Anggaran Kesehatan Cerdas yang Pas untuk Semua di Sulawesi Utara

 Tulisan ini merupakan tulisan ke-13, catatan saya selama mengikuti Festival Forum KTI tanggal 17 – 18 November lalu. Silakan baca tulisan-tulisan saya yang lainnya: Graphic Recorder, Profesi Kreatif Keren Abad Ini, KTI, Masa Depan Indonesia, Pengelolaan Air dan Penanggulangan Bencana di Kaki RinjaniInspirasi dari Timur: Rumah Tunggu Penyelamat dan Wisata EksotisInspirasi dari Penjaga Laut Tomia, Gerakan Gebrak Malaria dan Pejuang Legislasi Malaria dari Halmahera Selatan, Tendangan Kemanusiaan Andy F. Noya, Para Pahlawan yang Bekerja dalam Sunyi, Sekolah Kapal Kalabia Membentuk Agen Perubahan di Raja Ampat, dan Inspirasi dari Polisi-Polisi Plus, dan Pejuang-Pejuang Kesejahteraan yang Tak Kenal Lelah.

Sebagai seorang ibu yang sudah merasakan proses melahirkan sebanyak 3 kali, saya merasa beruntung selama ini proses melahirkan saya tertangani dengan cepat dan baik. Tempat melahirkan yang memiliki tenaga medis yang terlatih, juga peralatan yang lengkap sangat menolong ketika pada persalinan si sulung ketahuan kalau si bayi tercekik lilitan tali pusar sebanyak 3 kali dan saat melahirkan si bungsu tiba-tiba terjadi perdarahan dalam di dinding vagina.


Video Anggaran Cerdas di Sulawesi Utara
By BaKTI

Hal ini membuat saya bertanya-tanya, bagaimana halnya dengan para ibu yang berada di daerah-daerah terpencil yang akses kesehatannya sangat minim? Mereka tentunya terpaksa harus mati-matian bertaruh nyawa!

Nah, pada Festival Forum KTI VII yang diselenggarakan BaKTI baru-baru ini, saya menyaksikan pemaparan dua praktik cerdas yang bisa menolong para ibu yang berada di daerah terpencil. Yang satu sudah saya tuliskan di Inspirasi dari Timur: Rumah Tunggu Penyelamat dan Wisata Eksotis. Yang satunya, baru akan saya ceritakan di tulisan ini.

Noldy Tuerah

Adalah Pak Noldy Tuerah, Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Sulawesi Utara periode 2010-2013, sang inisiator anggaran cerdas di Sulawesi Utara tampil dengan sangat inspiratif. Ia mengisahkan bagaimana anggaran kesehatan di Sulawesi Utara saat ini disusun dengan pas, sesuai kebutuhan semua ibu di wilayah-wilayah berbeda. Mereka yang tinggal jauh dari Manado, ibukota provinsi mendapatkan anggaran kesehatan yang pantas. Sama pantasnya dengan mereka yang tinggal di dekat-dekat Kota Manado.

Noldy Tuerah
Pak Noldy dan timnya telah berhasil menghitung unit cost untuk setiap ibu hamil hingga melahirkan, meliputi 132 component cost untuk ibu dan anak, yaitu  biaya ibu hamil dalam satu tahun hingga kunjungan puskesmas 4 kali. Perhitungan juga memasukkan masa nifas ibu melahirkan selama 40 hari. Untuk setiap orang dihitung kebutuhan selama sembilan bulan – atau sejak diketahui hari pertama kehamilan – ditambah 40 hari pasca melahirkan. Tahapan ini dibagi 4, yaitu masa hamil,  masa persalinan, kondisi komplikasi misalnya pendarahan dan atau operasi, dan masa nifas.

“Kalau dulu, perhitungan hanya plus-minus lima belas persen. Saya bilang ‘Tidak bisa seperti itu. Harus riil!’. Misalnya biaya suntikan berapa seharusnya. Mesti cari distributor yang ada di Manado dan kasih harga yang benar!” tegas Pak Noldy.

Komponen biaya mencakup alat kesehatan, jasa tenaga kesehatan, dan bahan dan farmasi (obat-obatan). Selain itu dihitung pula komponen aksesibilitas, yaitu: keterjangkauan lokasi, kondisi (karakteristik geografis, ketersediaan sarana dan prasarana, dan topografi), transportasi yang tersedia beserta kontinuitasnya, dan jarak.

Kini, masih sementara diupayakan agar Perda Kesehatan bisa mengakomodir anggaran kesehatan cerdas. Pergub yang berlaku hingga tahun 2015 saja tak cukup dasar hukumnya agar anggaran ini bisa berkesinambungan terlaksana.

Dokter Hendra Toreh

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara ini dengan bersemangat menceritakan tentang dukungan anggaran kesehatan cerdas untuk ibu, bayi, dan anak di daerahnya. Oya, Kabupaten Sitaro merupakan kabupaten yang letaknya terjauh dari ibukota provinsi. Jadi, kalau di wilayah ini anggaran cerdas sudah terimplementasikan dengan baik, berarti di daerah-daerah lain pun demikian (seharusnya).

