Ternyata Bisa Main Game Di Google Chrome Tanpa Internet!

Ternyata bisa main game di Google Chrome tanpa koneksi internet!

Saya mengetahuinya ketika mengamati si bungsu Afyad (5 tahun) bermain komputer. Modem sudah saya simpan begitu ia duduk di depan notebook, takut kalau dia menjelajah di dunia maya dan menghabiskan pulsa. Afyad membuka Google Chrome. Dia tahu kalau saya sering membuka Google Chrome. Beberapa kali saat saya lengah, lupa menyimpan modem saat dia mengambil kedudukan saya di depan notebook, dia berhasil menjelajahhi Youtube dan menonton film Upin-Ipin kesukaannya.

Dia juga pernah mengambil alih Facebook saya dengan mengetikkan komentar pada dua tab yang tengah menampilkan status yang saya sedang terlibat di dalamnya.
Baca selengkapnya
Yang Harus Diperhatikan dalam Memilih Produk Herbal dari MLM

Yang Harus Diperhatikan dalam Memilih Produk Herbal dari MLM

Lanjutan dari tulisan sebelumnya, untuk membaca tulisan sebelumnya, klik di sini
Di zaman ini, di mana makanan instan dan fast food sudah menjadi kelaziman, ditambah dengan polusi di mana-mana, produk herbal bisa menjadi pilihan yang bagus untuk mempercepat proses kesembuhan dari suatu penyakit atau untuk menjaga kesehatan karena kemungkinan untuk terpapar zat-zat berbahaya ataupun terjadinya kerusakan sel di dalam tubuh semakin besar.
Kesibukan dalam kehidupan yang serba cepat sering kali menuntuk mencari alternatif pada produk yang instan namun tetap sehat. Inilah yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan MLM, produk-produk kesehatan herbalnya biasa diistilahkan dengan health food (makanan kesehatan) atau suplemen makanan. Berbeda dengan produk kesehatan medis, makanan kesehatan terdiri atas bahan-bahan alami yang diproses dengan teknologi tinggi dengan tetap memperhatikan faktor higienis dan kemaksimalan nilai gizinya.
Baca selengkapnya
Tip Memilih Produk Herbal yang Ditawarkan Perusahaan MLM

Tip Memilih Produk Herbal yang Ditawarkan Perusahaan MLM

Ada kisah dari seseorang, sebut saja namanya Soni yang dulu pernah terlibat sebagai distributor sebuah perusahaan MLM bersama seorang kerabatnya bernama Alam (nama samaran). Mulanya mereka berdua merupakan mitra kerja yang cocok. Karena satu dan lain hal, Alam memutuskan mundur dan kembali berkonsentrasi pada pekerjaannya sebagai PNS.
Setelah itu Soni dan Alam masih sesekali bertemu pada pertemuan keluarga. Soni masih suka menceritakan bila ada produk atau program baru, kalau-kalau saja Alam berniat untuk ber-MLM kembali. Ia hanya sekadar bercerita, tidak memaksa Alam untuk masuk kembali. Sayangnya percakapan mereka dianggap ancaman oleh Alam. Ia pun menjauhi Soni dan berusaha untuk tidak bertemu lagi. Hal ini didengar Soni dari seorang kerabat lainnya. Membuat perasaan Soni tak enak. Andai saja Alam berterus terang saja padanya dengan mengatakan tak ingin mendengar lagi cerita tentang MLM sampai kapan pun, dia pasti tidak mengatakan apa-apa lagi tentang MLM.
Di MLM yang produknya kebanyakan berupa makanan kesehatan yang terbuat dari bahan herbal itu, begitu pun di MLM-MLM lain, distributornya diajarkan untuk gigih. Penolakan bagi mereka adalah penolakan ide, bukannya penolakan pribadi. Tetapi  bukan berarti semua orang MLM lantas tak berperasaan karena penolakan yang baik tentunya akan mereka terima dengan hati lapang, tidak perlu memutus jalinan yang sudah terbangun.
Baca selengkapnya

Buku dengan (Hanya) Nama Saya di Sampulnya

Menerbitkan buku, di penerbit mayor, dengan nama saya sendiri pada sampulnya, itulah keinginan terbesar saya dalam bidang tulis-menulis. Saya sudah menyimpan banyak sekali tulisan dan ingin mengukirnya di atas lembaran-lembaran kertas yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dibawa ke mana-mana oleh siapa pun, tanpa perlu online.

