Kenangan di Malino

Saya harus menggali dalam-dalam pengalaman travelling karena jarangnya saya melakukan perjalanan untuk mengikuti hajatan mbak Indah ini. Setelah merenung selama berjam-jam (halah), dari tumpukan memori masa lalu, keluarlah kenangan tentang pengalaman yang amat berkesan. Yaitu perjalanan-perjalanan semasa masih mahasiswa, ketika mengikuti kegiatan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) bernama Bina Akrab di luar kota selama 2 hari 2 malam.

Seringnya tempat yang diambil panitia Bina Akrab adalah sebuah area di hutan pinus Malino, sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Letaknya 90 kilometer sebelah selatan Makassar.

Bina Akrab adalah bagian dari kegiatan pengkaderan kemahasiswaan atau kegiatan pengembangan diri. Kelihatannya jalan-jalan saja, tapi sebenarnya bukan. Ada program yang dirancang di baliknya. Ada tujuan yang hendak dicapai. Untuk kepentingan mahasiswa baru. Agar mereka dapat dengan baik menjalani kegiatan belajar mengajar di jurusan dan dapat bersosialisasi dengan baik dengan para senior mereka.
Baca selengkapnya

Mengapa Kaum Ibu Harus Terus Belajar

Membaca keterangan di bawah nama saya, saya bangga. Redaksi harian Fajar mengubah data yang saya tulis semula. Saya menulis data saya di tulisan ini sebagai "Penulis adalah alumni Workshop Writing for Woman Communities yang diselenggarakan Development and Peace dan AJI Makassar. Ibu dari 3 anak. Blogger di http://mugniarm.blogspot.com." Tapi di tulisan yang dimuat di halaman 6 ini, di bawah nama saya, tertulis profesi saya" IBU RUMAHTANGGA". Ini menunjukkan bahwa harian Fajar menghargai  "keiburumahtanggaan" saya. Ini juga menunjukkan bahwa ibu rumahtangga bisa juga koq menulis, dan tulisannya berdampingan dengan tulisan seorang perempuan yang anggota DPR (sama-sama bersanding di halaman 6). ^_^

Tulisan ini dibuat atas dasar kesadaran saya semata akan tanggung jawab yang semakin berat di masa mendatang. Ingin mengajak sesama ibu rumahtangga untuk sama-sama belajar. Bukan menunjukkan bahwa saya sudah pintar, bukan. Karena saya pun masih terus belajar karena tantangan dikaruniai 3 anak yang berbeda-beda kekhususan dan wataknya tidaklah ringan. Ujiannya berbeda-beda. Tulisan ini pun merupakan pengingat bagi saya bahwa dititipi 3 anak itu bukan hal mudah. Saya harus benar-benar berjuang untuk membesarkan mereka.

(tulisan di bawah ini dimuat di harian Fajar pada tanggal 23 Desember 2013)
Baca selengkapnya

Ibu, Cinta Tanpa Akhir


Seorang ibu, tetangga saya yang anaknya empat orang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah seorang diri. Sesekali ia dibantu oleh anak-anaknya. Setiap hari ia bisa mencuci berkali-kali entah itu pakaian atau peralatan makan. Saya tahu karena mungilnya ukuran rumahnya, membuatnya melakukan aktifitas mencuci di teras rumah.

Saya sendiri, tak jauh beda dengan ibu itu. Beranak tiga, tanpa asisten rumahtangga. Sosok ibu ideal yang jadinya terlihat bagi saya adalah seseorang yang seharusnya punya kemampuan super power, baik itu tenaga, wawasan, maupun kelapangan hati.

Jadi ibu yang ideal memang tak mudah. Rasanya harus terseok-seok, tertatih-tatih, dan tersuruk-suruk menuju kata ideal itu. Bukan hanya ibu-ibu yang seperti saya, begitu pun ibu-ibu yang berkarir di luar rumah.

Baca selengkapnya

Urgensi E-Learning untuk Indonesia yang Lebih Baik

Di sekolah dasar sulung saya Affiq dulu ada komputer tapi tidak pernah diperuntukkan bagi siswa-siswa. Hanya satu komputer yang sering sekali dipakai, untuk keperluan administrasi sekolah saja.

Di sekolah Affiq yang sekarang (setingkat SMP), ada mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) tapi selama semester ganjil di kelas VII sampai selesai ujian semester ini, ia tak pernah praktik komputer. Soal ujiannya berupa teori.

Athifah, putri kedua saya yang masih duduk di bangku kelas 1 sekolah mempelajari TIK di sekolahnya, tapi tak ada praktik. Hanya teori. Untungnya seperti Affiq, Athifah sudah akrab dengan komputer jadi belajarnya tidak sambil mengkhayal. Mengajarinya teori tidak begitu susah. Kasihan teman-temannya yang tidak kenal komputer.
Baca selengkapnya
Si Sensi yang Mencoba Mandiri

Si Sensi yang Mencoba Mandiri

Watak Athifah kini jelas terbaca. Ia sensitif dan ceria. Ia mau menerima kenyataan bila bersalah. Ia percaya diri. Dan satu lagi, nona mungil nan ceriwis ini cukup mandiri. Masih dalam tataran “cukup” karena dalam beberapa hal ia belum benar-benar mandiri.

Tadinya saya kira akan ada hari-hari menungguinya di jenjang sekolah baru, seperti saat di taman kanak-kanak (TK) dulu. Waktu baru masuk TK, ada kira-kira satu bulan lamanya saya menunggui Athifah. Mulanya saya harus memangkunya di dekat pintu masuk. Kami duduk di teras karena Athifah tak mau masuk tapi tak hendak pulang.

