Ada Harapan untuk Laos


Anak Laos
Gambar dari:
www.terredessourires.org.
Bangsa dan negara Laos (Republik Demokrasi Rakyat Laos) baru merdeka pada tahun 1975. Laos merupakan negara terkecil di daratan Asia Tenggara yang diapit oleh lima negara tetangganya: Cina dan Kamboja di sebelah utara, Thailand di sebelah barat, Vietnam di sebelah timur, dan Myanmar.

Sebuah tim pernah mengadakan penelitian yang disponsori UNDP perwakilan Jakarta dan didukung oleh KBRI di Hanoi, Vientiane, dan Phnom Penh. Tim tersebut mengadakan studi banding, mempeajari kemiskinan di tiga negara anggota termuda ASEAN yaitu Vietnam, Laos, dan Kamboia, tanggal 16-26 April 1999.

Pada tahun 1999 itu, Indonesia sedang mengejar modernisasi bersama negara-negara lain. Sementara di Laos ketika itu, prasarana apapun di sana belumlah memadai. Vientiane sebagai ibukota Laos memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit (555.000 orang/tahun 1997). Setara dengan ibukota kabupaten di Papua atau Kalimantan dengan sebagian jalannya yang belum diaspal dan belum ada trotoarnya. Sudah ada sejumlah hotel internasional tempat tamu-tamu dan turis asing menginap, namun jumlah taksi masih amat terbatas dan belum menggunakan argo meter. Selain itur belum ada fasilitas perbelanjaan setingkat super market, dan kartu kredit belum digunakan di negara ini. Amat berbeda dengan Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia ketika itu.

Gambar dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Laos
Orang Laos hidup amat sederhana dan terkesan santai, seakan tak mengenal dan tak peduli dengan istilah globalisasi dan modernisasi seperti saudara-saudara tetangganya. Mengapa orang Laos nampak begitu santai tidak seperti orang Thailand, orang Vietnam, atau orang Cina yang agresif? Konon seperti itulah kepribadian bangsa Laos atau bangsa TAI yang sudah dikenal sejak zaman Budha Gautama pada abad 6 SM. Suatu suku bangsa yang mendiami lndo-Cina mencakup negara-negara yang kemudian disebut Birma, Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, dan Malaysia bagian utara. Baru pada tahun 1995 Laos resmi mempunyai satu universitas nasional dengan mahasiswanya kurang dari 10.000 orang. 1000 orang di antaranya di fakultas Pertanian.


Pertanian adalah pendukung perekonomian utama Laos, yaitu 41% dari pendapatan negara. Hasil utama pertanian adalah padi, kelapa, pisang, dan jagung. Laos juga memiliki hasil hutan cukup besar yang nilai komersialnya tinggi karena menjadi komoditi ekspor. Seperti kayu jati, damar, dan kayu keras lainnya. Bidang lain yang mendukung adalah pertambangan, dengan hasil utama tembaga, timah, bijih besi, batu bara, dan belerang. Namun demikian kegiatan pertambangan di Laos belum dilakukan secara maksimal. Laos juga telah mengembangkan kegiatan industri, terutama industri pengolahan hasil pertanian dan hasil-hasil hutan.

Laos tentunya paham, memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di antara negara-negara ASEAN bukanlah hal yang membanggakan. Maka mau tak mau, pembangunan adalah sebuah keharusan. Peran negara-negara ASEAN membantunya bangkit. Laos amat menyadari ini sehingga kurang lebih satu tahun sebelum bergabung dengan ASEAN, tepatnya pada tanggal 26 Juli 1996, Laos dan Indonesia menandatangani MoU (memorandum of understanding) mengenai kerjasama pariwisata. Kerjasama ini mencakup pertukaran data kepariwisataan dan informasi dan pelatihan.

Sungai Mekong. Gambar dari: http://soulbluezer.blogspot.com/
Potensi pariwisata Laos secara perlahan memang meningkat. Sejak tahun 90-an, angka kunjungan wisatawan ke Laos sedikit demi sedikit melonjak dengan pasti dari bilangan ratusan wisatawan menjadi angka satu juta dua ratus lebih pada tahun 2006. Pesona eksotisme Laos mulai dikenal dunia internasional. Kemajuan dan keterbukaan era informasi memungkinkan hal ini menjadi lebih mudah. Beberapa catatan perjalanan para wisatawan bisa diperoleh di internet, dalam blog-blog mereka dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia, bisa menjadi arahan bagi siapa pun yang tertarik dengan Luang Prabang, kota kecil yang memiliki wisata air cantik Kuang Si.

Ada pula informasi mengenai sungai Mekong dengan fenomena ikan raksasa dan catfish Mekong sampai bola naga api. Atau Pak Ou Caves yang ada di Ban Pak-Ou yang di dalamnya terdapat ratusan patung Budha. Selain itu di Bak Pak-Ou terdapat objek wisata Tham Ting yang juga berupa gua bawah tanah.