Kalau dalam bentuk buku, yang membacanya bisa ikut merenung bersama saya. Bisa ikut menelisik tulisan-tulisan saya perlahan-lahan, sesekali berhenti, memikirkannya, dan menghubungkan dengan kehidupannya sendiri – seperti cara saya ketika membaca buku dan menemukan hal-hal menarik. Dengan demikian, saya bisa menebar jauh lebih banyak lagi manfaat ke alam raya ini, melalui berbagai pengalaman dan pengamatan yang saya dapatkan. Anak-anak saya pun bisa mematri buku bertuliskan nama mamaknya dalam ingatan mereka sehingga mereka bisa termotivasi juga dalam menebar hal-hal baik.

Weh, seperti yakin ya kalau buku yang berisi tulisan-tulisan saya bakal menarik, ya? He he he.
Baca selengkapnya

Lelaki Ini Beruntung Athifah Memanggilnya Kakak Bukan Om

Begitu mendengar saya menyebut nama “Kak Heru”, Athifah langsung antusias. Waktu itu saya mengatakan kepadanya bahwa di acara Peresmian Rumah Belajar Samsung yang akan saya hadiri di Maros itu ada Kak Heru juga di Makassar Athifah dan Afyad sudah pernah beberapa kali bertemu dengan Kak Heru – pendongeng top itu. Sudah pernah pula diizinkan oleh Kak Heru mengusap-usap Bona – boneka yang setia menemani Kak Heru mendongeng.

Kalau melihat si Bona, bawaan Afyad ingin sering-sering memasukkan tangannya ke mulut boneka seukuran anak usia setahun itu. Setiap Kak Heru lengah, dia berusaha mendekati si Bona, mengusap-usapnya, dan memasukkan tangannya ke dalam mulut Bona.

Saya pernah mengatakan begini kepada Athifah, “Panggil Kak Heru dengan ‘Om’ dong. Kak Heru itu kan temannya Mama.”

“Tidak mau! Saya mau panggil Kak Heru!” tegasnya.
Baca selengkapnya
Ini Nasi Apa?

Ini Nasi Apa?

Affiq sarapan nasi goreng.

Begitu sarapannya habis, dia bertanya, "Ini nasi gorengkah ... atau apa?"

Walaah, nasi sudah habis masih mikir yang dimakannya apa. Bapaknya tertawa geli dan nyeletuk, "Bukan nasi goreng .. itu dodol." Affiq ini kadang-kadang lidahnya terlalu peka tapi kadang-kadang pula tidak peka. Kadang-kadang menguntungkan tapi kadang-kadang juga merugikan hehehe.

Ini nasi goreng spesial. Awalnya memang tidak diniatkan untuk nasi goreng. Nasi putih biasa saja tapi diletakkan di wadah yang biasa di dalamnya disajikan nasi goreng.


Dengan sok tahunya, Afyad menyiramkan nasi putih itu dengan kecap, banyak sekali. Mama melihatnya setelah bermenit-menit kemudian, mungkin sudah 30 menit atau lebih. Jadi terpaksa deh Mama masak nasi goreng. Itu yang membuat rasa dan warnanya berbeda dengan nasi goreng yang biasanya Mama masak.

Makassar, 3 Februari 2015
Baca selengkapnya
Kopdar dengan Blogger Jakarta di Rumah Belajar Samsung, Maros

Kopdar dengan Blogger Jakarta di Rumah Belajar Samsung, Maros

Momen Peresmian Rumah Belajar Samsung di Maros (ibu kota Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan) saya manfaatkan untuk sebaik-baiknya “kopdar” dengan Anazkia. Ini kopi darat kedua dengan Anaz. Yang pertama kali adalah waktu Kopdar Blogger Nusantara di Makassar akhir tahun 2012.