Beberapa hari kemudian ia tak mempermasalahkan ketika saya mengambil posisi di dalam kelas, tapi masih dekat pintu masuk. Waktu itu kami duduk saling merapatkan diri.
Baca selengkapnya
Mau Pensiun Dua Kali

Mau Pensiun Dua Kali

"Ma, kalau sudah pensiun bagusnya saya jadi apa ya?" tanya nona mungilku - Athifah (kelas 1 SD). Dia memang suka sekali memikirkan hal-hal yang masih lama akan terjadi. Entah mau dibuatkan resolusi olehnya atau bagaimana, saya tak paham.

"Nantilah itu dipikir. Eh ... memangnya Athifah pingin jadi apakah?" saya mencoba menggali isi benaknya.

"Mau jadi pilot!" jawabnya mantap.

"Oya? Trus, sebelum pensiun mau jadi apa?" saya bertanya lagi.

"Mau jadi dokter."

"Trus kalau sudah pensiun jadi pilot, Saya mau jadi masinis," tambahnya lagi.

Wahahaha. Tunggu dulu ... kita coba hitung berapa usiamu saat Kamu diperkenankan pensiun dua kali. Tapi sudahlah, Mama tertawa saja. Hanya tertawa ringan, bukan tertawa mengejek. Biarlah dia dengan imajinasinya dulu. Biarlah dia bercita-cita dulu. Nanti toh ia bisa berpikir kalau kepingin pensiun dua kali setelah jadi dokter kemudian jadi pilot, lalu mau jadi masinis ... kira-kira apa yang harus dia persiapkan?

Makassar, 15 Desember 2013


Mudah-mudahan usiamu panjang dan bekah ya Athifah ^_^
Baca selengkapnya

Saatnya Setiap Anak Merasakan Menjadi Bintang

Saya beruntung sekali menjadi blogger Makassar. Ajang-ajang keren sering sekali dilaksanakan di kota ini, merujuk sebagai “kepentingannya” sebagai kota terbesar di Indonesia timur. Salah satu yang saya kunjungi baru-baru ini adalah Bebestar Mall Performance di Mall Panakukang, yang berlangsung pada tanggal 30 November dan 1 Desember 2013.

Hai … menjadi warga kota saja sudah beruntung, tak perlu menjadi blogger toh?
Waaah jelas beruntung sekali menjadi blogger, punya kesempatan untuk menyaksikan sekaligus menuliskan reportasenya, kemudian menyebarluaskan pesan-pesan dari ajang-ajang keren itu agar makin banyak orang yang mendapatkan manfaatnya selain saya.

Seperti Bebestar Mall Performance ini. Ajang ini bukan hanya menghadirkan penampilan 15 Bebestar terbaik kota Makassar, dan menjadi tempat penukaran poin yang sudah dikumpulkan konsumennya. Di ajang ini pula, si kecil yang belum sempat mendaftar Bebestar 2, dapat merekam kembali bakatnya di Bebestar Wild Card.   
Baca selengkapnya
Belajar dari Kisah Inspiratif di Balik Tragedi Bintaro

Belajar dari Kisah Inspiratif di Balik Tragedi Bintaro

Berita kecelakaan yang memakan korban jiwa selalu menyentak. Mengingatkan semua orang bahwa maut bisa tiba-tiba datang tanpa diduga sebabnya, tanpa disangka caranya.

Hari Senin, tanggal 9 Desember, pukul 11.25 WIB, terjadi tabrakan antara antara KRL (kereta rel listrik) Commuter Line jurusan Serpong-Tanah Abang dengan mobil tangki Pertamina di pintu perlintasan Pondok Betung, Bintaro.

Tujuh orang meninggal. Tiga di antaranya adalah Darmah Prasetyo (25) masinis, Agus Suroto (24) asisten masinis, Sopyan Hadi (20) – teknisi commuter line. Bukan hanya keluarga korban yang merasakan duka, melainkan juga seluruh rakyat Indonesia.
Baca selengkapnya

Sepuluh Tahun untuk Setangkai Bunga Kering

Judul film: BUNGA KERING PERPISAHAN

Pemain: Rara Nawangsih sebagai Dewi, Arthur Brotolaras sebagai Albert

Penulis naskah: Novia Faizal berdasarkan puisi esai Denny JA “Atas Nama Cinta”

***


Dewi nama perempuan manis berjilbab itu. Hatinya dirundung duka mendalam ketika Joko Legowo – suaminya meninggal pada usia 10 tahun pernikahan mereka. 10 tahun Dewi mengabdi sepenuh hati. Begitu pun ketika mereka tak kunjung dikaruniai momongan dan Joko jatuh sakit, ia terus menyemangati suaminya. Kematian  pasti menyisakan jejak-jejak beraroma Joko dalam relung sukma Dewi.
Baca selengkapnya

Para Pecinta Pasukan Bintang

Saya mengenal nama KPAJ – Komunitas Pecinta Anak Jalanan sejak bergabung dengan komunitas blogger Anging Mammiri. Salah seorang anggotanya – Khie (Rezkiani) namanya, merupakan pengurus komunitas ini.

Sebagai kota yang berproses menjadi kota metropolitan, Makassar memiliki satu problem yang sama dengan Jakarta sebagai imbas berpindahnya penduduk dari berbagai daerah ke kota ini, yaitu: berkeliarannya anak-anak jalanan di mana-mana, terutama di titik-titik keramaian, di jalan-jalan poros.

