Showing posts with label Masa Depan Cerah. Show all posts
Showing posts with label Masa Depan Cerah. Show all posts

PRUCinta: Sebuah Cara Membuktikan Cinta kepada yang Terkasih

Buktikan cinta, bukan sekadar kata” kurang lebih begitulah salah satu pesan dari acara PRUCinta: Bentuk Cinta yang Tak Lekang oleh Waktu. Acara yang dimulai dengan cara “menohok” ini meninggalkan kesan mendalam dalam bentuk renungan yang dibawa pulang oleh saya, teman-teman blogger, dan para jurnalis media mainstream yang hadir.
Baca selengkapnya

Pasti Dikasih Lebih Sama PRUlink

Kata “generasi baru” membuat saya penasaran. Kali ini, ada frasa kata itu di Goedang Popsa. Tepatnya pada tanggal 25 September lalu. Pagi itu saya menghadiri launching PRUlink Generasi Baru dan PRUlink Syariah Generasi Baru yang mengusung tagar #PastiDikasihLebih. Wih, apa pula ini.
Baca selengkapnya

Wisata Kebun Kurban: Uniknya Investasi Jaman Now

Wisataku PucakRasa penasaran mengenai investasi jaman now yang sesuai syariah membawa saya menghadiri Grand Launching Wisata Kebun Kurban (Wisataku) pada tanggal 4 Februari lalu di Hotel Harper. Wisataku adalah konsep investasi di mana investor akan mendapatkan kebun kurma atau durian, hewan ternak berupa kambing, dan member card gratis di tempat wisata yang akan dibangun di Pucak, Maros.
Baca selengkapnya

Menuju Layanan Kesejahteraan Anak yang Holistik dan Komprehensif

Dimuat di BaKTI News No. 129 September - Oktober 2016

Masih ingat kasus seorang oknum dosen di Cibubur, bersama istrinya menelantarkan kelima anaknya pada tahun 2015 lalu? Sepasang suami istri itu akhirnya dijerat dengan pasal 76 (b) dan pasal 77 (b) Undang-Undang 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. Mau tahu yang lebih ekstrem lagi? Ada orang tua yang menjadikan anak perempuannya sebagai pekerja seks komersial! Sebagian dari kita pasti merasa aneh dan ingin merutuki yang demikian. Karena sudah seharusnyalah orang tua sendiri yang paling berperan melindungi anak, bukan menelantarkan atau menjualnya. Namun, begitulah kenyataannya. Hal-hal yang ekstrem itu bisa saja terjadi. Bahkan profesi dan pendidikan akhir pelaku yang sangat terhormat di tengah masyarakat sekali pun tidak mampu menghalanginya dari perbuatan tercela.
Baca selengkapnya

Pendidikan, Aset untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Mula pertama merantau ke Makassar, saat belum menikah, kedua orang tua saya punya harapan agar sekolah di perantauan bisa membuat masa depan mereka menjadi lebih baik. Ayah saya kelahiran Wajo tahun 1940, berdomisili di kota Soppeng, merantau ke Makassar (dulu bernama Ujung Pandang) pada sekira pertengahan tahun 1950-an. Sementara ibu saya yang kelahiran Gorontalo tahun 1943, berdomisili di kota Gorontalo (dulu masih bagian dari provinsi Sulawesi Utara), merantau ke Makassar menjelang tahun 1960.

Sejak dulu, Makassar memang menjadi tujuan masyarakat wilayah Indonesia timur untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan meraih masa depan yang lebih menjanjikan. Kedua orang tua saya adalah generasi pertama para pelajar di kota ini.
Baca selengkapnya