Seperti biasa halnya, kalau ketemu kawan-kawan blogger, saya langsung saja klik dengan Anaz padahal waktu bertemu pertama kali cuma saling bertukar senyum saja. Biasanya blogger berpembawaan hangat dan ramah. Jadi kalau ketemuan bisa langsung cocok. Beberapa kali kopi darat dengan blogger-blogger dari luar Makassar, seperti kesan yang saya dapatkan. Begitu pun dengan Anaz.

Nyaris di sepanjang acara saya (duduk atau berdiri) bersebelahan dengan Anaz. Kecuali ketika melihat-lihat Rumah Belajar Samsung dan media session. Ketika melihat-lihat Rumah Belajar Samsung dan media session, saya mencari dan mengamati hal-hal yang menurut saya menarik. Tulisan di blog nantinya akan dilombakan – antar sesama blogger. Blogger-blogger yang terpilih untuk ajang ini bukanlah blogger biasa (karena mereka adalah orang-orang "pilihan", saya juga *uhuk, mate mi ja', pujiale - puji diri sendiri wkwkwk*), jadi saya harus mengamati dan mencatat segala sesuatunya sebaik mungkin yang saya mampu.
Baca selengkapnya
Maaf, HP-nya Mama Terbawa

Maaf, HP-nya Mama Terbawa

Tadi Mama ke luar rumah, lupa bawa HP-nya. Pulangnya, HP sudah tidak ada, Athifah pun sudah pergi sekolah (dia masuk pukul 10 pagi).

Menjelang pukul 12, ada telepon ke HP Papa, dari nomor HP milik Mama. Dari ujung sana terdengar keriuhan khas di sekolah dasar. Lalu terdengar suara Athifah yang mengabarkan beberapa hal (karena dia orangnya extrovert, dia suka menceritakan beberapa hal hanya dalam beberapa menit. Kalau bisa dalam satu tarikan napas, mungkin itu akan dilakukannya).

Satu hal yang dikatakannya adalah: "Maaf, hapenya Mama terbawa. Saya ndak sengaja. Ndak tahu kenapa ada ki di dalam tasku."

Edede bisanya itu, Nak ...
Baca selengkapnya

Rumah Belajar Samsung: Harmonisasi 3 Kekuatan yang Mewujud

Usai coffee break, para undangan event Peresmian Rumah Belajar Samsung menghadiri acara seremonial di gedung pertemuan yang telah dipersiapkan. Di sini kami mendengarkan pemaparan singkat dari Mr. Kanghyun Lee (Vice President PT. Samsung Electronics Indonesia), Ibu Nurmi Handa, SH, MH (Kepala UPTD Pusat Pelayanan Bina Sosial Remaja Makkareso, Maros), Bapak Dr. Iskandar Irwan Hukom (Board, Advisor Yayasan Cinta Anak Bangsa), dan Bapak Drs. H. Patriot Haruni, Msi (Sekretaris Jenderal Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, mewakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan). Keempatnya mendeskripsikan harmonisasi yang indah antara 3 kekuatan besar: pemerintah, organisasi sosial, dan perusahaan besar dalam wujud Rumah Belajar Samsung yang menempati satu bagian di area seluas 4,8 hektar milik UPTD PPSBR Makkareso di Jl. Poros Bantimurung km. 11, Kabupaten Maros, untuk pengentasan pengangguran, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan masyarakat Sulawesi Selatan.


Mr. Kanghyun Lee memaparkan bahwa Rumah Belajar Samsung merupakan program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Samsung Electronics Indonesia (SEIN) yang bertujuan membantu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Mr. Lee berpesan, “SEIN dan YCAB memberikan kesempatan ‘langkah pertama’. Untuk selanjutnya, anak-anak didiklah yang harus punya sikap mental yang keras untuk masa depan sendiri!”
Baca selengkapnya