Tak jarang mereka dimanfaatkan sebagai ladang rezeki oleh orang-orang dewasa yang bertindak sebagai “penyalur tenaga kerja”, diorganisir menjadi peminta-minta di jalanan.
Baca selengkapnya

Hiruk-Pikuk dan Cemong-Cemong di Wajah Losari

Ahad pagi  itu, matahari bersinar cukup terik. Rasanya sudah siang saja padahal waktu baru menunjukkan pukul 8 pagi. Sepeda motor kami berhenti di sebelah selatan masjid terapung – Amirul Mukminin karena jalan Penghibur masih ditutup.

Ramai sekali area sekitar masjid Amirul Mukiminin. Banyak pedagang yang menebar barang dagangannya di situ. Sesak malah menurut saya. Jadi seperti pasar. Lapak-lapak yang dibangun amat seadanya itu banyak yang beratapkan tenda plastik. Namun tak sedikit juga yang hanya menggelar tikar plastik, hanya beratapkan langit cerah pantai Losari.

Dari pintu gerbang saja sudah ada pedagang yang mangkal. Jualannya berupa pakaian cakar (cap karung), maksudnya pakaian-pakaian bekas impor yang pengepakannya dikarungkan.
Baca selengkapnya

Semangat Berlayar Bersama Anging Mammiri

Kalau saya seserius komunitas blogger Anging Mammiri, usia ngeblog saya sama dengannya: 7 tahun. Sayangnya saya berhenti di tahun 2009 dan baru mulai lagi di awal tahun 2011.

Saat Anging Mammiri mengadakan acara pada tahun 2007, suami saya menghadirinya. Waktu itu itu ketuanya, yang juga founder-nya adalah Irayani Queencyputri yang akrab disapa Rara. Pulangnya suami saya membawa oleh-oleh (hadiah bertanya), berupa sebuah buku berjudul Makassar di Panyingkul! Pilihan Kabar Orang Biasa 2006 – 2007.

Saya kagum sekali dengan para penulis buku ini dan suka sekali dengan karya-karya mereka. Tak dinyana hingga saat ini, aktifitas ngeblog telah mempertemukan saya dengan satu orang penting yang berada di balik buku ini dan beberapa orang di antara penulisnya, yaitu: kak Lily Yulianti Farid, Anwar Jimpe Rahman, kak Luna Vidya, M. Aan Mansyur, dan Winarni.
Baca selengkapnya

Proyek Monumental: Terus Membangun Prasasti Sejarahku

Dunia menulis dan blogging makin membuat saya jatuh hati. Ternyata banyak hal yang bisa saya peroleh dan lakukan daripada yang semula saya bayangkan. Awalnya saya menulis untuk mendokumentasikan kehidupan serta pikiran dan renungan sederhana saya. Dengan harapan kelak bisa menjadi prasasti sejarah saya yang bisa diakses anak-cucu saya, untuk diambil manfaat dan hikmahnya.

Rupanya makin lama saya semakin jatuh cinta dengan dunia ini karena menemukan hal-hal lain yang tak terduga sebelumnya, seperti:

Indahnya berbagi melalui menulis

Dapat berbagi kepada banyak orang sehingga kemudian bisa menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Misalnya setelah menulis tentang sebuah panti asuhan, beberapa orang mengalirkan bantuannya kepada panti asuhan tersebut. Juga setelah menurunkan tulisan tentang anak-anak kampung pemulung, seorang sahabat dunia maya langsung tergerak untuk mengirimkan aneka buku bacaan kepada anak-anak itu.
Baca selengkapnya

Roma: Serving Goodness, Happiness, and Prizes

27 November pagi.

Langit tak lagi cerah. Senyum sang mentari memudar perlahan, berganti dengan rona gelap di wajah langit. Tetes-tetes air jatuh juga, membasahi bumi Makassar. Untungnya tak deras sehingga saya dan bu Zul Khaeriyah bisa mengenakan jas hujan, berboncengan menuju hotel Arya Duta, tempat Media Gathering mengenai peluncuran logo baru biskuit Roma dilaksanakan.

Saat kami tiba, sudah mulai banyak undangan yang hadir. Para jurnalis dan blogger ini berbincang santai di dalam dan luar ruang Masamba 5. Beberapa orang menikmati minuman hangat dan camilan yang disediakan. Ada pisang goreng, otak-otak dan tentu saja aneka produk Mayora – produsen biskuit Roma.
Baca selengkapnya

SunCo Goes to Makassar: Bertemu Kawan-Kawan Dunia Maya

Hari Sabtu, tanggal 23 adalah salah satu hari yang saya nanti-nanti di bulan November ini. Hari ini SunCo mengadakan acara terbuka untuk komunitas-komunitas Makassar di food court Kampung POPSA. Acara bertajuk SunCo Goes to Makassar ini merupakan rangkaian dari hadiah berupa trip kuliner yang diberikan kepada 6 pemenang lomba blog SunCo. Senang sekali rasanya, mereka yang biasanya hanya berinteraksi di dunia maya, bisa bersua di dunia nyata pada hari ini.

Yeayyy … Kopdar !!!

Tak hanya para pemenang lomba blog SunCo, saya juga bertemu dengan kawan-kawan blogger yang selama ini walaupun sama-sama tinggal di Makassar hanya berinteraksi di dunia maya. Setelah registrasi peserta, saya bertemu pak Hariyanto Wijoyo beserta istrinya – mbak Wieka Wintari. Juga bertemu dengan Isyaana.
Baca selengkapnya

Perempuan, Ayo Menulis (3)

Tulisan ini merupakan lanjutan dari 4 tulisan sebelumnya:

***

Ahad pagi ini saya awali dengan bersemangat karena masih akan mengikuti workshop hari kedua yang dilaksanakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan Development and Peace untuk komunitas-komunitas perempuan di Makassar.

