatan sudut baca semenarik mungkin. Yaaa daripada orangtuanya tidak peduli dengan buku, anak2nya dulu digaet ..

      Delete
  8. Wah, mulia sekali Pak Haryadi ini. Aku juga ada semacam 'perpustakaan mini', tapi yang meminjam baru sebatas saudara, tetangga dekat dan teman-teman jaman sekolah. Sekarang, murid-murid unyu sering main ke rumah kalo pas libur.

    Sebenarnya gak ada yang salah dengan minat baca, mungkin jenis bacaan/ kebutuhannya yang terkadang gak sesuai. Itu menurutku loh :))

    Soalnya beberapa kali di perpus sekolah dapet pinjaman buku dari perpusda, perpus sekolah malah dikasih buku berat macam hukum, poligami, dll. Ya, jelas murid-murid pada gak minat. Aku bilang gitu, ehhh...petugasnya sewot. Semenjak itu gak dikasih pinjaman lagi :D

    --> Makasih ya udah ikutan Library Giveaway! ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal perpus mini ini, genre bacaannya macam2 lho untuk semua umur pun ada Tapi ibu2 atau bapak2 yang berminat lihat2 saja ... sepertinya minimm sekali ... .

      Delete
  9. wah.. keren. smoga dg adanya perpustakaan itu lama2 minat baca masyarakt sekitar terangkat ^^
    salam

    ReplyDelete
  10. seandainya deket ya mba ..bisa tiap hari aku kesana hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa saingan kita ya ... :)
      Oya, saya tidak bisa komen di blognya :(

      Delete
  11. Replies
    1. Iya mbak ... bukan hanya mini, amat sederhana malah, tapi bermanfaat :)

      Delete
  12. asik juga ya tan.. ada perpustakaan ygn non formal gitu..
    tante mah udah dipercaya ato emang peminjam tunggal yaa jadi kalo hilang buku maka tersangkanya tante hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh iya juga ya ... hahaha ... ndaklah ... tempatnya begitu terbuka. Tiap hari anak2 main di sana. Jadi ada anak2 itu sbg tersangka juga

      Delete
  13. letaknya didaerah mana kak? sapa tau aja saya bisa kesana juga biar jadi pelanggan tetap :)

    ReplyDelete
  14. kapan-kapan aku mau ikutan juga jadi pelanggannya kalau saya datang ke makassar, boleh kan :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh mbak silakan ... biar kita bisa kopdar juga ya :)

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^