Siapapun kini juga bisa mengeksplorasi informasi tentang The Savannakhet Dinosaur Museum, cagar alam yang merupakan situs purbakala  yang menyimpan fosil-fosil makhluk purba. Atau Van Phou Temple yang telah ditetapkan sebagai  world herritage oleh UNESCO. Van Phou Temple ini berada di propinsi Champassak  dan mengandung nilai sejarah yang tinggi serta simbol sejarah peradaban yang ada di Laos. Arsitekturnya mengagumkan dengan karya-karya seni di dalamnya sebagai simbol komitmen dan keyakinan agama yang kuat. Di sekitar tempat ini terdapat hamparan pegunungan indah yang mengelilinginya.

Pak Ou. Gambar dari: http://soulbluezer.blogspot.com/


Integrasi negara-negara ASEAN pada Komunitas ASEAN 2015 secara otomatis akan membuat semua anggotanya bergerak, mengikuti cetak biru dari ketiga pilar pendukungnya (komunitas keamanan, ekonomi, dan sosial budaya). Dalam komunitas yang disepakati akan terealisasi pada 31 Desember 2015 ini segala aspek kehidupan seluruh rakyat ASEAN yang kini berjumlah 600 juta jiwa akan terkoneksi. Semua saling terhubung baik dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, hukum, keamanan, dan sosial budaya hingga keterkaitan secara fisik dan infrastruktur.

Arus barang, jasa, dan orang akan  semakin leluasa sehingga hal itu adalah bagian dari tantangan sekaligus kesempatan ke depan bagi masyarakat ASEAN. Laos harus berusaha mengambil peran sebab jika tidak, pasar dalam negerinya akan dikuasai oleh saudara-saudara seASEAN-nya.

Masih banyak investasi diplomatik yang harus dikembangkan selain pariwisata agar Laos tak tertinggal jauh dari negara-negara lain. Langkah investasi diplomatik yang diambil harus memiliki tujuan agar Laos dapat:
  • Berdaya saing tinggi sehingga bisa eksis di negaranya sendiri
  • Berdaya saing tinggi sehingga bisa melakukan ekspansi ke negara-negara ASEAN lainnya


Maka oleh sebab itu, Laos perlu gencar melakukan investasi diplomatik dalam hal:
  • Pembangunan infrastruktur jalan/transportasi. Transportasi tentunya memudahkan arus barang dan jasa, di dalam negeri maupun antara Laos dengan negara-negara lain. Ini penting sekali mengingat Laos tak punya pilihan lain karena wilayahnya tak berbatasan dengan lautan.
  • Pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Telekomunikasi adalah pendukung penting dalam berbagai bidang agar segala sesuatunya menjadi lebih efektif, efisien, dan akurat.
  • Peningkatan produksi pertambangan perlu dilakukan mengingat potensi pertambangan Laos belum dikelola secara maksimal.
  • Pelatihan tenaga terampil dalam berbagai bidang, terutama bidang pertanian mengingat hasil utamanya ada dalam sektor pertanian dan kehutanan
Van Pho. Gambar dari: http://soulbluezer.blogspot.com/

Pastinya, selalu ada harapan untuk Laos.

Makassar, 31 Agustus 2013

Referensi:
  • CETAK BIRU KOMUNITAS EKONOMI ASEAN (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY BLUEPRINT), Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri RI 2009 (dalam bentuk file PDF)
  • Kemiskinan di Vietnam, Laos, dan Kamboja  dalam bentuk file PDF (http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/11455-%5B_Konten_%5D-Konten%203493.pdf)
  • http://dearefikanita96.blogspot.com/2013/01/negara-laos_23.html
  • http://www.budpar.go.id/userfiles/file/laos_c.pdf
  • http://rahamimelohimdaniel.blogspot.com/2011/05/tingkat-kemiskinan-indonesia-laos.html
  • http://www.mytravelnotes.web.id/2010/06/21/jatuh-cinta-pada-luang-prabang/
  • http://soulbluezer.blogspot.com/2012/05/tempat-wisata-laos.html
  • http://mugniarm.blogspot.com/2013/08/blogger-asean-bisa-menggerakkan.html





Share :

6 Komentar di "Ada Harapan untuk Laos"

  1. Replies
    1. Waduh ... masih banyak yang tidak dimuat di tulisan ini koq mbak :)

      Delete
  2. Ada poin plus juga buat Laos yakni bisa menjadi gerbang keluar masuknya arus wisatawan dari ASEAN ke Cina ( melalui Provinsi Sichuan) via daratan. Kebanyakan traveler amat tertarik dengan Tibet nah kalau dari Laos ke Tibet kan sudah dekat.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^