Sebenarnya saya terganggu dengan nyanyian, tepatnya teriakan-teriakan yang terdengar seperti menyanyi, yang dilakukan oleh seorang remaja tetangga tepat di pagar rumah kami. Syukurnya, saya masih merasakan tidur yang cukup memberi energi untuk hari yang cerah ini.
Baca selengkapnya

Perempuan, Ayo Menulis (2)

Tulisan ini merupakan tulisan keempat, oleh-oleh dari workshop menulis yang diselenggarakan oleh AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Makassar, bekerjasama dengan Development and Peace untuk komunitas-komunitas perempuan di Makassar. Tulisan-tulisan terdahulu:

***

Saya memilih tak naik ke kamar di lantai 3 karena hendak secepatnya menyelesaikan dua tugas yang diberikan pak Uslimin. Lebih efisien bagi saya untuk shalat di mushala di dekat ruang pelatihan. Hanya makan waktu beberapa menit untuk bisa secepat mungkin kembali menekuni tugas yang sudah mulai saya kerjakan.
Baca selengkapnya

Perempuan, Ayo Menulis (1)

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari dua tulisan sebelumnya:
  1. Sinergi Berbagai Warna dalam Berbaurnya 14 Komunitas 
  2. Jalan Alternatif Agar Perempuan Lantang Bersuara

Salah satu daya tarik pelatihan ini bagi saya adalah materi MENULIS NON FIKSI, yang dibawakan oleh pak Uslimin, wakil pemimpin redaksi harian Fajar. Ini sehubungan dengan minat saya kepada penulisan non fiksi. Mengenai penulisan non fiksi ini, pak Uslimim memaparkan dua hal, yaitu cara menulis berita dan ficer (feature).

Berita

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita adalah: cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar.
Baca selengkapnya

Rezeki di Pasar Kaget

Pasar (kaget) Buakana, pagi itu.

Satu lapak, lewat.
Lapak berikut, lewat.
Motor kami berhenti tepat di depan lapak kelima. Saya pun turun dari motor, dan menanyakan harga sayur-sayuran yang saya incar. Masih ada lapak keenam dan ketujuh tetapi kami tak berhenti di situ.

Tak ada pertimbangan logika. Barang dagangan lapak-lapak sayur itu nyaris sama semua. Apa yang saya cari ada semua di kelima lapak itu. Juga ada di lapak-lapak berikutnya. Semuanya sama-sama menjual labu kuning, labu siam, jagung, dan wortel.

Baca selengkapnya

Jalan Alternatif Agar Perempuan Lebih Lantang Bersuara


Saya memilih berhati-hati untuk terlibat dalam tema perempuan. Takut terikut arus yang kebablasan dalam menuntut penyetaraan jender. Namun saat membaca SMS berisi undangan workshop menulis yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), saya tak pikir panjang lagi.

Saya harus mengambil kesempatan ini. Setahu saya yang  tergabung dalam AJI adalah para jurnalis idealis. Maka saya berpikir, tak mungkinlah AJI menyeru kepada tuntutan penyetaraan jender yang kebablasan.

Awalnya undangan untuk saya itu ditujukan kepada komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar di mana saya bergabung. Namun mengingat saya juga tergabung ke dalam komunitas yang anggotanya perempuan semua: Kumpulan Emak-Emak Blogger (KEB), maka saya mencoba menanyakan apakah masih ada satu jatah kursi lagi untuk KEB.
Baca selengkapnya
Ibu Rumahtangga, Anomali dan Profesi

Ibu Rumahtangga, Anomali dan Profesi

“Mengajar di mana, Bu?” tanya seorang ibu.

Sepersekian detik saya bingung, apa yang menyebabkannya bertanya seperti itu. Kemudian saya tersadar, barangkali buku di tangan saya yang menyebabkannya bertanya demikian.

Di tangan saya ada buku favorit saya. Judulnya “Titik Ba: Paradigma Revolusioner dalam Kehidupan dan Pembelajaran” karya Ahmad Thoha Faz. Mungkin kata “pembelajaran” yang diasosiasikan ibu itu dengan kata “mengajar” yang terdapat dalam pertanyaannya.

Saya biasa membaca buku jika sedang menunggu. Daripada bengong atau mengkhayal, lebih baik membaca. Karena bukan penikmat fiksi, buku yang saya baca adalah buku non fiksi. Bukan buat gaya-gayaan. Hanya masalah selera. Saya memang sulit menikmati buku-buku fiksi. Anehnya, membaca fiksi malah bisa menjadi beban bagi saya kalau tidak ada hal luar biasa dari buku itu yang membuat saya tertarik.
Baca selengkapnya

Sinergi Berbagai Warna Dalam Berbaurnya 14 Komunitas Perempuan

Development and Peace bersama AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Makassar mengadakan pelatihan menulis selama dua hari di hotel Grand Imawan, mulai tanggal 16 November 2013 – 17 November 2013. Pelatihan ini diselenggarakan gratis, untuk perwakilan dari 15 komunitas yang mewakili perempuan di Makassar.

