Family Art Competition: Supaya yang Dekat Menjadi Semakin Akrab

Pernah dengar istilah yang mengatakan bahwa gadget itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat? Tidak selalu, sih sebenarnya (mungkin sebagian dari kita mengatakan demikian). Karena bermain gadget bersama – misalkan memainkan game untuk dua orang secara bersama-sama dengan anak, juga bisa melibatkan orang tua dan anak. Nonton televisi pun demikian.


Tapi, ya ... masa iya gadget lagi, gadget lagi. Masa iya, televisi lagi, televisi lagi. Sesekali – tidak dipungkiri, kita perlu kegiatan yang berbeda. Misalnya, memasak bersama, mencuci pakaian bersama, menguras banjir bersama, eh 😅 . Dan ... ini dia yang teranyar: Family Art Competition untuk anak sekolah dasar kelas 1 – 4 beserta 1 orangtuanya yang baru saja digelar Faber-Castell di Mal Phipo (Phinisi Point) pada tanggal 26 November kemarin.

Dalam keterangan persnya, Managing Director PT. Faber-Castell International Indonesia – Yandramin Halim mengatakan bahwa alasan Faber-Castell mengadakan kompetisi ini adalah:
Berdasarkan riset yang dipublikasikan oleh Long Island University di Amerika bahwa ke depannya konsep creative thinking akan menjadi creative making, di mana salah bentuk creative making tersebut akan banyak produk-produk dibuat secara lebih out of the box dan personal. Sehingga Faber-Castell ingin mendorong kemampuan kreatif tersebut ditumbuhkan sejak dini, hal ini sejalan, karena produk Connectorpen Faber-Castell ini sangat cocok dengan konsep tersebut, dikarenakan selain bisa digunakan mewarnai dan dapat juga dipakai membuat model building.

Keterangan lebih lengkapnya saya peroleh saat konperensi pers usai Family Art Competition. Hadir sebagai nara sumber: Richard Panelewen – Product Manager PT. Faber-Castell International Indonesia, Andri Kurniawan (Public Relation Manager PT. Faber-Castell International Indonesia), Anggraeni (manajemen Mal Phipo), dan Budiawati (pemenang Family Art Competition tahun 2014). Bersama putrinya, ibu Budiawati menjadi salah satu penerima hadiah ke luar negeri saat itu).

Ibu Anggraeni, Pak Richard, Pak Andri, dan Ibu Budiawati
Dipadati peminat
Richard Panelewen mengatakan bahwa Family Art Competition menjadi “family experience” orangtua dan anak, di mana mereka bekerja sama melakukan sesuatu menggunakan gambar dan connector pen. “Tahun ini ada 32 kota, tempat dilaksanakannya kegiatan ini. Dimulai tanggal 5 November di Semarang dan akan berakhir pada bualan Maret 2018,” ungkapnya. Makassar merupakan kota kesepuluh diselenggarakannya kompetisi ini.

Pak Richard mengatakan bahwa produk Faber Castell ini sangat aman, menggunakan pewarna makanan (food grade), jadi aman jika misalnya secara tidak sengaja masuk ke mulut anak. Selain itu, produk ini mudah dicuci (washable). Faber Castell juga punya produl Magic Art yang bisa dimainkan ala bermain sulap. Bidang gambar dimasukkan ke dalam kemasannya kelihatan kosong tetapi ketika ditarik keluar, sudah berwarna seperti yang diwarnai anak-anak.

Nah, melalui Family Art Competition ini, akan dicari 8 pasang pemenang (satu pasang terdiri atas orangtua dan anak) untuk hadiah trip ke luar negeri. Sejak tahun 2008, Faber Castell sudah mendapatkan berbagai penghargaan, di antaranya adalah Top Brand for Kids dan Top Brand for Teens.

Pesertanya membludak
Butuh ketelatenan
Ada yang bersama ayah.
Andri Kurniawan mengatakan bahwa belum ada produk yang bisa mengajak orang mewarnai sekaligus menghasilkan sesuatu. “Kreativitas bisa menentukan seberapa sukses seseorang,” ujarnya. Pak Andri lalu mengutip kalimat dari seniman besar Pablo Picasso:
Setiap anak adalah seorang seniman, masalahnya bagaimana tetap menjadi seniman begitu dewasa.

Riset yang dilakukan oleh Partnership for 21st Century Learning menunjukkan bahwa pada perkembangan di abad 21, seseorang tidak hanya dituntut memiliki kemampuan learning dan thinking skill namun juga elemen lainnya, seperti life skill. Life skill dapat ditumbuhkan  dengan meningkatkan kemampuan otak kanan. Riset yang dilakukan IBM pun menunjukkan hal yang serupa, yaitu tantangan untuk menjadi sukses adalah memiliki kreativitas.

Dalam penelitian lainnya yang dilakukan oleh The Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD), dikemukakan bahwa siswa yang terlibat dalam pendidikan seni menunjukkan bahwa mereka belajar berkomunikasi secara efektif dan belajar menjadi seorang pendengar yang baik. Serta, secara tidak langsung, siswa yang mengikuti pendidikan seni juga lebih siap dalam menghadapi dunia kerja.

