Ikan Bakar ... Ikan Bakar

Orang Sulawesi Selatan gemar sekali makan ikan. Menu ikan bakar, biasanya mesti ada dalam makanan sehari-harinya. Entah itu disajikan sekali seminggu atau malah beberapa kali dalam seminggu.

Saya sendiri, saat ini lebih suka makan ikan bakar ketimbang ikan yang digoreng. Apa saja jenis ikannya. Yang paling sering itu ikan bolu (bandeng). Bakar sendiri oke, beli yang jadi juga oke. Kalau bakar sendiri, saya tidak pakai arang. Sebelumnya saya merendam ikan pada campuran air asam dan garam selama kira-kira 5 menitan. Lalu saya membakarnya pakai alat masak modern. Bisa pakai wajan teflon yang ada tutup kacanya atau Happy Call.

Dengan mengoles-olesinya berulang kali dengan campuran kecap, minyak goreng atau margarin, dan garam dan sesekali membolak-balik ikan atau Happy Call-nya yang dibolak-balik, ikan bakar yang dihasilkan rasanya enak juga.



Empunya warung sedang meladeni pembeli
Tapi kalau dibakar pakai arang, rasanya memang berbeda. Lebih khas. Kalau ingin rasa ikan bakar yang khas, saya tahu tempat jual ikan bakar yang murah habis. Seekor ikan yang kalau di restoran-restoran atau warung-warung kaki lima dijual seharga Rp. 40.000 – Rp. 50.000, di warung ini hanya dijual seharga Rp. 20.000 – Rp. 25.000. Tak heran kalau dagangannya cepat habis.

Namanya Warung Pangkep Pa’Baeng-Baeng. Letaknya di Jalan Sultan Alauddin,  tidak begitu jauh dari Pasar Pa’Baeng-Baeng. Kalau dari arah Jalan Veteran, lewati sedikit saja Pasar Pa’Baeng-Baeng. Setelah pertigaan sebelah kiri (yang ada masjid) ... nah ... di situ ada jejeran warung-warung yang terbuat dari tripleks, lihat saja di mana ada papan bertuliskan “Warung Pangkep Pa’Baeng-Baeng”. Letaknya persis di samping penjual pisang.

Berbagai jenis ikan dibakar setiap harinya di sana. Ada katamba, nila, kerapu, dan lain-lain. Yang selalu ada jenis ikan bolu. Ukurannya mulai dari yang sedang sampai besar. Harganya di kisaran Rp. 10.000 – Rp. 30.000.

Selain mendapatkan ikan bakar, secara otomatis pembeli mendapatkan pula sop sodara semangkuk plus daun kemangi, jeruk nipis, sambal kacang, sambal tumis, dan kecap. Lumayan.

Penjual pisang
Ada berbagai jenis ikan tapi bolu (bandeng) selalu ada
Cuma, bagi sebagian orang rasa ikan bakar ini amat standar. Biasa-biasa saja. Kalau tidak puas, bisa membakar kembali ikannya di rumah sepulang dari sana dan membuat sambal sendiri. Lumayan lho ketimbang ke pasar mencari ikan berukuran besar, membersihkannya, lalu membakarnya.

Buat saya, kalau sedang mencari rasa yang lebih enak, tinggal bikin sambal sendiri saja. Sambal dabu-dabu misalnya, dibuat sendiri bisa membuat kita menikmati ikan bakar yang dibeli dengan nikmat.

Alternatif saja sih. Mungkin tidak semua orang cocok dengan usulan saya ini J. Tapi kalau ada yang mau mencoba, silakan. Membeli ikan bakar di sana cukup membantu kita mendapatkan me time lebih banyak sekaligus mendapatkan ikan bakar yang sudah jadi dengan harga murah.

Makassar, 31 Maret 2015



Share :

23 Komentar di "Ikan Bakar ... Ikan Bakar"

  1. Orang jawa jarang makan ikan laut, setelah merantau terutama ke kaltim barulah sering dan suka makan ikan laut bakar

    ReplyDelete
  2. Murah sih segitu ya mak ada plus-plusnya lagi...kalo lapar semuanya nikmaat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Plus tidak capek Mak .. itu yang penting ... hihihi

      Delete
  3. saya suka ikan bakar, pake bumbu kecap, sedaap.... :)

    ReplyDelete
  4. aku bisa makan banyak mbak kalau lauknya ikan bakar

    ReplyDelete
  5. Saya suka saya suka saya suka mintalah barang seekor sahaja ikan bakar mak...

    ReplyDelete
  6. Pakai ambal colo-colo..hmmm..ndak pernah bosan kalau ikan bakar pakai pakai sambal colo-colo..

    Salam Kenal dari Kendari^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau dong coba sambal colo2 ...... bagaimana buatnya?

      Delete
  7. Ikan bakar makanan favorit saya Jeng. Enak tenan je.
    Kami juga suka bakar ikan sendiri di rumah, kadang pas kopdar dengan teman2.
    Terima kasih sajiannya, bauya haruuuum dan gurih. Pasti nikmat banget ya.
    Salam hagat dari Surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaaah mudah2an kapan2 ada rezeki ke Surabaya .. pengen mencicipi ikan bakarnya Budhe, Pakdhe .... pasti enaak :))

      Delete
  8. aku juga suka ikan tante.. tapi semenjak hamil ini, kok jadi pilih2 banget ya. termasuk ikan, ga semuanya bisa aku makan lagi. huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah lhoooo ... Syifa ngidam deh keknyaa :))

      Delete
  9. Orang Aceh juga suka banget makan ikan bakar, Niar. Tuh kan, membaca critamu dan melihat foto2nya, jadi ngiler dan pengen nih. *Mendadak laper*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti kalo ke Aceh (kalau ada rezeki maksudnya) ... saya bisa puas hunting ikan bakar ya Kak Al ^_^

      Delete
  10. waaah jadi kangen ke Makasar lagii.... kangen Ikang Bakarnya.
    Di sana namanya jadi Ikang kan ya mak Niar???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahaha ... kalau yang berbicara dengan dialek bahasa daerah .. iya, Mak Ophi, jadi "ikang". Tapi kalau sehari2nya pake Bahasa Indonesia, tidak juga menyebutkan seperti itu, tetap "ikan" saja :)

      Delete
  11. udah lama nih gak makan ikan bakar.. kalau makannya di pantai sambil minum kelapa muda pasti seger tuh mantap

    ReplyDelete
  12. Waahh... bikin air liur netes kemana-mana... hahaha :D

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^