Sayangnya tak semua komunitas yang diundang memanfaatkan ajang bermanfaat ini. Kegiatan ini dihadiri oleh 14 utusan dari 14 komunitas berbeda. Yaitu:
  • Tari Artika Sari mewakili KPAJ (Komunitas Pencinta Anak Jalanan)
  • Zul Khaeriyah mewakili IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar
  • Nurul Rejeki mewakili Penyala Makassar
Baca selengkapnya
Masuk Neraka Siapa Takut: Utang yang Terbayar

Masuk Neraka Siapa Takut: Utang yang Terbayar

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi “undangan hajatan” di blog sobat blogger Hariyanto Wijoyo. Amat sulit menuliskannya karena harus membongkar aib sendiri dan berusaha menutupi yang lainnya. Namun bukan maksud saya menyebar aib orang-orang yang terkait di dalamnya makanya nama-nama yang terlibat saya rahasiakan. Mudah-mudahan tulisan ini menjadi pengingat bagi saya untuk tidak melakukannya lagi dan bisa menjadi bahan pelajaran untuk siapa pun yang mau belajar bersama saya.
Saya ditunjuk kawan-kawan angkatan untuk menjadi bendahara sebuah kegiatan bersama di daerah lain. Sebut saja itu kegiatan EST. Tanggal keberangkatan kami sudah ditentukan. Sebagian besar dana sudah terkumpul. Tiba-tiba pada suatu sore, A menyatakan hendak meminjam dana kami sebesar Rp. 500.000.

“Lusa dikembalikan,” demikian penegasan A.
Baca selengkapnya

Saatnya Menyetarakan Kenyamanan dengan Hemat Energi

Secara global, keadaan bumi ini menuju krisis. Paru-paru dunia berkurang, polusi dalam berbagai bentuk meningkat, efek rumah kaca menyebabkan pemanasan global. Persediaan sumber energi dari fosil juga berkurang sementara penerapan energi alternatif yang terbarukan belum ready to use dari segi kuantitas dan harga bagi masyarakat kebanyakan. Memang sudah ada tapi baru segelintir yang menikmatinya.

Tanpa tsunami dan badai topan haiyan pun, secara perlahan tapi pasti manusia telah mendatangkan bencana bagi dirinya sendiri. Perilaku tak menjaga lingkungan banyak dilakukan. Banjir, tanah longsor, kekurangan air, pendangkalan kanal dan sungai, terjadi bersamaan dengan ledakan jumlah penduduk, kemiskinan, serta wabah penyakit menjadi ancaman besar bagi kenyamanan hidup umat manusia.

Hidup di bumi makin terasa tak nyamannya, terlebih lagi buat orang-orang kebanyakan. Bagi mereka yang bisa membeli atau mencicil rumah di lingkungan yang asri, dengan developer pecinta “properti hijau” misalnya, masih bisa merasakan hidup nyaman. Namun tak demikian dengan kebanyakan orang Indonesia yang harus rela berdesak-desakan dalam petak-petak sempit atau rumah-rumah sederhana yang dibangun oleh developer nakal yang tidak memperhatikan mutu bangunan, estetika, aliran udara dalam rumah, dan kelestarian lingkungan. Belum lagi kekurangan produksi energi listrik di banyak wilayah melengkapi kesulitan masyarakat.
Baca selengkapnya

Laptop Idaman Emak (yang Sok) Aktif

Jangan anggap remeh ibu rumahtangga. Ibu rumahtangga memang sehari-harinya aktif dengan pekerjaan rumahtangga. Ungkapan kasarnya: tak jauh-jauh dengan urusan sumur-dapur-kasur, mulai dari terbit matahari hingga terbenam matahari.

Namun ibu rumahtangga yang (sok) aktif menulis seperti saya ini, pikirannya juga aktif. Coba saja tanya pada kawan-kawan di Kumpulan Emak-Emak Blogger, mereka pasti membenarkan pernyataan saya ini (bilang iya ya Maak kalo ada yang nanya, pliiiis).

Walau setiap hari dikelilingi dengan keribetan mengurus ketiga buah hati, dan pekerjaan rumahtangga yang tak ada habisnya, pikiran saya aktif menjelajah. Menembus batas dunia, juga merasuk dan meresapi kedalaman batin (tsaah).
Baca selengkapnya

OPPO N1 Asli, Bukan KW

Kini saatnya perangkat teknologi asal Cina “unjuk gigi”. Jika biasanya produk Cina terkenal dengan kualitas “KW”-nya yang berusaha menyamai produk yang lebih unggul dari segi tampilan dan menyampingkan kualitas, melalui OPPO N1 hal ini tertepis.
Baca selengkapnya

Cerita ABG Masa Lalu: Reuni

Cerita ABG masa lalu saya adalah kehidupan “linier” yang bahagia. Saya beruntung tak pernah ada hal-hal yang menyimpang dari batas-batas norma susila yang saya alami ataupun saksikan.

Mengenang masa remaja, sekali lagi – saya merasa amat beruntung. Dulu belum ada istilah HP atau gadget. E-mail saja belum populer. Ada juga sih  cerita penyimpangan susila, tapi tak sebanyak sekarang. Rasanya, masa-masa itu kehidupan remaja lebih bersih daripada sekarang.

Siang itu di inbox saya masuk pesan dari Rina - seorang sahabat masa SMA. Mengabarkan akan diadakannya acara reuni pada keesokan harinya di sebuah resto yang berada dalam sebuah hotel berbintang di Makassar. Reuni disponsori Wanti yang disapa “ibu bup” oleh teman-teman.
Baca selengkapnya

Laptop Idaman Keluarga Heboh

4 user name di notebook kami
Ribut. Itu yang terjadi kalau si bungsu Afyad mengutak-atik setting game Ricochet Lost World. Affiq yang merasa sudah bersusah-payah mengatur setting-nya terganggu karenanya. Game ini berbeda dengan Ricochet konvensional. Saya sendiri tidak tahu cara memainkannya, saya hanya tahu dari Affiq bahwa dalam memainkan Ricochet Lost World, pemain bebas menentukan setting yang dikehendakinya.

