Belajar dari Kisah Inspiratif di Balik Tragedi Bintaro

Berita kecelakaan yang memakan korban jiwa selalu menyentak. Mengingatkan semua orang bahwa maut bisa tiba-tiba datang tanpa diduga sebabnya, tanpa disangka caranya.

Hari Senin, tanggal 9 Desember, pukul 11.25 WIB, terjadi tabrakan antara antara KRL (kereta rel listrik) Commuter Line jurusan Serpong-Tanah Abang dengan mobil tangki Pertamina di pintu perlintasan Pondok Betung, Bintaro.

Tujuh orang meninggal. Tiga di antaranya adalah Darmah Prasetyo (25) masinis, Agus Suroto (24) asisten masinis, Sopyan Hadi (20) – teknisi commuter line. Bukan hanya keluarga korban yang merasakan duka, melainkan juga seluruh rakyat Indonesia.

Sumber gambar:
http://www.merdeka.com/peristiwa/masinis-krl-maut-di-pondok-ranji-bernama-darman-prasetyo.html
Ada kisah yang kemudian mengemuka. Tentang aksi heroik ketiga crew commuter line yang berada di lokomotif. Beberapa saat sebelum kecelakaan terjadi, Sopyan Hadi sang teknisi masih sempat masuk ke gerbong paling depan dan menyuruh para penumpang yang semuanya perempuan untuk mundur ke gerbong di belakangnya karena kereta akan menabrak truk tangki.

Kemudian Sopyan masuk kembali ke ruang masinis. Dan tetap bersama kedua rekannya, terus berusaha mengendalikan kereta hingga akhirnya tabrakan tak terhindari.

Ada pula cerita tentang Sopyan yang rajin menabung untuk membiayai pernikahannya, untuk membelikan orangtuanya rumah, dan untuk membiayai umroh orangtuanya.

Saya kalau mendengar cerita tentang anak yang memendam keinginan begitu besar untuk membahagiakan orangtuanya, menjadi amat terharu. Saya membayangkan bila berada di posisi ibunda yang ingin dibahagiakan itu. Pasti bahagia sekali rasanya.

Lalu sekejap kemudian ingatan saya berpindah kepada tiga buah hati saya. Ah, akankah kalian memendam keinginan seperti itu kepada Mama, Nak? Bukan benda yang Mama idamkan. Tapi perasaan sayang yang membuncah yang menyebabkan kalian menjadi sangat ingin membahagiakan Mama. Indahnya bila Kalian memilikinya untuk Mama.

Mama sadar Nak, kalau Mama sendiri yang harus mengupayakannya. Mengupayakan rajutan hati antara Mama dan Kalian. Melalui interaksi kita di setiap harinya. Mama hingga saat ini belum sempurna. Tapi Mama mau berusaha memperbaiki diri.

Mudah-mudahan kelak rajutan hati kita terjalin demikian kuat. Hingga rasa membuncah indah itu tumbuh spontan di hati kalian. Kalau Kalian bertanya, dengan apa Mama hendak dibahagiakan, ketahuilah … Mama mengidamkan berkumpul dengan Kalian kelak di surga-Nya. Lalu Kita – Kalian, Papa, dan Mama sama-sama berumah di sana dan leluasa memandang-NYA dan menikmati siraman kasih sayang-NYA.

Makassar, 13 Desember 2013

Kepada seluruh keluarga korban tabrakan maut Bintaro, saya ucapkan turut berduka yang sedalam-dalamnya. Semoga para korban mendapat tempat yang baik di alam sana. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.




Share :

29 Komentar di "Belajar dari Kisah Inspiratif di Balik Tragedi Bintaro"

  1. aamiiinnn,
    harapan selalu hadir saat kita membentuk satu keluarga yang baru, dengan menjaga harapan demi harapan yang tumbuh, agar tetap ada dan hidup dalam diri, maka semangat kehidupan tetap akan menyala hingga akhir waktu

    ReplyDelete
  2. Amin...semua harapan kebaikan untuk anak-anak kitas. semoga kisah kepahlawanan ,menjadi inspirasi tiada henti.

    ReplyDelete
  3. Habis gelap terbitlah terang. Semoga banyak masyarakat Indonesia yang mengambil hikmah dan pelajaran banyak-banyak =)

    ReplyDelete
  4. benar memang, kita sendirilah yang menentukan rajutan antara kita dan anak-anak kita. terma kasih untuk artikelnya, mak :)

    ReplyDelete
  5. Senangnya kalau anak2 bilang gitu ke kita ya, Mba. Pingin membahagiakan orang tua. Anak2ku belum sampe ke sana :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak. Athifah sudah pintar mengatakan hal seperti ini. Dia pernah bilang "Saya sayang Mama", "Saya tidak mau bikin Mama susah" ... :)

      Bahagianya kalau sampai seterusnya memang seperti itu ...
      Mudah2an suatu saat ketiga kesatria mbak Leyla akan mengekspresikannya :)

      Delete
  6. Aku tau rasanya itu. Krn anak2 sering berusaha utk membahagiakanku dgn cara mereka yg bikin haru biru meski sederhana.

    ReplyDelete
  7. Ooouh tante... aq jadi terharu dengan keinginan tante...

    apa yaa yang bisa membuat orang tua ku bahagia.. hmm.. ditelpon aja mereka udah seneng kok hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sederhana saja kan cara membuat ortu bahagia?
      Menelepon itu bentuk perhatian. Sy jg kelak pasti senang kalo anak2 sering2 menelepon untuk sekadar say helo saja :)

      Delete
  8. berkaca-kaca nih baca postingan tante ini pagi2. whuaa :'(

    ReplyDelete
  9. Amin, semoga buah hati kipapun mempunyai impian seperti almarhum...Mbak Masinisnya itu tetangga saya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ... mbak Lies sepertinya dengar cerita2 hikmah lebih banyak dari kita2 yang jauh yaa ^_^

      Delete
  10. Amin,...semoga harapan2 kita sebagai seorang ibu terkabul ya mba. Dan semoga tiga sosok luarbiasa korban kecelakaan kereta api ditempatkan ditempat yg terbaik disana, amin.

    ReplyDelete
  11. Amit-amit! Jangan sampai kejadian seperti ini lagi ya Niar. Meres air mata dalam hati membacanya..

    ReplyDelete
  12. saya juga berharap keluarga korban mendapat santunan yg layak

    ReplyDelete
  13. amin,,menyentuh sekali mak,,patut kita renungkan mak :)

    ReplyDelete
  14. Aamiin... untuk para korban dan untuk harapan mbak kepada anak-anak tercinta *terharu :')

    ReplyDelete
  15. nabung untuk bahagiain orang tua tu bener2 luar biasa. perjuangannya kadang ga mudah, karena sama aja kayak ngejar surga :')

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^