Bonebone, Daerah Dingin yang Berhasil Menjadi Kawasan Tanpa Rokok

Saya masih menyimpan sebuah tabloid yang di dalamnya memuat profil sebuah desa yang merupakan KTR (kawasan tanpa rokok). Desa ini bernama Bonebone, terletak sekitar 50 kilometer di sebelah timur kota Enrekang, kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Dalam artikel berjudul Impossible Mission: Enrekang Menuju Kawasan Tanpa Rokok itu diceritakan awal mulanya kepala desa Bonebone, Muhammad Idris (47 tahun) menerapkan desanya menjadi teladan KTR.

Ide KTR pertama kali terlontar dalam Rembug Desa pada tahun 2001. Awalnya ada beberapa pemuda yang menolak namun setelah diadakan dialog mengenai akibat merokok, saat ketuk palu seratus persen yang hadir sepakat. Para perokok bersedia menaati kesepakatan, bahkan sang kepala desa yang merokok sejak usia SD berhenti merokok sejak Rembug Desa itu.

Sumber:  http://panoramamassenrempulu.blogspot.com

Orang dari luar desa tak boleh mengepulkan asap rokok di desa yang terletak pada ketinggian 1300 – 1500 meter di atas permukaan laut itu. Jika ingin merokok, tamu dipersilakan ke luar perbatasan desa. Warganya sendiri pun tentu saja tak boleh menjual rokok.

Desa yang dipimpin oleh sarjana fakultas Ushuluddin IAIN Makassar ini memiliki beberapa keunikan lain. Pada tahun 2005 ketika virus flu burung mengguncang dunia, desa Bonebone menolak masuknya ayam ras beserta telurnya ke dalam desa. Oleh karena itu, ayam kampung atau ayam lokal berkembang baik dan warga pun terjaga kesehatannya.

Desa yang luasnya 20 kilometer persegi ini memang unik. Selain hal-hal di atas, setiap pasangan yang hendak menikah harus bisa mengaji dan menanam minimal 5 batang pohon untuk pelestarian alam dan lingkungan hidup. Pada Kontes Aroma Kopi Nasional di Jember pada tahun 2008, Bonebone keluar sebagai juara 1. Daerah ini memang merupakan penghasil salah satu jenis kopi terbaik di dunia: kopi Arabika Tipika (kopi Kalosi).

Jika pada tahun 90-an di desa ini anak usia sekolah dasar merokok merupakan pemandangan yang biasa, sekarang tidak demikian lagi. Kini bahkan tiga desa lain mengikuti jejak Bonebone menjadi KTR dengan dukungan bupati Enrekang. Bupati Enrekang, La Tinro Latunrung berhenti merokok sejak menengok desa Bonebone. Ia mengadopsi larangan merokok di kantornya melalui peraturan yang ditandatanganinya Desember lalu.

 Sumber video: http://www.youtube.com/watch?v=wTG2P0TCvik

Ada peristiwa yang terjadi pada awal Juli 2012 lalu. Beberapa pejabat kabupaten yang memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjauhi rokok di desa Bonebone justru meninggalkan puntung-puntung rokok bekas isap di kolong sebuah rumah.

Bupati langsung merespon pemberitahuan kepala desa dengan memanggil para pejabat itu. Tiga orang di antara mereka mengaku telah merokok dengan alasan tak kuat menahan dingin. La Tinro menyuruh mereka kembali ke desa Bonebone untuk meminta maaf dan menjalani sanksi: 2 hari kerja sosial atau membayar denda sebanyak Rp. 100.000.

Para pejabat ini memilih membayar denda. Karena mereka pejabat, bupati menetapkan mereka harus membayar denda minimal sebesar Rp. 500.000. Idris pun menerima uang sebesar Rp. 1.500.000 dan jalan beton sepanjang 30 meter dari seorang kepala dinas dan permintaan maaf mereka di hadapan warga desa Bonebone.