Keributan juga terjadi kalau Afyad mengutak-atik setting akun milik Athifah. Athifah marah-marah sampai membuat Afyad sesenggukan. Si bungsu itu baru tenang setelah dipeluk dan ditepuk-tepuk mesra punggungnya oleh Athifah. Notebook kami diatur memiliki 4 user name, atas nama saya, Affiq, Athifah, dan Afyad. Namun sesekali Afyad dibolehkan bermain pada akun Athifah. 
Baca selengkapnya

Pernikahan Maya

Setelah beberapa kali mengunjungi blog Nurmayanti Zain yang akrab disapa Maya di http://nurmayantizain.com, saya akhirnya tahu kalau ia kuliah di jurusan tempat saya menimba ilmu dulu. Bedanya, Maya kemudian menjadi dosen di jurusan tersebut, sementara saya cukup menjadi dosen bagi anak-anak kandung saya saja J.

Suatu ketika, Rini seorang sahabat yang berprofesi sebagai dosen di Politeknik UNHAS mengunjungi saya. Lama tak bersua, kami ingin melepas kangen. Sewaktu membukakan pintu untuknya, Rini berkata bahwa ada seseorang yang ingin menemui saya.

“Siapa dia?” saya bertanya-tanya dalam hati. Namun saya tersenyum jua pada seorang gadis manis berjilbab panjang itu. Gadis manis itu tersenyum, mengulurkan tangannya sembari berkata, “Saya Maya, Kak.”
Baca selengkapnya

Perebutan Kursi

Acara pernikahan di gedung-gedung di kota ini zaman sekarang, jumlah kursi yang disediakan di dalamnya kira-kira 10% dari tamu yang diundang. Saat tetamu butuh kursi, jamak terjadi perebutan kekuasaan. Entah bagaimana seharusnya aturan mainnya. Saya kira kalau kursi sudah ditinggalkan berarti bisa diduduki.
Baca selengkapnya
Athifah Mau Ganti Nama

Athifah Mau Ganti Nama

Pagi itu Athifah berkeras, namanya diganti menjadi Putri Nadia.
Saya bilang, "Kalau mau ganti terserah, tapi Mama tidak mau. Athifah Linnia itu nama yang paling bagus sedunia"

Siapa lagi yang kasih dia inspirasi untuk mengganti nama? Oya Mama baru ingat, bulan April lalu Athifah pernah minta diganti namanya menjadi Putri (kisahnya baca di sini).

Iseng, Mama menuliskan tentang hal ini di status facebook-nya. Seorang kawan berkomentar, “Jangan mau, Mbak. Ntar dipanggil ‘Bunda Putri’.”
Iya juga sih. Mama bakal jadi bundanya Putri.
Tiba-tiba saja, Mama merasa mendapatkan jawaban untuk menolak permintaan Athifah kalau-kalau hal ini dibahasnya lagi.
Baca selengkapnya

Kitab Sakti Bagi yang Ingin Unggul

Penulis: Riawani Elyta dan Oci Yonita Marhari
ISBN: 978-602-8277-95-2
Penerbit: Indiva
Ketebalan: 200 halaman
Dimensi: 14 cm x 20 cm x 1 cm
Harga: Rp. 28.000

Disambut dengan pengantar yang sarat makna dari Afifah Afra, membuat saya bersemangat membaca buku ini. Afifah memotivasi remaja, mengapa perlu membaca Kitab Sakti Remadja Oenggoel. Ia memberi contoh tentang orang-orang yang sukses di usia muda seperti Mark Zuckenberg (sukses pada usia 24 tahun), Usamah bin Zaid (terpilih menjadi panglima perang pada usia 18 tahun), dan Imam Syafi’i (menjadi mufti di usia 15 tahun). Ada satu persamaan yang patut dicermati dari mereka, yaitu: mereka memanfaatkan dengan baik usia remaja mereka.

Buku ini terdiri atas 3 bab yang terpecah lagi menjadi 7 sub bab, dalam nama-nama yang diawali kata “jurus” seperti 3 Jurus Taichi Master, 1 Jurus Kamehameha, dan 3 Jurus Tifan Pokhan. Isinya adalah langkah-langkah terstruktur dan detil untuk remaja agar dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan gaya bahasa yang amat gaul, buku ini mestinya dapat menarik remaja untuk melahap isinya.
Baca selengkapnya

Merah Muda Bernoda

Jam dinding menunjukkan pukul empat belas lewat.
“Mama … Saya baru pulang,” Athifah menghampiri saya. Sesungging senyum terbentuk di bibir mungilnya.

Hari itu Athifah pulang sekolah lebih awal karena ada rapat guru.  Masih pukul 9 pagi ia sudah keluar kelas. Sepertinya rapat itu berlangsung mendadak karena tak ada catatan tentang rapat guru dan pulang lebih cepat di buku penghubung Athifah. Untung saja ayah Rasika – teman sekelas Athifah mengetahui perihal rapat itu dan mengikutkan Athifah di sepeda motornya ketika menjemput Rasika.

Ayah Rasika tak langsung mengantar Athifah pulang ke rumah, ia menurunkan Athifah bersama Rasika di rumah mereka lalu melanjutkan aktivitasnya. Rasika tinggal bersama orangtuanya, dekat dari rumah kami dan kami sudah sering bergantian menjemput anak-anak itu. Kalau orangtua Rasika yang tidak bisa menjemput maka gantian Rasika yang diikutkan di sepeda motor kami. Saat suami saya datang menjemput, Rasika menahan Athifah untuk bermain bersamanya, sampai pukul 14 lewat.
Baca selengkapnya

Laptop Idaman Perempuan Keren

Perempuan Keren Itu …


Apa kaum lelaki pernah mengatakan lelaki lain “keren”? Hm … sepertinya jaraaaaang sekali ya? Lelaki biasanya tidak suka atau tidak mau mengatakan lelaki lain keren.