Hendra Toreh
Menurutnya dokter Hendra, kini konsep keuangan membaik, tidak lebih dan tidak kurang. Pendampingan intensif bisa diberikan kepada ibu hamil hingga melahirkan. Dokter Hendra juga menyebutkan pencapaian-pencapaian lain, seperti:
  • Pelayanan kesehatan ditingkatkan. Setiap tenaga kesehatan jadi lebih dekat secara emosional kepada ibu hamil sehingga perasaan ibu menjadi nyaman.
  • Terlaksananya kemitraan terpadu antara dukun dan bidan.
  • Dokter spesialis didatangkan ke posyandu/puskesmas secara berkala.
  • Mendapatkan bantuan USG portable di puskesmas-puskesmas sehingga kesehatan ibu hamil bisa dipantau dengan baik.
  • Membantu warga mengurus BPJS.
  • Memperkuat kader Desa Siaga.
  • Menggiatkan program PTM (Penyakit Tidak Menular), seperti asam urat, darah tinggi, gula, dan kanker.
  • Mengadakan tes IFA, untuk deteksi dini kanker leher rahim.
  • Menggiatkan Perhimpunan Tenaga Kesehatan Peduli Pesisir.


***

Salut kepada Pak Noldy, Dokter Hendra dan orang-orang yang peduli pada penerapan anggaran kesehatan cerdas di Sulawesi Utara. Semoga saja anggaran cerdas yang baru pertama kali ini ada di Indonesia ini segera mendapatkan tempat di Perda Sulawesi Utara dan segera ditiru oleh provinsi-provinsi lainnya demi masa depan yang lebih baik.

Makassar, 4 Desember 2015

Referensi tambahan:
  • Booklet Mereplikasi Praktik Cerdas (BaKTI)
  • http://praktikcerdas.bakti.or.id/project/anggaran-cerdas-di-sulawesi-utara/


Simak juga tulisan-tulisan sebelumnya:
  1. Graphic Recorder, Profesi Kreatif Keren Abad Ini
  2. KTI, Masa Depan Indonesia
  3. Pengelolaan Air dan Penanggulangan Bencana di Kaki Rinjani.
  4. Inspirasi dari Timur: Rumah Tunggu Penyelamat dan Wisata Eksotis
  5. Inspirasi dari Penjaga Laut Tomia
  6. Gerakan Gebrak Malaria dan Pejuang Legislasi Malaria dari Halmahera Selatan.
  7. Petani Salassae Mewujudkan Kedaulatan Pangan
  8. Tendangan Kemanusiaan Andy F. Noya
  9. Para Pahlawan yang Bekerja dalam Sunyi
  10. Sekolah Kapal Kalabia Membentuk Agen Perubahan di Raja Ampat
  11. Inspirasi dari Polisi-Polisi Plus
  12. Pejuang-Pejuang Kesejahteraan yang Tak Kenal Lelah


Share :

20 Komentar di "Anggaran Kesehatan Cerdas yang Pas untuk Semua di Sulawesi Utara"

  1. Semoga Jatim ikutan anggaran cerdasnya karena pasti sangat membantu masyarakat. Aamiin. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebagai orang asli Jatim, saya ikut meng-amiinkan doanya Mbak Anisa juga. Meskipun saat ini sudah pindah domisil di Yogya, asli JAtim teuteup

      Delete
  2. Iya Mbak... kadang saya juga kepikiran, bagaimana nasib perempuan-perempuan yang tinggal di tempat yang sulit dijangkau tenaga medis. Pantas saja angka kematian ibu dan bayi di daerah2 terpencil sangat tinggi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar Mbak. Mulanya angka kematian ibu dan bayi di daerah terpencil tinggi, karena maalah sullitnya akses pelayanan kesehatan yang layak.

      Delete
  3. Iya kebayang kalo Ibu Hamil tinggal di puncak gunung, pas lahiran jauh dari fasilitas medis, Kayanya gimanaaa gitu.
    Kita memang perlu orang2 inspiration seperti mereka Dan juga seperti mak niar yang mempublikasi berita baik seperti ini.
    Well done. Miro pasti bangga padamu *apa sih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huahahaha ... memangnya ngefek ke Miro atau Helion, Mak?
      Mak Ratu ada2 saja :D

      Delete
  4. Semoga target MDG's dapat dicapai ya mbak, menurunkan angka kematian ibu dan bayi

    ReplyDelete
  5. salut sama pak noldy, dokter hendra, dll... smoga segera diakomodasi dgn perda yah, dan smoga daerah lain jg bisa begitu...

    ReplyDelete
  6. Seneng bacanya. Kesehatan memang penting banget. Apalagi kalau untuk seorang ibu, melahirkan lagi.

    ReplyDelete
  7. Component costnya banyak ya bun. Kalo di sini orang hamil pakai jaminan kesehatan tu kadang ke posyandu untuk diperiksa dan dapat vitamin. Semoga yang di pelosok jg dapat fasilitas yang memadai ya.

    ReplyDelete
  8. Waktu si sulung dulu lahir dengan terlilit usus dan dokter cepet2 menyarankan divakum, saya juga kepikiran gimana dengan nasib ibu hamil yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan.

    Semoga banyak yang mengikuti cara kepala Bappeda pak Noldy ini ya, mesti tetap perda/pergub harus dibetulkan juga sih.

    ReplyDelete
  9. Lihat ibu2 di RS pas jagain si kembar kmarin saya jd ngeri. Gak bs bayangin klo mreka di tpt yg jauh dr tpt medis

    ReplyDelete
  10. Penerapan yang cerdas dan berbasis kebutuhan seperti ini pasti akan membuat semuanya menjadi efektif dan efisien ya mba.. Great job, doc!

    ReplyDelete
  11. Penerapan yg luar biasa efektif😊😊 saya perlu belajar banyak lg tentang pemerintahan😊😊

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^