Jika dulu banyak orangtua yang tak bisa menyekolahkan anaknya karena alasan tak punya uang, berkat larangan merokok ini mereka jadi bisa membiayai sekolah anak mereka. Aktivitas masyarakat bekerja menjadi sangat giat dan perekonomian desa pun meningkat drastis. Warga sangat menghormati kepala desa yang mengancam mundur dari jabatannya jika ada satu saja warganya yang merokok.

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang telah dicanangkan pemerintah dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 Tahun 2012 atau dikenal dengan PP Tembakau akan segera diberlakukan secara nasional. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Rabu (23/1/2013), menyatakan akan meminta pemerintah daerah untuk segera menetapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di wilayahnya masing-masing melalui Peraturan Daerah.

Nah, adakah kepala desa yang mau mengikuti jejak Muhammad Idris, kepala desa Bonebone – desa teladan tingkat nasional 2012 ini?

Makassar, 14 Maret 2013

Sumber: facebook BaKTI

Referensi:
  • Artikel “Impossible Mission: Enrekang Menuju Kawasan Tanpa Rokok”, tabloid Demos nomor 399 thn XII/Juni 2010
  • Artikel “Bebas Rokok di Bone-Bone”, majalah Tempo, 16 Desember 2012
  • “Bone-Bone, Desa Pertama di Dunia yang Mengharamkan Rokok”, http://www.kabarkami.com/bone-bone-enrekang-desa-pertama-didunia-yang-mengharamkan-rokok.html
  • Mulai 2013, Kawasan Tanpa Rokok Diwajibkan”,  http://health.kompas.com/read/2013/01/23/18582577/Mulai.2013.Kawasan.Tanpa.Rokok.Diwajibkan
  • Kopi Enrekang, Lebih Mahal Dari Kopi Luwak, http://www.kabarkami.com/kopi-enrekang-lebih-mahal-dari-kopi-luwak.html


Silakan disimak juga:



Share :

38 Komentar di "Bonebone, Daerah Dingin yang Berhasil Menjadi Kawasan Tanpa Rokok"

  1. masyallah... brafo!! enrekang...!!!
    semoga di tempat lain menikuti jejaknya... AMIEN

    ReplyDelete
  2. wah, ada juga yang kek gini ya mbak, desanya berada di daerah pegunungan ya, kok tinggi sekali.

    Kalo di fikir2 sih kalo ini di terapkan di daerah rendah dan dengan penduduk yang banyak akan menuai protes mbak... tap apakah di daerah rendah juga ada seperti ini ya???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini desa pertama yang menjadi KTR di dunia lho. Di daerah lain belum ada :)

      Delete
  3. ya Allah, baca artikel ini kok merinding....
    wah, bener2 desa yang patung diacungi jempollll

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bikin perasaan campur aduk juga ya membaca ttg ini? :)

      Delete
  4. Keren. Padahal di daerah dingin orang justru biasanya lebih 'permisif' karena para perokok akan berdalih 'merokok karena dingin'. Salut sama masyarakat desanya yang kompak sepakat untuk tidak merokok dan melarang orang luar merokok di desa tersebut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu kelebihannya. Dulu mereka permisif sampai2 anak2 usia SD biasa merokok. Sekarang mereka tidak permisif lagi dan ternyata BISA :)

      Delete
  5. subhanallah, sebuah desa yang layak diberi penghargaan tingkat nasional dalam bidang kesehatan(mana mentri kesehatan nih), yang juga menarik dan patut disampaikan pada warga desa cilembu, soal menanam pohon saat menikah dan wajib bisa ngaji, sungguh luat biasa.
    angkat topi, jempol dan hormat setinggi tingginya kepada pemimpin desa dan seluruh rakyatnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Desa ini desa teladan tingkat nasional :)
      Mudah2an banyak daerah yang menirunya. Terutama dukungan dari bupati sangat diperlukan. Kalau di kabupaten di mana desa ini berada, bupatinya sangat mendukung. Kalo tidak ... ya ... minimal kepala desa dan warganya punya komitmen ...