Ini saya sadari ketika menghadiri pernikahan seorang teman di zaman kuliah dulu, di mana acaranya menggunakan hijab yang memisahkan lelaki dan perempuan. Jadinya saya dan teman-teman perempuan tak bisa melihat pengantin laki-lakinya. Kepada seorang teman – sebut saja namanya Rudal, kami bertanya tentang suami Anti (bukan nama sebenarnya) – sang pengantin perempuan, “Dal, bagaimana suaminya Anti, cakepkah?”
Baca selengkapnya

Philips Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Melalui Lomba Menulis

Seorang ibu selain menjadi sosok yang dekat di hati dan pikiran kita. Ibu juga merupakan sosok penting dalam merawat keluarga. Mulai dari membesarkan anak hingga memastikan kesehatan tiap anggota keluarga, peran seorang ibu tak dapat tergantikan. Namun tahukah Anda kalau masih ada berbagai tantangan yang harus dihadapi seorang ibu dalam merawat keluarga?  
Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) menunjukkan peningkatan pada jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif sejak 2009-2012, namun masih banyak ibu yang berkarir yang sulit untuk menyusui selama 6 bulan pertama.  
Sementara itu, memastikan nutrisi keluarga juga dapat menjadi pekerjaan yang melelahkan bagi Ibu terutama ketika pola hidup cepat menuntut solusi menyiapkan makanan yang cepat saji. Data 2010 dari Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) menunjukkan persentasi penderita obesitas meningkat lebih dari 21%. Untuk itu, kirimkan ide Anda tentang inovasi yang dapat membantu ibu dalam merawat keluarga
Demikian kutipan dari web Philips, tentang tema “Inovasi untuk Membantu Ibu dalam Merawat Keluarga”, salah satu dari 3 tema yang ditawarkan dalam event terbarunya.   
Isu yang satu ini agak sensitif. Kalau terlalu berkoar-koar bisa-bisa dianggap menyudutkan yang tidak/belum sepaham. Tapi sebaiknya isu ini digalakkan mengingat pentingnya ASI eksklusif.
Baca selengkapnya

Perpustakaan Mini Babul Jannah

Adanya perpustakaan mini alias taman bacaan di dekat rumah, disambut baik oleh saya dan suami. Beberapa kali kami ke sana, sekadar membaca atau meminjam buku. Taman bacaan itu diselenggarakan oleh pak Haryadi, seorang pionir dan penggerak berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Melalui bendera yayasan Babul Jannah yang dimilikinya, ia banyak menyeenggarakan kegiatan bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Pak Haryadi yang juga seorang ustadz, diberikan oleh pak lurah yang lalu sekitar 200 eksemplar buku untuk menambah koleksi buku-bukunya (cerita tentang ini pernah saya tuliskan di sini). Kebanyakan berupa non fiksi, tentang aneka pengetahuan populer seperti cara menanam tanaman tertentu, perihal dan problema kesehatan (contohnya seperti pre menstruation syndrome), dan lain-lain. Sebelumnya pak Haryadi sudah memiliki koleksi aneka buku non fiksi, fiksi, dan buku anak.

Saya bersorak dalam hati melihat koleksi buku-buku tambahan itu. Berkah banget buat seorang blogger. Asyiknya, jarak rumah pak Haryadi yang dijadikan taman bacaan dekat sekali dari rumah kami, hanya sekitar 50-an meter.
Baca selengkapnya
Keajaiban Ngeblog untuk Seorang Emak Daerah

Keajaiban Ngeblog untuk Seorang Emak Daerah

Awalnya saya menulis diary saja saat hamil si sulung (sekarang berusia 12 tahun). Pingin punya catatan kehamilan dan kelahirannya. Disimpannya, di hardisk komputer kami. Pelan-pelan bukan hanya diary yang saya tulis, juga hal-hal lain yang menarik perhatian saya. Hal-hal nyata saja, bukan menulis fiksi.

Tahun 2006 suami saya membuatkan blog di blogspot. Saya pun ngeblog sampai tahun 2009 tetapi tersendat-sendat karena harus ke warnet kalau mau update blog. Akhirnya aktivitas ngeblog berhenti karena tiba-tiba saja saya tidak bisa masuk ke blog padahal tidak pernah ganti password, bertepatan dengan itu pula saya hamil anak ketiga.

Bulan Januari tahun 2011 saya memutuskan untuk kembali ngeblog di blog yang baru berbarengan dengan adanya akses internet sendiri yang kami miliki. Saya mulai ikut-ikut audisi menulis, gabung dengan grup-grup menulis/blogger, dan rajin mengisi blog.
Baca selengkapnya
Batita Itu ... Ibunya Masih SMP

Batita Itu ... Ibunya Masih SMP

“Mana ibunya anak ini?”

Spontan pertanyaan itu terlontar dari mulut saya ketika melihat seorang bocah lelaki berusia setahun tengah bermain dengan seorang bocah lelaki berusia 8 tahun.

Batita itu bergerak lincah ke sana ke mari tanpa alas kaki. Saya khawatir melihatnya meniti tiang listrik yang dibaringkan di pinggir jalan itu. Got kecil dekat sekali dengan benda berukuran tabung raksasa itu. Bila keseimbangannya terganggu, ia bisa saja tergelincir dan terbentur, lalu masuk ke dalam got. Waduh, seram amat bayangan saya.

