Pertanyaan Athifah Tentang Berbagai Kemungkinan

“Ma, kalau Mama keluar, Papa keluar, Ato’ keluar, Oma keluar, dan tante Nur tidak bisa ke sini. Siapa yang jaga Saya, Kakak, dan Afyad di rumah?” tanya Athifah suatu sore.

Saat itu Mama tak hendak ke luar rumah. Hanya papanya yang sedang tidak berada di rumah. Sama sekali tak ada rencana meninggalkan ketiga anak ini di rumah sementara semua orang dewasa keluar.

Sesekali jika ada keperluan yang harus Mama kerjakan, Mama memang meminta kak Nur – seorang kerabat untuk menemani anak-anak. Tapi ia pun tak selalu bisa karena ia pun punya keluarga dan kesibukan sendiri. Namanya Athifah, sepertinya ia hendak membahas semuanya sebelum terjadi. Entahlah, mungkin dia hendak mempersiapkan mental kalau itu terjadi.

“Kakak Affiq bisa jaga Athifah dan Afyad,” jawab Mama.

Ya iyalah, Kalau itu sampai terjadi hanya Affiq yang bisa diandalkan. Usianya sudah 12,5 tahun. Sudah mulai bisa dititipi adik-adiknya.

“Tidak mau. Saya tidak mau dijaga sama orang yang suka mengganggu!” sergah Athifah tegas.

Affiq memang jail, tak terlewatkan satu hari pun tanpa dirinya membuat kedua adiknya menjerit-jerit secara bergantian. Saya sering dibuatnya mengomel.

Saya tergelak, “Kalau begitu tak usah bertanyalah.”

Beberapa menit kemudian, benak Athifah dipenuhi oleh topik berbeda.

“Ma, semua orang nanti mati?”
“Iya.”
 “Ma, ada manusia pertama yang sudah meninggal?”
“Iya.”
“Ma, semua guru punya guru?”
“Iya dong. Guru kan harus belajar dulu.”

Waktu sedang mempelajari LKS (Lembar Kegiatan Siswa) menjelang ulangan semester, ia bertanya, “Ma, kenapa jumlah soalnya lima belas? Kenapa bukan enam belas?”

“Bersyukurlah Nak, jumlah soalnya cuma lima belas, bukan dua puluh,” Mama hanya bisa menjawab itu.

Pernah ia tiba-tiba bertanya, “Ma, Saya pendek karena Papa pendek?”

Sesaat Mama bingung. Kenapa ia bertanya demikian ?

“Maksudnya?” Mama balik bertanya.

Kan Rasika tinggi karena papa dan mamanya tinggi. Berarti Saya pendek karena Papa dan Mama pendek, toh?” ia menjelaskan.

Ha ha ha. Mama baru ingat, Mama pernah mengobrol ringan dengan Papa tentang Rasika – sahabat Athifah. Rasika yang usianya lebih muda tiga bulan dari Athifah itu bertubuh tinggi. Ia bahkan anak perempuan paling tinggi di kelasnya. Ketika itu Mama berujar, “Pantas saja Rasika tinggi, papa dan mamanya kan tinggi.”

Makassar, 7 Januari 2014


Athifah, semoga Mama selalu diberi kejernihan pikiran dan hati, juga kesehatan agar bisa mendampingimu dengan baik dalam masa pertumbuhanmu.


Share :

5 Komentar di "Pertanyaan Athifah Tentang Berbagai Kemungkinan"

  1. Athifah sepertinya kritis ya mba, apa aja bisa dijadikan pertanyaan, dan ibunya biasanya yg kewalahan menghadapi anak yg kritis seperti ini :D

    ReplyDelete
  2. Ahay, bagus bagus athiffah, teruslah bertanya, xixixi...

    ReplyDelete
  3. Anak-anak memang ada-ada ajaaaaa pertanyaannya. Seperti Nai juga, harus pinter-pinter buat jawab :)

    ReplyDelete
  4. anak2 skrg pada pinter nanya ya, sebagai ortu musti hati2 dlm menjawabnya, jgn sampe jawaban kita justru keliru, atau membuat anak kita salah tafsir.. tul gak mbak?

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^