      Delete
  6. Subhanallah...
    Tegaknya sebuah peraturan yang ditaati oleh warganya sungguh luar biasa.
    Penerapan sanksi yang tegas sekalipun kepada pejabat benar2 sebuah ketegasan yang sudah jarang ada saat ini.
    Salut...! Thanks for share mbak Niar... Artikelnya bagus banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bupatinya juga bagus mbak Niken. Seandainya tidak wah lolos saja nih para pejabat perokok.
      Terimakasih juga dah mampir mbak :)

      Delete
  7. Semoga kepeloporan kepala desa Pak Idris menjadi teladan banyak desa lainnya di negara kita

    ReplyDelete
  8. Coba di Indonesia sistemnya kayak gitu, pasti udara tidak tercemar :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seandainya di semua tempat sudah seperti ini ya ...

      Delete
  9. Wah, ini bener2 langkah dan aksi yang hebat Niar, salut dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditempuh oleh desa ini. Pemimpin dan masyarakatnya sungguh klop dalam melaksanakan kesepakatannya. Kereeen! Semoga akan semakin banyak wilayah negeri ini yang meniru langkah jitu ini, dan Indonesia dapat menjadi sebuah negara yang bebas rokok. There is nothing impossible kan? Yuk mari galakkan kampanye bebas rokok yang tentu harus didukung dengan implementasi nyata. :)

    Nice post!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar2 nothing impossible kalo memang mau berusaha ya kak Al :)
      Pinginnya gerakan nyata bebas rokok semakin meluas

      Delete
  10. sy orang enrekang, tpi belum seklipun mampir di bone-bone. parah, hehhe.
    tp mmg, disana pak idrisnya sukses menata masyarakat bone2. blum lagi kebijakan menanam pohon bagi setiap calon pengantin. beliau sederhana tapi benar2 visioner. pemimpin begini yg patut dicontoh. salut sma pak idris

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ke sana dong Aci, lalu posting di blognya. Kalo sudah, saya dicolek yah :)

      Delete
  11. wah, daerah yang cukup keras dengan peraturan ya..

    ReplyDelete
  12. mudah-mudahan daerah lain bisa mnegikutinya nih supaya bebas dari asap rokok juga

    ReplyDelete
  13. dapat menjadi desa teladan untuk yang lainnya, terutama yang ada di pulau jawa.. aiih asap rokok dimana mana

    ReplyDelete
  14. Lagian rokok juga merusak kesehatan dan mengganggu orang-orang disekitar.... kalau Makassar, bisa gak yah?

    ReplyDelete
  15. well-done! Tp kayaknya gue gak bakalan betah tinggal di desa itu. 'payah bgt gue! 'sori, bu mug!
    Tp gue tetep dukung dimanapun area bebas rokok berada! Ewako! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm .... postingan saya gak mengajak tinggal di sana koq hehehe .. ngerti deh, dirimu tak bisa bebas dari rokok kan? :D
      Btw, makasih atas dukungannya :)

      Delete
  16. Subhanallah....
    Pengen berkunjung ke daerah bone"..
    Pengen liat langsung desanya. :D

    ReplyDelete
  17. saya kira desa bone-bone yang ada di luwu, ternyata di enrekang, membaca artikel ini saya jadi berkesimpulan, bahwa sebenarnya semua bisa dilakukan asalkan para pemimpin memberi contoh teladan untuk tidak merokok terlebih dahulu, namun sekarang malah terbalik...bawahan dilarang merokok, malah atasan yang merokok,
    dan juga adanya peraturan yang tegas dan sanksi yang jelas bagi semua golongan maka peraturan tidak boleh merokok akan bisa diterapkan di semua daerah...bukan hanya di bone-bone enrekang saja....salam :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ooh ada juga ya nama desa ini di Luwu? Iya .. apapun hal baik itu bisa diterapkan. Satu hal juga ... pemimpinnya harus punya "pengaruh" kuat ke warganya ...

      Salam :)

      Delete
  18. bagus itu, keren klo tak ada perokoknya.

    smoga nular semuanya. aamiin

    ReplyDelete
  19. ini keren banget programnya, mbak. Semoga banyak yg mengikuti program spt ini

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^