“Mana ibunya?” saya mengulangi lagi pertanyaan itu karena tak menemukan seorang pun perempuan yang layak disebut ibu berada di sekitar anak itu.
Baca selengkapnya

SunCoers, Selamat Datang di Makassar

Saya senang sekali membaca pengumuman pemenang lomba blog SunCo yang berhadiah trip kuliner 3 hari 2 malam di Makassar ini. Para pemenangnya akan diongkosi transportasinya ke Makassar, ditanggung pula akomodasinya. Apa karena saya salah satu pemenangnya? Ho ho bukan. Saya memang ikut tapi kalah.

Lalu kenapa saya senang sekali? Karena dari keenam pemenangnya, saya mengenal 5 di antaranya dan tahu seorang yang lainnya adalah penulis terkenal. Lalu mereka akan ke Makassar, dan mudah-mudahan saja di sela-sela kesibukan mereka nanti, saya bisa kopdar dengan mereka … yeaayy.

Norak ya? Memangnya saya kenal mereka di mana? 4 di antara mereka, saya kenal dari dunia maya, sejak aktif ngeblog.

Oya ini dia nama-nama pemenangnya:
Baca selengkapnya

Laptop Idaman Emak (yang Ngakunya) Lincah

Sebagai emak blogger sok sibuk, Saya punya khayalan yang impossible, yaitu berharap satu hari terdiri atas 30 jam (emak blogger aneh). Ini karena Saya harus benar-benar lincah dalam memanfaatkan waktu yang cuma 24 jam dalam sehari.

Tanpa asisten rumahtangga setengah pun (maksudnya yang bekerja setengah hari pun) dan dengan anggota rumah sebanyak 7 orang, Saya setiap hari dituntut lincah untuk berkali-kali mencuci piring, mencuci pakaian, meladeni anak-anak, dan lain-lain. Mengerjakan semua tugas ini, berusaha lincah pun Saya masih keteteran dan kebablasan, apa lagi jika Saya bergeraknya dengan mode slow motion.

Buat Saya, menulis bagaikan hak azasi. Tak ada yang bisa menggugat ketika Saya sedang flow menulis. Tak ada yang boleh melarang Saya menulis. Dengan menulis, dunia Saya menjadi seimbang. Kalau tidak salah, istilah kerennya “equilibrium”.
Baca selengkapnya
Efek Miris dari Perkembangan Teknologi Gadget

Efek Miris dari Perkembangan Teknologi Gadget

Semua orang tahu, bahwa dampak perkembangan teknologi saat ini bagaikan belati bermata dua. Ada manfaat dan ada pula mudharatnya. Salah satu yang menonjol adalah gadget. Perkembangan teknologinya yang teramat pesat begitu menakjubkan. Semakin hari semakin “cerdas” saja gadget yang beredar. Tetapi, dampak negatifnya tak henti membuat saya tercekat dan membuat pikiran konyol melintas di benak saya, “Andai bisa, Saya ingin menarik kembali ketiga anak saya masuk ke dalam rahim agar mereka terlindungi dari berbagai kejelekan di zaman mendatang.”

Pikiran konyol yang impossible dan bisa menjebak kepada sikap apatis itu segera saya tepis. Ancaman besar itu, mau tak mau harus dihadapi dan diatasi.

Manfaat terbesar gadget adalah tentu saja kemudahan bagi manusia dalam mengerjakan banyak hal, terutama dalam komunikasi. Seorang penulis saat ini bisa menulis di mana saja, baik itu di sela-sela kemacetan, saat sedang menunggu antrian di rumah sakit, dan lain-lain. Fasilitas yang ada di dalam sebuah smart phone memungkinkannya menyimpan tulisan ke dalam gadgetnya.

Dampak buruk gadget, apa lagi setelah digabung dengan kecanggihan internet yang terbesar adalah dalam pengaruhnya terhadap moral remaja bahkan anak-anak kita. Waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, sulung saya pernah bertanya, “Apa itu film bokep, Ma?” Ini karena di antara kawan-kawannya sudah ada yang menonton film bergenre asusila ini. 

Maaf ya teman-teman, lanjutannya ada di sini.  :) Kalau memang berminat melanjutkan membaca dan menyukainya, mohon di-like di link tersebut ya .. terimakasih :) 
Baca selengkapnya

Wonderful Indonesia: Eksotisme Kematian di Tana Toraja

Hari Sabtu kemarin, tetangga sebelah berduka. Rumah mereka dengan rumah kami di antarai oleh sebuah gang kecil. Baru saja 7 bulan yang lalu, Bapak Jum berpulang, sekarang ibunda dari Mama’ Jum – warga di sekitar sini biasa menyebutnya demikian, yang meninggal.

Mama’ Jum yang menjadi muallaf ketika menikah dengan suaminya, mengusahakan penguburan yang sesuai dengan tata cara penguburan berdasarkan keyakinan ibundanya. Dalam keluarga besarnya, ada yang menganut Kristen dan ada yang Islam. Hebatnya, mereka dapat hidup berdampingan dengan damai, tanpa mencampuri urusan keyakinan masing-masing.

Tak dinyana, kakak tertua dari Mama’ Jum yang datang jauh-jauh dari Tana Toraja untuk menghadiri penguburan ibundanya, meninggal dunia tadi malam. Jenazahnya langsung dibawa kembali ke Tana Toraja. Sementara jenazah ibundanya masih bersemayam di rumah duka, hingga prosesi penguburannya dilaksanakan tadi siang.
Baca selengkapnya