Jumpa pers

Para nara sumber
Pak Andri menjelaskan mengenai peran Faber-Castell sebagai penyedia produk dan kegiatan “Art for all”. Yaitu untuk anak-anak, mulai dari usia dini hingga remaja. Untuk keluarga (seperti lomba pada hari itu contohnya), dan usia dewasa pun ada. Oya, saya mencatat beberapa point penting dari penyampaian Pak Andri:
  • Workshop bagi guru, diadakan sejak tahun 2000, di seluruh Indonesia hingga ke luar negeri.
  • Lomba gambar art dan grafis untuk remaja. Produk untuk remaja di Faber-Castell berbeda dengan produk untuk anak-anak. Kegiatan yang dilakukan bertema sosial. Pernah mengambil tema penyelamatan orang utan.
  • Pameran dan workshop Ekspresi Indonesiaku. Seluruh karya peserta lomba dikumpulkan dan dipajang di pameran. Pembelian dari karya mereka 100% diberikan kepada pemilik karya. Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk “naik satu level lagi” dengan memiliki portofolio.
  • Peluncuran buku “Cuma di Indonesia”. Di dalam buku tersebut terdapat 66 karya dari 66 pemenang dari 11 kota. Di dalamnya ada pesan-pesan moral, keunikan Indonesia dilihat dari sisi sosial kemasyarakatan dan budaya.
  • Talkshow dan workshop menulis kreatif bareng Raditya Dika.
  • Workshop dan lomba menulis cerpen dengan tangan bareng Trinity. Bukan semata yang tulisan tangannya yang bagus yang menjadi pemenang, melainkan dinilai kontennya. Lomba ini menghasilkan buku Best Adventure.
  • Workshop kreatif, menghasilkan karya seni pada benda, dengan menggandeng Emak-Emak Blogger.
  • Buku Colouring for Relaxation, buku mewarnai gambar-gambar dengan banyak detail untuk orang dewasa ini bisa diperoleh di Gramedia.
Pada sebuah slide, Pak Andri menunjukkan manfaat menggambar dan mewarnai, yaitu: alat bercerita, melatih ingatan dan berpikir, mengembangkan emosional, meningkatkan kreativitas, mendorong motorik, anti pikun, dan menimbulkan empati.

Kerja sama orangtua-anak di Family Art Competition
Hasilnya keren, ya
Asyiknyaaa
Ibu Budiawati yang berdomisili di Maros menceritakan mengenai betapa besarnya pengaruh menggambar dan mewarnai bagi buah hatinya yang dulu, saat masih usia sekolah dasar tidak memiliki banyak teman karena dianggap kecerdasannya di bawah rata-rata. Namun Ibu Budiawati mencari terus cara untuk melatih kreativitas anaknya. Dibelinya produk-produk terbaru Faber-Castell untuk putrinya. Setiap hari anaknya terus menggambar dan mewarnai.

Lama-kelamaan, aktivitas itu berdampak positif bagi putri dari Ibu Budiawati. Sekarang, saat anaknya duduk di bangku SMP, dia bahkan masuk dalam peringkat 3 besar. Masya Allah, keren  sekali. Mata saya sampai berkaca-kaca mendengar penuturan Ibu Budiawati. Semoga anaknya terus tumbuh jadi anak yang membanggakan, ya Bu.

Pada sesi pertanyaan, saya khusus menanyakan mengenai proses kreatif di balik konsep kegiatan-kegiatan yang digelar Faber-Castell. Saya terkesan sekali. Pemaparan Pak Andri menunjukkan bahwa Faber-Castell sangat memahami kondisi psikologis dan kemampuan apa saja yang bisa distimulasi dari beragam usia melalui aktivitas menggambar, mewarnai, dan crafting. Sangat terkonsep.

Mewarnainya asyik
Kerja sama ... kerja sama ...
Buku mewarnai, dari Faber-Castell. Foto: Tokopedia
Sedemikian rupa, dijadikan karya seni
Sebagian kecil produk Faber-Castell
Pak Andri menjawab, bahwa memang ada konsultasi dengan psikolog dan ahli pendidikan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Terlebih lagi, Managing Director Faber-Castell International Indonesia yang sangat peduli akan kreativitas dan dunia pendidikan berperan penting dalam hal ini. Pak Yandramin senantiasa update pengetahuan terbaru dari negara-negara lain untuk kemudian diadopsi di Indonesia. Kerja keras Pak Yandramin beserta seluruh komponen Faber-Castell International Indonesia membuahkan hasil yang signifikan, yaitu mendapat pujian sebagai tim yang sangat kreatif pada Global Marketing Meeting di Jerman. Luar biasa.

Makassar, 27 November 2017




Share :

4 Komentar di "Family Art Competition: Supaya yang Dekat Menjadi Semakin Akrab"

  1. wahhh seru banget ternyata acaranyaa yaaa
    anak2 pasti senang ituu mewarnai bareng2..
    ada talkshow parenting juga dii..
    sayangnya gabisa ikutan hiks..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru acaraya Qiaah. Yang Ibu Budiawati, bikin saya mengharu biru dengar ceritanyaa

      Delete
  2. Seru banget acaranya, udh lama g liat2 acara gini

    ReplyDelete
  3. Iyya kak Niar, cerita Ibu Budiawati menginspirasi sekali, angkat jempol 👍

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^