Ketika Iman Membara di Dalam Dada

Judul: Saling Menebar Salam (seri 30 Kisah Sahabat Nabi)
Penulis: Tethy Ezokanzo
Penerbit: Erlangga for Kids
ISBN: 978-979-075-802-5
Tahun terbit: 2009
Ketebalan: 154 halaman
Ukuran: 14 cm x 19 cm

Adakah di zaman ini gubernur yang tidak mempunyai pembantu sehingga ia sendiri yang harus menyiapkan bahan makanan untuk keluarganya dan mencuci pakaiannya sendiri?

Hm, sepertinya tak ada ya?

Tetapi dulu ada. Kisahnya bisa dibaca di dalam buku seri 30 Kisah Sahabat Nabi berjudul Saling Menebar Salam ini. Zaman kepemimpinan Umar bin Khattab, ada seorang gubernurnya yang bernama Said bin Amir, tak mempedulikan keadaan duniawinya (halaman 15).



Suatu ketika penduduk Himsh yang dipimpinnya mengadukannya kepada Umar karena ia baru keluar menemui rakyatnya setelah siang, dia tak mau menemui seseorang pun di malam hari, ada satu hari dalam satu bulan dikhususkannya tidak keluar rumah, dan beberapa hari itu ia terlihat lesu, seperti orang yang hendak meninggal dunia.

Ketika Umar menanyakan alasannya, ia menjawab bahwa setiap hari ia sendiri yang menggiling adonan roti hingga lumat lalu membuat roti, tiap malam ia beribadah, setiap sehari dalam sebulan ia mencuci sendiri pakaian karena tidak mempunyai pakaian pengganti makanya dalam sehari itu ia tidak mau menemui seorang pun, dan kematian begitu membayanginya sementara ia takut dosanya tak diampuni Allah (makanya ia terlihat lesu seperti orang yang hendak meninggal dunia).

Umar lega mendengar jawaban Said lalu memberikan uang 1000 dinar untuk menunjang tugas-tugasnya. Tetapi oleh Said, semua uangnya malah disedekahkan kepada orang yang lebih membutuhkan.

Masya Allah, sungguh teladan pemimpin yang inspiratif. Dua puluh sembilan kisah lainnya pun begitu memukau. Ada kisah Muadz bin Amru yang berdakwah kepada ayahnya dengan jalan mengakalinya (halaman 49). Muadz berulang kali membuang patung sesembahan ayahnya ke dalam toilet sehingga membuat ayahnya sadar bahwa patung tak dapat menolong dirinya sendiri untuk keluar dari toilet dan tak bisa membersihkan dirinya sendiri dari kotoran.

Ada pula kisah Hatib yang pernah berkhianat pada Rasulullah (halaman 69). Hatib yang termasuk pejuang pada perang Badar. Saat itu ia khawatir dengan keselamatan keluarganya di Kota Mekkah karena Rasulullah sedang merencanakan penaklukan Kota Mekkah. Hatib membocorkan rencana itu dengan cara mengirim surat kepada pembesar Quraisy melalui seorang kurir perempuan.

Pengkhianatan Hatib terbongkar sebelum surat itu sampai ke tangan pembesar Quraisy dan menyebabkan kemarahan umat Islam. Tetapi Rasulullah memaafkan Hatib yang telah mengakui kesalahannya. Hatib mengatakan ia melakukannya hanya karena mengkhawatirkan keselamatan sanak saudaranya, bukannya karena murtad atau rela kepada kekafiran. Karena peristiwa ini, turunlah ayat 1 surah al-Mumtahanah.

Ketika pelayan Hatib berkata, “Wahai Rasulullah, kelak sungguh Hatib akan masuk neraka.” Rasulullah menanggapinya demikian, “Tidak, karena ia ikut berperang pada peristiwa Badar dan juga ikut dalam Perjanjian Hudaibiyah.”

Hatib amat menyesal dan senantiasa memohon ampunan Allah hingga meninggal dunia. Walaupun ia pernah berkhianat, Rasulullah telah memaafkannya. Kisah ini menunjukkan betapa mulianya ajaran Islam.

Selain ketiga sahabat tersebut ada pula kisah Abubakar ra., Sohaib, Saad bin Muadz, Abu Hurairah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan lain-lain. Kesemua tampil dalam kisah keimanan yang sangat memukau. Sungguh tepat menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua, bukan hanya bagi anak-anak.

Walaupun buku ini merupakan buku anak-anak, orang dewasa pun layak membacanya dan mengambil hikmah di dalamnya. Ketigapuluh kisah di dalam buku ini dituturkan dengan sederhana dan pendek-pendek dengan banyak ilustrasi berwarna, memudahkan bagi siapa pun untuk mencerna manfaat yang terdapat di dalamnya. Mudah-mudahan buku ini dicetak ulang.

Makassar, 23 Oktober 2014



Tulisan ini diikutkan Indiva Readers Challenge (IRC)


Share :

8 Komentar di "Ketika Iman Membara di Dalam Dada"

  1. Kalo dijaman sekarang ini sepertinya gak ada mbak...
    Bukunya sangat menarik banget jadi kepengen punya nie, cocok banget buat dijadikan referensi supaya bisa mencontoh ketauladanan dari pemimpin yang dikisahkan dalam buku tersebut...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Horeee....saya dapet pertamax... :D
      Hapunten nya sodara-sodara, kaum muslimin dan muslimat, para hadirin dan para hadirot, yang lagi pada melotot...pertamaxnya udah saya gondol duluan nie:D

      Delete
    2. Sorry ye Pak Ibu Om tante Mba Semuanya
      Saya Gagal PERTAMAX (Lagi)

      Huh

      Delete
    3. Wkwkwkwkwk .... ada2 saja :)

      Delete
  2. Jaman sekarang mah rasanya udah nggak ada Mak.. Saya juga suka baca buku kisah sahabat seperti ini. Biasanya setiap pulang ke rumah, ikut baca-baca buku adek. Kita doakan semoga pemimpin kita ada yang meneladani kisah teladan Nabi dan Rasul, sahabat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ... orang maunya jadi pemimpin saat ini banyak yang karena duitnya mengalir kayak air ya :D

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^